Pastikan Pangan Tetap Tersedia, Petani di Bima Percepat Tanam
loading...
A
A
A
JAKARTA - Demi memastikan ketersediaan pangan, para petani di Desa Karumbu, Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, melakukan percepatan tanam. Situasi pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat petani untuk menanam.
Kegiatan tanam padi para petani di Desa Karumbu dilaksanakan dengan total sasaran tanam seluas 150 hektar (ha). Secara umum padi yang ditanam adalah varietas Mekongga, Ciherang, dan Inpari 32.
Menurut PPL Nuryani, kegiatan penanaman ini dilakukan memenuhi pangan masyarakat. "Selain itu juga sebagai upaya mendukung kegiatan Percepatan Tanam untuk Musim Tanam II (Periode April-Juli tahun 2020)," kata Nuryani, didampingi staf lapangan Sri Wahyuni, Kamis (21/5/2020).
Desa Karumbu berjarak sekitar 54 km dari Kota Bima dan menjadi salah satu desa pelaksana Program IPDMIP yang termasuk dalam kawasan Daerah Irigasi Diwu Sadundu. Pada tahun 2019, para petani yang berasal dari beberapa poktan di desa tersebut telah mengikuti kegiatan Sekolah Lapang (SL) yang difasilitasi Program IPDMIP.
Salah satu diantaranya adalah Poktan La U’a yang memiliki anggota sebanyak 54 orang dengan target tanam pada MT II 2020 ini seluas 17,30 ha.
Berdasarkan data lapangan bahwa dari 54 petani anggota Poktan La U’a, 25 orang diantaranya merupakan alumni peserta kegiatan SL Program IPDMIP Tahun 2019, dimana sekitar 24% petani alumni SL tersebut telah menerapkan teknologi Jarwo di lahan usaha taninya.
Selain dikawal oleh PPL dan Staf Lapangan, kegiatan ini juga dipantau langsung oleh Kepala Desa Karumbu Murthalib M. Said. Menurut Kades, pemantauan ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan penanaman yang dilaksanakan oleh para petani.
"Sehingga Pemerintahan Desa dapat memprediksi kondisi stok pangan masyarakat untuk beberapa bulan ke depan, lebih-lebih dalam menghadapi kemungkinan terus merebaknya wabah Covid-19," papar Murthalib.
Selain itu, Kades juga ingin melihat secara langsung tingkat penerapan teknologi oleh para petani alumni SL Program IPDMIP di desanya. Karena menurut pantauan Pemerntahan Desa bahwa sejak diperkenalkannya teknologi Jajar Legowo yang difasilitasi melaui Program IPDMIP, banyak manfaat yang dirasakan oleh warganya.
"Terutama dari aspek produktivitas yang rata-rata mengalami peningkatan hingga 15,9% bila dibandingkan dengan usaha tani konvensional yang digeluti para petaninya selama ini. Selain itu, melalui Program IPDMIP, pemerintah Desa juga memperoleh dukungan yang kuat dari berbagai pihak terkait, khususnya dari Dinas Pertanian dan Perkebunan, PUPR dan Bappeda," katanya.
Dukungan itu baik dalam bentuk sinergitas antar lembaga maupun bimbingan teknis petugas lapangan dari masing-masing Instansi tersebut. Termasuk dalam mengedukasi para petani terkait dengan protap standar dalam beraktifitas di situasi pandemi Covid-19 saat ini.
Untuk itu, Murthalib M.Said, atas nama masyarakat dan Pemerintahan Desa Karumbu menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah, baik Pemerintah Kabupaten Bima maupun Kementerian Pertanian, PUPR dan Kemendagri yang telah mempercayakan Desa Karumbu sebagai salah satu Desa pelaksana kegiatan IPDMIP.
"Semoga program pembelajaran masyarakat seperti IPDMIP ini ke depannya terus memperoleh dukungan untuk dapat tetap eksis dilaksanakan," katanya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengatakan percepatan tanam adalah kunci untuk menjaga ketahanan pangan.
"Dalam kondisi seperti ini, lakukan percepatan tanam. Semua harus turun ke lapangan, petani harus tanam, penyuluh juga harus tanam. Kalau kita sudah tanam, pangan sudah digenggaman. Itu adalah kunci ketahanan pangan," tutur Dedi dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (21/5/2020).
Sementara. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan jika dalam kondisi pandemi Covid-19 ini, Indonesia harus berdiri dengan kemampuannya sendiri.
"Kita canangkan Gerakan Ketahanan Pangan Nasional. Kita ingin produktivitas ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Sebab dalam kondisi ini kita tidak bisa mengimpor dari negara lain. Kita harus berdiri dengan kaki kita sendiri. Kita harus maksimalkan hasil panen untuk memenuhi kebutuhan pangan," katanya.
Lihat Juga: Gerak Cepat Atasi Kekeringan, Kementan Sabet Penghargaan Komunikasi Publik Terbaik di AMH 2024
Kegiatan tanam padi para petani di Desa Karumbu dilaksanakan dengan total sasaran tanam seluas 150 hektar (ha). Secara umum padi yang ditanam adalah varietas Mekongga, Ciherang, dan Inpari 32.
Menurut PPL Nuryani, kegiatan penanaman ini dilakukan memenuhi pangan masyarakat. "Selain itu juga sebagai upaya mendukung kegiatan Percepatan Tanam untuk Musim Tanam II (Periode April-Juli tahun 2020)," kata Nuryani, didampingi staf lapangan Sri Wahyuni, Kamis (21/5/2020).
Desa Karumbu berjarak sekitar 54 km dari Kota Bima dan menjadi salah satu desa pelaksana Program IPDMIP yang termasuk dalam kawasan Daerah Irigasi Diwu Sadundu. Pada tahun 2019, para petani yang berasal dari beberapa poktan di desa tersebut telah mengikuti kegiatan Sekolah Lapang (SL) yang difasilitasi Program IPDMIP.
Salah satu diantaranya adalah Poktan La U’a yang memiliki anggota sebanyak 54 orang dengan target tanam pada MT II 2020 ini seluas 17,30 ha.
Berdasarkan data lapangan bahwa dari 54 petani anggota Poktan La U’a, 25 orang diantaranya merupakan alumni peserta kegiatan SL Program IPDMIP Tahun 2019, dimana sekitar 24% petani alumni SL tersebut telah menerapkan teknologi Jarwo di lahan usaha taninya.
Selain dikawal oleh PPL dan Staf Lapangan, kegiatan ini juga dipantau langsung oleh Kepala Desa Karumbu Murthalib M. Said. Menurut Kades, pemantauan ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan penanaman yang dilaksanakan oleh para petani.
"Sehingga Pemerintahan Desa dapat memprediksi kondisi stok pangan masyarakat untuk beberapa bulan ke depan, lebih-lebih dalam menghadapi kemungkinan terus merebaknya wabah Covid-19," papar Murthalib.
Selain itu, Kades juga ingin melihat secara langsung tingkat penerapan teknologi oleh para petani alumni SL Program IPDMIP di desanya. Karena menurut pantauan Pemerntahan Desa bahwa sejak diperkenalkannya teknologi Jajar Legowo yang difasilitasi melaui Program IPDMIP, banyak manfaat yang dirasakan oleh warganya.
"Terutama dari aspek produktivitas yang rata-rata mengalami peningkatan hingga 15,9% bila dibandingkan dengan usaha tani konvensional yang digeluti para petaninya selama ini. Selain itu, melalui Program IPDMIP, pemerintah Desa juga memperoleh dukungan yang kuat dari berbagai pihak terkait, khususnya dari Dinas Pertanian dan Perkebunan, PUPR dan Bappeda," katanya.
Dukungan itu baik dalam bentuk sinergitas antar lembaga maupun bimbingan teknis petugas lapangan dari masing-masing Instansi tersebut. Termasuk dalam mengedukasi para petani terkait dengan protap standar dalam beraktifitas di situasi pandemi Covid-19 saat ini.
Untuk itu, Murthalib M.Said, atas nama masyarakat dan Pemerintahan Desa Karumbu menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah, baik Pemerintah Kabupaten Bima maupun Kementerian Pertanian, PUPR dan Kemendagri yang telah mempercayakan Desa Karumbu sebagai salah satu Desa pelaksana kegiatan IPDMIP.
"Semoga program pembelajaran masyarakat seperti IPDMIP ini ke depannya terus memperoleh dukungan untuk dapat tetap eksis dilaksanakan," katanya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengatakan percepatan tanam adalah kunci untuk menjaga ketahanan pangan.
"Dalam kondisi seperti ini, lakukan percepatan tanam. Semua harus turun ke lapangan, petani harus tanam, penyuluh juga harus tanam. Kalau kita sudah tanam, pangan sudah digenggaman. Itu adalah kunci ketahanan pangan," tutur Dedi dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (21/5/2020).
Sementara. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan jika dalam kondisi pandemi Covid-19 ini, Indonesia harus berdiri dengan kemampuannya sendiri.
"Kita canangkan Gerakan Ketahanan Pangan Nasional. Kita ingin produktivitas ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Sebab dalam kondisi ini kita tidak bisa mengimpor dari negara lain. Kita harus berdiri dengan kaki kita sendiri. Kita harus maksimalkan hasil panen untuk memenuhi kebutuhan pangan," katanya.
Lihat Juga: Gerak Cepat Atasi Kekeringan, Kementan Sabet Penghargaan Komunikasi Publik Terbaik di AMH 2024
(bon)