Jamkrindo Jamin Kredit UMKM hingga Rp452 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Bisnis Penjaminan PT Jamkrindo , Suwarsito menyebutkan usaha mikro, kecil, dan menengah yang paling banyak dijamin perusahaannya adalah dari sektor jasa perdagangan. "Sektor yang paling banyak kami jamin di sektor jasa perdagangan, baik PEN (pemulihan ekonomi nasional) maupun KUR (kredit usaha rakyat). Sektor jasa perdagangan masih mendominasi penjaminan kredit," ujar dia dalam video virtual, Jumat (30/4/2021).
Suwarsito mengatakan kebanyakan dari pelaku UMKM yang kreditnya dijamin perseroan adalah mereka yang melakukan usaha secara offline, ketimbang mereka yang sudah terhubung teknologi digital alias online. "Ini tentu menjadi PR bersama di jamkrindo atau stakeholder terkait bagaimana meningkatkan pelaku usaha go digital. Saat pandemi, digital adalah keharusan untuk mampu bertahan," tutur Suwarsito.
Secara umum, Suwarsito mengatakan pandemi Covid-19 telah berpengaruh kepada bisnis penjaminan. Kendati demikian, ia mengatakan pada 2020 Jamkrindo mampu membukukan laba naik dibandingkan tahun 2019. Secara rancangan, baik untuk tahun 2020 dan seterusnya, ia menuturkan Jamkrindo tidak semata-mata mengutamakan volume dari kredit yang dijamin. Melainkan, perusahaan berupaya tumbuh berkualitas, sehat, dan berkesinambungan.
"Portofolio bisnis penjaminan yang dikembangkan jamkrindo ini mampu menopang pertumbuhan yang sehat dan memperhatikan sustainability jangka panjang karena sebagaimana diketahui, industri keuangan sangat terpengaruh dampak Covid-19," ujar Suwarsito. Untuk Kredit Usaha Rakyat, Suwarsito mengatakan perseroan telah menjamin kredit hingga Rp 452 triliun sejak tahun 1997 hingga April 2021, dengan jumlah UMKM mencapai 17,75 juta. Sementara itu, untuk program PEN di masa pandemi, Jamkrindo sudah menjamin Rp 14,84 triliun sejak Juli 2020 hingga April 2021. "Itu untuk 952 ribu UKM. Hampir satu juta. Itu kredit yang kami jamin," tandasnya.
Baca Juga
Suwarsito mengatakan kebanyakan dari pelaku UMKM yang kreditnya dijamin perseroan adalah mereka yang melakukan usaha secara offline, ketimbang mereka yang sudah terhubung teknologi digital alias online. "Ini tentu menjadi PR bersama di jamkrindo atau stakeholder terkait bagaimana meningkatkan pelaku usaha go digital. Saat pandemi, digital adalah keharusan untuk mampu bertahan," tutur Suwarsito.
Secara umum, Suwarsito mengatakan pandemi Covid-19 telah berpengaruh kepada bisnis penjaminan. Kendati demikian, ia mengatakan pada 2020 Jamkrindo mampu membukukan laba naik dibandingkan tahun 2019. Secara rancangan, baik untuk tahun 2020 dan seterusnya, ia menuturkan Jamkrindo tidak semata-mata mengutamakan volume dari kredit yang dijamin. Melainkan, perusahaan berupaya tumbuh berkualitas, sehat, dan berkesinambungan.
"Portofolio bisnis penjaminan yang dikembangkan jamkrindo ini mampu menopang pertumbuhan yang sehat dan memperhatikan sustainability jangka panjang karena sebagaimana diketahui, industri keuangan sangat terpengaruh dampak Covid-19," ujar Suwarsito. Untuk Kredit Usaha Rakyat, Suwarsito mengatakan perseroan telah menjamin kredit hingga Rp 452 triliun sejak tahun 1997 hingga April 2021, dengan jumlah UMKM mencapai 17,75 juta. Sementara itu, untuk program PEN di masa pandemi, Jamkrindo sudah menjamin Rp 14,84 triliun sejak Juli 2020 hingga April 2021. "Itu untuk 952 ribu UKM. Hampir satu juta. Itu kredit yang kami jamin," tandasnya.
(nng)