Beramai-Ramai Jualan Jalan Tol ke Investor lewat LPI, Ini Daftarnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Belakangan marak aset jalan jol yang dijual kepada investor, baik dari dalam maupun luar negeri. Aksi melego beberapa ruas jalan tol itu dilakukan oleh BUMN Karya demi mengurangi beban bunga utang.
Transaksi tersebut akan dijembatani oleh Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau sovereign Wealth Fund (SWF). LPI sendiri diberi kewenangan khusus (sui generis) untuk pengelolaan Investasi pemerintah pusat sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
Tercatat ada tiga BUMN Karya yang akan mencari pendanaan operasional melalui skema LPI. Ketiga perusahaan negara tersebut adalah PT Hutama Karya (Persero), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
Hutama Karya atau KH sendiri akan mempersiapkan sejumlah proyek jalan tol Trans Sumatera dan Trans Jawa untuk ditawarkan kepada investor. Kabar ini disampaikan langsung oleh Direktur Utama HK, Budi Harto.
Dalam Webinar Indonesia Muda Club, dia menuturkan, kemungkinan ruas tol yang ditawarkan adalah Bakauheni-Palembang, Pekanbaru-Dumai, hingga Medan-Binjai
Sementara untuk TransJawa, perseroan akan mengusulkan Tol Jakarta Outer Ring Road Seksi S (JORR S), Tol Akses Tanjung Priok (ATP). Bahkan, sebelum menawarkan aset negara tersebut, manajemen berencana mengintegrasikan JORR S, ATP, dan Tol TransSumatera.
"Kemungkinan Bakauheni-Palembang, Pekanbaru-Dumai, kemudian di Medan-Binjai juga cukup menarik," ujar Budi Harto, Jumat (7/5/2021).
Sementara, Wijaya Karya atau WIKA berencana menawarkan ruas jalan tol lama atau baru yang dimiliki emiten pelat merah saat ini. Direktur Utama Wijaya Karya, Agung Budi Waskito menyebut, ruas tol yang kemungkinan masuk dalam LPI adalah Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) dan Manado-Bitung.
"Dengan ada LPI ini menjadi penyemangat kami untuk bisa membangun infrastruktur Indonesia, ini tentunya kami sudah mempersipkan. Satu adalah jalan tol, kebetulan ada beberapa jalan tol yang sedang kita kerjakan maupun yang sudah kita kerjakan. Kita ingin sebagian bersama-sama dengan LPI atau INA," ujar Agung
Emiten memang sudah mengklasifikasi sejumlah aset yang dimiliki untuk masuk ke lembaga investasi negara. Meski begitu, manajemen belum memutuskan aset mana saja yang akan ditawarkan kepada investor.
Saat ini, manajemen sudah melakukan tahap evaluasi bersama sejumlah pihak berwenang terkait pemetaan aset untuk dimasukan ke LPI. Rencananya, dalam waktu dekat ini keputusan akan disampaikan manajemen.
Sedangkan Waskita Karya mencatat ada 9 ruas jalan tol yang akan didivestasikan sepanjang 2021. Secara agregat, perseroan menawarkan 14 ruas jalan tol kepada investor.
Direktur Utama Waskita Karya, Destiawan Soewardjono mencatat, upaya penawaran aset jalan tol tersebut seyogyanya dilakukan pada 2020 kemarin. Mengingat, adanya pandemi Covid-19, maka rencana tersebut baru direalisasikan tahun ini.
Dari 9 ruas tol tersebut, 1 ruas sudah disepakati. Empat ruas dalam proses negosiasi. Sementara 5 lainnya masih upayakan untuk ditawarkan kepada investor lainnya.
"Satu ruas sudah deal, sudah kami eksekusi, kemudian satu ruas dalam proses, kemudian ada tiga ruas. Kami divestasi dengan pola, masih ada lima ruas, kami targetkan bisa terlaksana. Apalagi tahun 2020 ini INA sudah berfungsi dan kami beberapa ruas kami sudah bahas untuk diakuisisi oleh INA," katanya.
Manajemen meyakini, langkah didivestasi akan mengurangi beban bunga utang yang hingga saat ini mencapai Rp 4,7 triliun. Sementara pokok utang perseroan sebesar Rp90 triliun. Destiawan menyebut, jika proses transaksi berjalan baik, maka akan mempercepat pelunasan utang emiten.
Transaksi tersebut akan dijembatani oleh Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau sovereign Wealth Fund (SWF). LPI sendiri diberi kewenangan khusus (sui generis) untuk pengelolaan Investasi pemerintah pusat sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
Tercatat ada tiga BUMN Karya yang akan mencari pendanaan operasional melalui skema LPI. Ketiga perusahaan negara tersebut adalah PT Hutama Karya (Persero), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
Hutama Karya atau KH sendiri akan mempersiapkan sejumlah proyek jalan tol Trans Sumatera dan Trans Jawa untuk ditawarkan kepada investor. Kabar ini disampaikan langsung oleh Direktur Utama HK, Budi Harto.
Dalam Webinar Indonesia Muda Club, dia menuturkan, kemungkinan ruas tol yang ditawarkan adalah Bakauheni-Palembang, Pekanbaru-Dumai, hingga Medan-Binjai
Sementara untuk TransJawa, perseroan akan mengusulkan Tol Jakarta Outer Ring Road Seksi S (JORR S), Tol Akses Tanjung Priok (ATP). Bahkan, sebelum menawarkan aset negara tersebut, manajemen berencana mengintegrasikan JORR S, ATP, dan Tol TransSumatera.
"Kemungkinan Bakauheni-Palembang, Pekanbaru-Dumai, kemudian di Medan-Binjai juga cukup menarik," ujar Budi Harto, Jumat (7/5/2021).
Sementara, Wijaya Karya atau WIKA berencana menawarkan ruas jalan tol lama atau baru yang dimiliki emiten pelat merah saat ini. Direktur Utama Wijaya Karya, Agung Budi Waskito menyebut, ruas tol yang kemungkinan masuk dalam LPI adalah Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) dan Manado-Bitung.
"Dengan ada LPI ini menjadi penyemangat kami untuk bisa membangun infrastruktur Indonesia, ini tentunya kami sudah mempersipkan. Satu adalah jalan tol, kebetulan ada beberapa jalan tol yang sedang kita kerjakan maupun yang sudah kita kerjakan. Kita ingin sebagian bersama-sama dengan LPI atau INA," ujar Agung
Emiten memang sudah mengklasifikasi sejumlah aset yang dimiliki untuk masuk ke lembaga investasi negara. Meski begitu, manajemen belum memutuskan aset mana saja yang akan ditawarkan kepada investor.
Saat ini, manajemen sudah melakukan tahap evaluasi bersama sejumlah pihak berwenang terkait pemetaan aset untuk dimasukan ke LPI. Rencananya, dalam waktu dekat ini keputusan akan disampaikan manajemen.
Sedangkan Waskita Karya mencatat ada 9 ruas jalan tol yang akan didivestasikan sepanjang 2021. Secara agregat, perseroan menawarkan 14 ruas jalan tol kepada investor.
Direktur Utama Waskita Karya, Destiawan Soewardjono mencatat, upaya penawaran aset jalan tol tersebut seyogyanya dilakukan pada 2020 kemarin. Mengingat, adanya pandemi Covid-19, maka rencana tersebut baru direalisasikan tahun ini.
Dari 9 ruas tol tersebut, 1 ruas sudah disepakati. Empat ruas dalam proses negosiasi. Sementara 5 lainnya masih upayakan untuk ditawarkan kepada investor lainnya.
"Satu ruas sudah deal, sudah kami eksekusi, kemudian satu ruas dalam proses, kemudian ada tiga ruas. Kami divestasi dengan pola, masih ada lima ruas, kami targetkan bisa terlaksana. Apalagi tahun 2020 ini INA sudah berfungsi dan kami beberapa ruas kami sudah bahas untuk diakuisisi oleh INA," katanya.
Manajemen meyakini, langkah didivestasi akan mengurangi beban bunga utang yang hingga saat ini mencapai Rp 4,7 triliun. Sementara pokok utang perseroan sebesar Rp90 triliun. Destiawan menyebut, jika proses transaksi berjalan baik, maka akan mempercepat pelunasan utang emiten.
(akr)