Soal Impor Daging Kerbau India, Buwas Berseberangan dengan Kemenko Perekonomian

Rabu, 28 April 2021 - 14:22 WIB
loading...
Soal Impor Daging Kerbau India, Buwas Berseberangan dengan Kemenko Perekonomian
Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyatakan bahwa Perum Bulog akan menunda untuk sementara importasi daging kerbau dari India. Hal itu dilakukan karena penyebaran Covid-19 yang makin memburuk di negara tersebut.

Pernyataan Perum Bulog itu bertolak belakang dengan sikap Kemenko Perekonomian. Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud mengatakan, bahwa impor daging kerbau akan tetap berjalan sesuai dengan kesepakatan yang ada.

Baca juga:Menhub Ingin 'Sulap' Bogor dari Kota Sejuta Angkot menjadi Kota Seribu Bus

"Tidak ada perubahan, saat ini kita tetap mengoptimalkan kebijakan yang sudah diputuskan sebelumnya. Daging kerbau akan tetap masuk meski ada Corona,"kata Musdhalifah dalam diskusi secara virtual, Rabu (28/4/2021).

Ia menjelaskan, bahwa saat ini daging kerbau yang sudah masuk di Bulog sebanyak 13 ribu ton. Rencananya, jumlah tersebut akan bertambah di awal Mei menjelang Hari Raya Idul fitri.

"Kalau tidak salah yang sudah masuk di Bulog itu 13 ribu ton. Moga-moga ada pertambahan hingga awal bulan Mei dan seminggu setelah Ramadan. Mudah-mudahan ini bisa terealisasi," ujarnya.

Ia menambahkan, sejatinya pemerintah sudah berupaya untuk mencari alternatif dari negara lain. Namun karena masih pandemi Covid-19 negara impor sapi pun mengalami kesulitan.

Baca juga:14 Macam Bahaya Lisan yang Tidak Dijaga

Salah satu alternatif terdekat dari Indonesia adalah Australia. Namun karena stok terbatas dan harga mahal sehingga impor daging tidak bisa dioptimalkan dari Negeri Kanguru tersebut.

"Dalam hal ini yang kita khususkan itu hari raya Lebaran yang sudah tinggal dua minggu lagi. Sehingga kalau mau cari alternatif lain harus dari negara yang terdekat seperti Australia. Namun stok di sana sangat terbatas dan harga tinggi sehingga tidak mungkin kita meminta masuk dioptimalkan ke Indonesia," tandasnya.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1679 seconds (0.1#10.140)