Mendulang Nilai Ekonomi, Milenial Diajak Bijak Kelola Sampah

Rabu, 05 Mei 2021 - 16:52 WIB
loading...
Mendulang Nilai Ekonomi, Milenial Diajak Bijak Kelola Sampah
Mendaur ulang sampah menjadi produk ekonomi. FOTO/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Persoalan sampah memang bukan sederhana di Indonesia. Meskipun sudah banyak masyarakat yang mindsetnya mengurangi penggunaan plastik, namun nyatanya jumlah timbulan sampah yang ada masih sangat besar, sekitar 67,8 juta ton pada tahun 2020 (Data KLHK), dan masih akan terus bertambah seiring pertumbuhan jumlah penduduk dan perubahan gaya hidup dengan kesejahteraan masyarakat yang semakin meningkat. Dalam hal ini, Kementerian Kominfo mengajak milenial bijak mengelola sampah lantaran mendulang nilai ekonomi.

"Kondisi-kondisi seperti ini yang perlu kita kelola dengan baik, yang direfleksikan dalam langkah-langkah, komunikasi, informasi, dan penyadar-tahuan atau edukasi (KIE)," ungkap Direktur IKPM Kemenkominfo Septriana Tangkary melalui keterangan resminya yang diterima SINDOnews, Rabu (5/5/2021).



Menurut ia kebijakan Permen LHK Nomor P.75 Tahun 2019 mengenai peta jalan pengurangan sampah oleh produsen telah diterbitkan sebagai salah satu upaya pengurangan sampah plastik. Permen tersebut mengatur kemasan produk yang dikeluarkan produsen. Kemasan yang dimaksud nantinya harus memenuhi standar dapat didaur ulang atau dikomposkan.

Kepala Seksi Bina Peritel, Direktorat Pengelolaan Sampah, KLHK, Agus Supriyanto mengatakan walaupun tingkat ketidakpedulian masyarakat terhadap sampah cukup tinggi (0,72 poin), akan tetapi mulai ada indikasi positif terhadap perubahan perilaku masyarakat. Agus menambahkan 3R merupakan bagian utama dari Hirarki Pengelolaan Sampah karena memuat 4 aktivitas penting yang menjadi dasar pengelolaan sampah yang berkelanjutan, yaitu pencegahan (prevention), pembatasaan (minimisation), penggunaan ulang (reuse), dan pendauran ulang (recycle).

Chapter Leader Trash Hero Jakarta, I Gusti Krishna Aditama menjelaskan bahwa bila berbicara tentang persoalan sampah, daur ulang bukanlah solusinya, tetapi bagaimana kita berupaya sebaik mungkin untuk mengurangi sampah. "Kenali jenis sampah, pisahkan dan manfaatkan sampah organik dan non-organik. Sampah organik bisa dijadikan kompos, akan tetapi sampah non-organik seperti sachet minuman sekali pakai, baterai, dan sebagainya sangat sulit untuk di daur ulang," kata dia.



Koordinator Perekonomian I, Direktorat Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim, Kemenkominfo, Eko Slamet R mengatakan kegiatan literasi dan edukasi Pojok Literasi seperti ini perlu di amplifikasi, sharing informasi dan konten positif kepada seluruh masyarakat. "Kementerian kominfo selalu mengajak masyarakat untuk menyebarluaskan informasi yang baik dan bermanfaat agar bisa terbangun budaya yang baik pula," tuturnya.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5497 seconds (0.1#10.140)