BUMN Antre Melantai di Bursa, Pertamina Jadi Penyumbang Terbanyak Anak Usaha
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menjadi penyumbang terbanyak anak usaha yang akan melakukan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari 14 perusahaan plat merah yang akan melantai di Bursa, terdapat lima anak usaha Pertamina di dalam daftar tersebut.
Adapun anak usaha Pertamina tersebut di antaranya PT Pertamina International Shipping (Persero), PT Pertamina Geothermal Energi (Persero), PT Pertamina Hulu Energi (Persero), PT Pembangkit Listrik Tenaga Uap (Persero) dan PT Pertamina Hilir (Persero).
Analis Binaartha Sekuritas, M Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, investor akan menunggu penetapan initial price IPO yang dilakukan anak usaha Pertamina ini, karena hal tersebut akan menarik dan membuat calon emiten ini mengalami oversubscribe.
Sementara itu, investor juga akan memperhatikan ekspansi bisnis dan hilirisasi dalam hal migas dan energi yang dilakukan anak usaha Pertamina ini.
"Maka dari itu pencarian pendanaan melalui IPO menurut saya ini merupakan solusi karena ini juga bisa berpeluang untuk Pertamina dalam rangka meningkatkan kinerjanya di depan pelaku investor, tidak hanya dari negara saja tapi juga partisipasi publik bisa terlaksana melalui emiten-emiten tersebut setelah IPO," ujar Nafan.
Selain ekspansi bisnis, Nafan juga menekankan pentingnya kinerja fundamental calon emiten tersebut dimana pelaku pasar pastinya berharap nantinya bisa mendapatkan dividen dari kinerja perusahaan-perusahaan tersebut.
"Lalu GCG (good corporate governance) juga dapat diterapkan secara efektif karena dalam hal kesinambungan, maksudnya kita berharap aksi korporasi bisa transparan dan aksi korporasi dalam hal dividen kalau pendapatannya bagus itu akan mempengaruhi investasi pada emiten tersebut secara berkesinambungan," kata dia.
Berikut profil anak usaha Pertamina yang akan lakukan IPO:
1. Pertamina International Shipping
Pertamina International Shipping merupakan Subholding/Business Group Shipping Pertamina. Perusahaan ini dibentuk melalui spin off usaha charter out dengan tujuan untuk mendapatkan pendapatan riil yang nantinya secara konsolidasi akan memberikan keuntungan kepada PT Pertamina (Persero).
Pertamina International Shipping memiliki visi sebagai perusahaan pelayaran internasional yakni “Perusahaan pelayaran terkemuka di Asia, memperjuangkan pembangunan ekonomi Indonesia”.
Adapun tujuan pembentukan perusahaan ini menjadikan perusahaan yang tumbuh dan berkembang maka dibentuklah rencana jangka panjang perusahaan sebagai roadmap atau arah manajemen dalam menjalankan bisnisnya.
2. Pertamina Geothermal Energi
Pertamina Geothermal Energi didirikan pada tahun 2006 dan. bergerak di bidang pemanfaatan energi panas bumi berdasarkan Akta Nomor 10 tanggal 12 Desember 2006 dan mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tertanggal 3 Januari 2007.
Adapun, pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1974, dengan adanya aktivitas eksplorasi dan eksploitasi oleh Pertamina yang mengidentifikasi 70 wilayah panas bumi di nusantara, yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik
Visi Perseroan adalah World Class Green Energy Company dengan milestone pencapaian Visi:
Tahun 2020 : Leading Geothermal Company in Indonesia
Tahun 2025 : World Class Geothermal Energy Company
Tahun 2030 : World Class Green Energy Company
Selain itu, misi Perseroan adalah menjadi flag carrier pengembangan energi baru dan terbarukan untuk Pertamina dan Indonesia; melaksanakan pengelolaan operasi dan portofolio usaha panas bumi dan energi terbarukan lain beserta turunannya; mengelola perusahaan sesuai standar internasional yang berwawasan lingkungan dan memberikan nilai tambah bagi stakeholders.
3. Pertamina Hulu Energi
Pertamina Hulu Energi (PHE) mengelola portofolio dan/atau operasional sebanyak 58 anak perusahaan, enam perusahaan patungan dan dua perusahaan afiliasi yang mengelola blok - blok migas di dalam dan luar negeri, serta bergerak di kegiatan usaha hilir migas dan services.
PHE dibentuk berdasarkan hukum negara Republik Indonesia yang merupakan perwujudan dari strategi pengelolaan kegiatan hulu migas berdasarkan Undang - Undang No. 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi pada tanggal 23 November 2001 oleh PT Pertamina (Persero).
Sejak tanggal 1 Januari 2008, PHE secara resmi ditugaskan untuk bertindak selaku strategic operating arm PT Pertamina (Persero) melalui berbagai kerjasama dengan pihak ketiga di dalam maupun di luar negeri, dengan skema JOB - PSC (Joint Operating Body - Production Sharing Contract), JOA - PSC (Joint Operating Agreement - Production Sharing Contract), PI/ PPI (Participating Interest/ Pertamina Participating Interest) dan Partnership.
Pada akhir tahun 2019, PHE memiliki 58 anak perusahaan yang terdiri dari 53 AP di dalam negeri dan 5 AP di luar negeri, yang mengelola 48 Wilayah Kerja dalam negeri dan 2 Wilayah Kerja luar negeri, meliputi :
1. Joint Operating Body/Badan Operasi Bersama : 6 WK
2. Operator : 23 WK
3. Non-Operator : 19 WK
4. Luar Negeri : 2 WK
Selain itu PHE memiliki anak perusahaan afiliasi, yaitu PT Arun NGL dan Natuna-2 BV; 1 Perusahaan perusahaan joint venture/ patungan di Malaysia; dan memiliki saham di 4 perusahaan patungan yaitu PT Donggi Senoro LNG, PT PDSI, PT Pertagas Niaga, PT Pertamina Hulu Indonesia, PT Pertamina Mahakam, PT Pertamina Drilling Company dan PT Pertamina Geothermal Energi Lawu.
Selain bertugas mengelola portofolio masing-masing anak perusahaannya, perusahaan patungan dan berbagai perusahaan afiliasi, PHE juga mengelola dan mengawasi operasional wilayah kerja hulu migas masing-masing anak perusahaan dengan skema kerjasama (Partnership).
4. Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(data tidak ditemukan)
5. Pertamina Hilir
(data tidak ditemukan)
Adapun anak usaha Pertamina tersebut di antaranya PT Pertamina International Shipping (Persero), PT Pertamina Geothermal Energi (Persero), PT Pertamina Hulu Energi (Persero), PT Pembangkit Listrik Tenaga Uap (Persero) dan PT Pertamina Hilir (Persero).
Analis Binaartha Sekuritas, M Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, investor akan menunggu penetapan initial price IPO yang dilakukan anak usaha Pertamina ini, karena hal tersebut akan menarik dan membuat calon emiten ini mengalami oversubscribe.
Sementara itu, investor juga akan memperhatikan ekspansi bisnis dan hilirisasi dalam hal migas dan energi yang dilakukan anak usaha Pertamina ini.
"Maka dari itu pencarian pendanaan melalui IPO menurut saya ini merupakan solusi karena ini juga bisa berpeluang untuk Pertamina dalam rangka meningkatkan kinerjanya di depan pelaku investor, tidak hanya dari negara saja tapi juga partisipasi publik bisa terlaksana melalui emiten-emiten tersebut setelah IPO," ujar Nafan.
Selain ekspansi bisnis, Nafan juga menekankan pentingnya kinerja fundamental calon emiten tersebut dimana pelaku pasar pastinya berharap nantinya bisa mendapatkan dividen dari kinerja perusahaan-perusahaan tersebut.
"Lalu GCG (good corporate governance) juga dapat diterapkan secara efektif karena dalam hal kesinambungan, maksudnya kita berharap aksi korporasi bisa transparan dan aksi korporasi dalam hal dividen kalau pendapatannya bagus itu akan mempengaruhi investasi pada emiten tersebut secara berkesinambungan," kata dia.
Berikut profil anak usaha Pertamina yang akan lakukan IPO:
1. Pertamina International Shipping
Pertamina International Shipping merupakan Subholding/Business Group Shipping Pertamina. Perusahaan ini dibentuk melalui spin off usaha charter out dengan tujuan untuk mendapatkan pendapatan riil yang nantinya secara konsolidasi akan memberikan keuntungan kepada PT Pertamina (Persero).
Pertamina International Shipping memiliki visi sebagai perusahaan pelayaran internasional yakni “Perusahaan pelayaran terkemuka di Asia, memperjuangkan pembangunan ekonomi Indonesia”.
Adapun tujuan pembentukan perusahaan ini menjadikan perusahaan yang tumbuh dan berkembang maka dibentuklah rencana jangka panjang perusahaan sebagai roadmap atau arah manajemen dalam menjalankan bisnisnya.
2. Pertamina Geothermal Energi
Pertamina Geothermal Energi didirikan pada tahun 2006 dan. bergerak di bidang pemanfaatan energi panas bumi berdasarkan Akta Nomor 10 tanggal 12 Desember 2006 dan mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tertanggal 3 Januari 2007.
Adapun, pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1974, dengan adanya aktivitas eksplorasi dan eksploitasi oleh Pertamina yang mengidentifikasi 70 wilayah panas bumi di nusantara, yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik
Visi Perseroan adalah World Class Green Energy Company dengan milestone pencapaian Visi:
Tahun 2020 : Leading Geothermal Company in Indonesia
Tahun 2025 : World Class Geothermal Energy Company
Tahun 2030 : World Class Green Energy Company
Selain itu, misi Perseroan adalah menjadi flag carrier pengembangan energi baru dan terbarukan untuk Pertamina dan Indonesia; melaksanakan pengelolaan operasi dan portofolio usaha panas bumi dan energi terbarukan lain beserta turunannya; mengelola perusahaan sesuai standar internasional yang berwawasan lingkungan dan memberikan nilai tambah bagi stakeholders.
3. Pertamina Hulu Energi
Pertamina Hulu Energi (PHE) mengelola portofolio dan/atau operasional sebanyak 58 anak perusahaan, enam perusahaan patungan dan dua perusahaan afiliasi yang mengelola blok - blok migas di dalam dan luar negeri, serta bergerak di kegiatan usaha hilir migas dan services.
PHE dibentuk berdasarkan hukum negara Republik Indonesia yang merupakan perwujudan dari strategi pengelolaan kegiatan hulu migas berdasarkan Undang - Undang No. 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi pada tanggal 23 November 2001 oleh PT Pertamina (Persero).
Sejak tanggal 1 Januari 2008, PHE secara resmi ditugaskan untuk bertindak selaku strategic operating arm PT Pertamina (Persero) melalui berbagai kerjasama dengan pihak ketiga di dalam maupun di luar negeri, dengan skema JOB - PSC (Joint Operating Body - Production Sharing Contract), JOA - PSC (Joint Operating Agreement - Production Sharing Contract), PI/ PPI (Participating Interest/ Pertamina Participating Interest) dan Partnership.
Pada akhir tahun 2019, PHE memiliki 58 anak perusahaan yang terdiri dari 53 AP di dalam negeri dan 5 AP di luar negeri, yang mengelola 48 Wilayah Kerja dalam negeri dan 2 Wilayah Kerja luar negeri, meliputi :
1. Joint Operating Body/Badan Operasi Bersama : 6 WK
2. Operator : 23 WK
3. Non-Operator : 19 WK
4. Luar Negeri : 2 WK
Selain itu PHE memiliki anak perusahaan afiliasi, yaitu PT Arun NGL dan Natuna-2 BV; 1 Perusahaan perusahaan joint venture/ patungan di Malaysia; dan memiliki saham di 4 perusahaan patungan yaitu PT Donggi Senoro LNG, PT PDSI, PT Pertagas Niaga, PT Pertamina Hulu Indonesia, PT Pertamina Mahakam, PT Pertamina Drilling Company dan PT Pertamina Geothermal Energi Lawu.
Selain bertugas mengelola portofolio masing-masing anak perusahaannya, perusahaan patungan dan berbagai perusahaan afiliasi, PHE juga mengelola dan mengawasi operasional wilayah kerja hulu migas masing-masing anak perusahaan dengan skema kerjasama (Partnership).
4. Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(data tidak ditemukan)
5. Pertamina Hilir
(data tidak ditemukan)
(akr)