Bangkitkan UMKM Saat Covid-19, Koperasi Alumni Unpad Didukung Kemenkop UKM
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) mengapresiasi pembentukan Koperasi Produsen Alumni Indonesia yang akan memayungi para pebisnis UMKM di seluruh Indonesia. Langkah ini sebagai upaya membangkit perekonomian di tengah wabah Covid-19 yang diketahui menghantam semua sektor tidak terkecuali UMKM.
“Untuk membangkitkan ekonomi yang terkena dampak covid, tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah namun juga menjadi tanggungjawab masyarakat,” ujar Asisten Deputi Organisasi dan Badan Hukum Koperasi Deputi Bidang Kelembagaan, Kemenkop UKM, Christina Agustin, A.PI,MM yang hadir dalam penandatanganan akta pendirian koperasi yang digagas oleh para alumni Universitas Padjajaran di Jakarta.
Menurut Christina, Pemerintah akan memberikan suppot untuk mendorong semakin banyak tumbuh UMKM yang berkualitas, makin banyak produk yang akan dihasilkan, yang bisa untuk pasar dalam negeri maupun juga mancanegara. “Sehingga ekonomi kita yang sekarang ini terdampak covid akan semakin cepat untuk pulih," ungkapnya.
"Mengapa karena sektor UMKM ini menjadi pendorong dalam membangkitkan perekonomina nasional. Melalui produk-produk unggulan UMKM di masing-masing daerah yang menopang ekonomi lokal di daerahnya masing-masing,” jelasnya.
Koperasi terang dia, bisa membantu anggotanya untuk mendapatkan fasilitas-fasilitas terkait kebutuhan bahan baku, brand, packaging, pemasaran dan networkingnya. Cikal bakal lahirnya koperasi Produsen Alumni Indonesia, tak bisa dilepaskan dari sosok Dr. Ary Zulfikar, SH, MH yang menjadi inisatornya.
Calon Ketua Alumni Universitas Padjajaran ini dalam blusukan sosialisasi menemukan potensi-potensi UMKM yang dilakukan kalangan alumni. Namun ia melihat usaha tersebut baru sebatas membuat produk, belum ada brand, legal nya dan sebagainya.
“Dari situlah maka kemudian terpikir, untuk mengelola UMKM, membantu memasarkan dan networking agar produk-produk alumni semakin tersebar luas,” jelas Ary Zulfikar yang sehari-hari bekerja sebagai Direktur Eksektif Hukum, LPS.
Kemudian ia menggagas alumni ID untuk mendata produk-produk UMKM, diluar dugaan ternyata respon dari kalangan pelaku usaha UMKM sangat positif. “Hanya dalam waktu dua bulan sudah terdata sekitar 200 produk UMKM hanya dari alumni, produk tersebut bisa dilihat di instagram alumni,” ujarnya.
Karena itu Ary sangat optimis, terbentuknya koperasi produsen alumni Indonesia ini akan berhasil. Karena potensi dan peluang untuk berkembang sangat besar. “Tinggal nanti Koperasi melakukan pemilahan terhadap produk-produk yang homogen, apakah memungkinkan untuk dibuat satu merek tersendiri yang akan dikelola oleh koperasi,” tambahnya.
Menurut Dr. Dewi Tenty Septi Artiany, pengamat dan penggiat koperasi, pembuatan kelembagaan kolektif untuk mengelola brand atau merek menjadi sangat penting dalam mengembangkan bisnis UMKM. “Koperasi bisa menjadi alat untuk mengelola brand, sehingga produk-produk UMKM akan terkelola dengan baik, dari mulai packaging, pemasaran, marketing, iklannya serta networkingnya," jelas Ary.
Sekarang ini masih banyak pelaku bisnis UMKM menempatkan bisnisnya hanya sebagai tambahan, mengisi waktu luang. Sehingga tidak terpikir untuk mengembangkan lebih jauh lagi. “Padahal sebenarnya jika digeluti dengan serius, bisa menjadi core bisnis, yang memberikan hasil lebih baik,mindset ini yang harus dirubah oleh para pelaku bisnis UMKM,” tuturnya.
Karena itu ia sangat mendukung adanya koperasi Produsen Alumni Indonesia, menjadi wadah untuk menaungi para pelaku bisnis UMKM. “Saya sering mendapatkan kiriman contoh-contoh produk UMKM, mereka berkonsultas untuk bagaimana memasarkan produk hingga ke luar negeri,” paparnya.
Nah, Koperasi Alumni bisa menjembatani melakukan pembinaan terhadap UMKM tersebut untuk meningkatkan kualitas produk, packaging dan sebagainya agar produk-produk tersebut layak dipasarkan di luar negeri.
“Untuk membangkitkan ekonomi yang terkena dampak covid, tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah namun juga menjadi tanggungjawab masyarakat,” ujar Asisten Deputi Organisasi dan Badan Hukum Koperasi Deputi Bidang Kelembagaan, Kemenkop UKM, Christina Agustin, A.PI,MM yang hadir dalam penandatanganan akta pendirian koperasi yang digagas oleh para alumni Universitas Padjajaran di Jakarta.
Menurut Christina, Pemerintah akan memberikan suppot untuk mendorong semakin banyak tumbuh UMKM yang berkualitas, makin banyak produk yang akan dihasilkan, yang bisa untuk pasar dalam negeri maupun juga mancanegara. “Sehingga ekonomi kita yang sekarang ini terdampak covid akan semakin cepat untuk pulih," ungkapnya.
"Mengapa karena sektor UMKM ini menjadi pendorong dalam membangkitkan perekonomina nasional. Melalui produk-produk unggulan UMKM di masing-masing daerah yang menopang ekonomi lokal di daerahnya masing-masing,” jelasnya.
Koperasi terang dia, bisa membantu anggotanya untuk mendapatkan fasilitas-fasilitas terkait kebutuhan bahan baku, brand, packaging, pemasaran dan networkingnya. Cikal bakal lahirnya koperasi Produsen Alumni Indonesia, tak bisa dilepaskan dari sosok Dr. Ary Zulfikar, SH, MH yang menjadi inisatornya.
Calon Ketua Alumni Universitas Padjajaran ini dalam blusukan sosialisasi menemukan potensi-potensi UMKM yang dilakukan kalangan alumni. Namun ia melihat usaha tersebut baru sebatas membuat produk, belum ada brand, legal nya dan sebagainya.
“Dari situlah maka kemudian terpikir, untuk mengelola UMKM, membantu memasarkan dan networking agar produk-produk alumni semakin tersebar luas,” jelas Ary Zulfikar yang sehari-hari bekerja sebagai Direktur Eksektif Hukum, LPS.
Kemudian ia menggagas alumni ID untuk mendata produk-produk UMKM, diluar dugaan ternyata respon dari kalangan pelaku usaha UMKM sangat positif. “Hanya dalam waktu dua bulan sudah terdata sekitar 200 produk UMKM hanya dari alumni, produk tersebut bisa dilihat di instagram alumni,” ujarnya.
Karena itu Ary sangat optimis, terbentuknya koperasi produsen alumni Indonesia ini akan berhasil. Karena potensi dan peluang untuk berkembang sangat besar. “Tinggal nanti Koperasi melakukan pemilahan terhadap produk-produk yang homogen, apakah memungkinkan untuk dibuat satu merek tersendiri yang akan dikelola oleh koperasi,” tambahnya.
Menurut Dr. Dewi Tenty Septi Artiany, pengamat dan penggiat koperasi, pembuatan kelembagaan kolektif untuk mengelola brand atau merek menjadi sangat penting dalam mengembangkan bisnis UMKM. “Koperasi bisa menjadi alat untuk mengelola brand, sehingga produk-produk UMKM akan terkelola dengan baik, dari mulai packaging, pemasaran, marketing, iklannya serta networkingnya," jelas Ary.
Sekarang ini masih banyak pelaku bisnis UMKM menempatkan bisnisnya hanya sebagai tambahan, mengisi waktu luang. Sehingga tidak terpikir untuk mengembangkan lebih jauh lagi. “Padahal sebenarnya jika digeluti dengan serius, bisa menjadi core bisnis, yang memberikan hasil lebih baik,mindset ini yang harus dirubah oleh para pelaku bisnis UMKM,” tuturnya.
Karena itu ia sangat mendukung adanya koperasi Produsen Alumni Indonesia, menjadi wadah untuk menaungi para pelaku bisnis UMKM. “Saya sering mendapatkan kiriman contoh-contoh produk UMKM, mereka berkonsultas untuk bagaimana memasarkan produk hingga ke luar negeri,” paparnya.
Nah, Koperasi Alumni bisa menjembatani melakukan pembinaan terhadap UMKM tersebut untuk meningkatkan kualitas produk, packaging dan sebagainya agar produk-produk tersebut layak dipasarkan di luar negeri.
(akr)