Pemulihan Industri Penerbangan Akan Lebih Lama Jika Rute Internasional Tidak Segera Ditutup
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia diminta untuk segera menutup penerbangan luar negeri menyusul angka kasus Covid-19 yang masih sangat tinggi. Sebelumnya, Singapura dan Malaysia sudah lebih dulu melakukan penutupan.
Pengamat penerbangan sekaligus Presiden Direktur Aviatory Indonesia, Ziva Narendra Arifin mengatakan, jika tidak segera dilakukan penutupan maka akan berdampak pada pemulihan industri penerbangan yang kemungkinan akan jauh lebih lama dari perkiraan.
Menurut Ziva, para pelaku industri penerbangan sudah mencoba untuk memulihkan kembali sektor ini. Namun, hal tersebut selalu menemui jalan buntu karena banyak pelaku penerbangan yang belum menerima kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia yang belum berakhir.
“Saya melihat kedua, bakal lebih lama. Karena yang telah kita lakukan dalam satu tahun terakhir khususnya dari industri penerbangan adalah kita selalu mencoba untuk memulihkan tapi kita masih belum terima fakta bahwa pandemi ini Indonesia belum mendekati full recovery,” tuturnya saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Jumat (21/5/2021).
Ziva menerangkan, berdasarkan The International Air Transport Association (IATA), maskapai penerbangan akan tetap merugi hingga tahun 2024. Oleh sebab itu, pelaku industri penerbangan seharusnya bisa menerima dan fokus pada penanganan pandemi.
“Selama kita tidak menerima, jadi industri penerbangan di seluruh dunia ini sudah menerima data dari IATA, kita msih akan tetap merugi sampai dengan 2024, paling cepat di 2024,” bebernya.
Dia berpendapat, jika pelaku industri penerbangan berusaha untuk menutup kerugian akan sangat percuma. Pasalnya, jika pandemi belum usai dipastikan kerugian masih akan tetap menghampiri industri penerbangan.
"Sedini mungkin kita menerima kenyataan itu, maka kita bisa fokus menekan angka penyebaran ini. Bukan untuk mencoba menutup kerugian, mencari itu tadi percuma,” tandasnya.
Pengamat penerbangan sekaligus Presiden Direktur Aviatory Indonesia, Ziva Narendra Arifin mengatakan, jika tidak segera dilakukan penutupan maka akan berdampak pada pemulihan industri penerbangan yang kemungkinan akan jauh lebih lama dari perkiraan.
Menurut Ziva, para pelaku industri penerbangan sudah mencoba untuk memulihkan kembali sektor ini. Namun, hal tersebut selalu menemui jalan buntu karena banyak pelaku penerbangan yang belum menerima kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia yang belum berakhir.
“Saya melihat kedua, bakal lebih lama. Karena yang telah kita lakukan dalam satu tahun terakhir khususnya dari industri penerbangan adalah kita selalu mencoba untuk memulihkan tapi kita masih belum terima fakta bahwa pandemi ini Indonesia belum mendekati full recovery,” tuturnya saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Jumat (21/5/2021).
Ziva menerangkan, berdasarkan The International Air Transport Association (IATA), maskapai penerbangan akan tetap merugi hingga tahun 2024. Oleh sebab itu, pelaku industri penerbangan seharusnya bisa menerima dan fokus pada penanganan pandemi.
“Selama kita tidak menerima, jadi industri penerbangan di seluruh dunia ini sudah menerima data dari IATA, kita msih akan tetap merugi sampai dengan 2024, paling cepat di 2024,” bebernya.
Dia berpendapat, jika pelaku industri penerbangan berusaha untuk menutup kerugian akan sangat percuma. Pasalnya, jika pandemi belum usai dipastikan kerugian masih akan tetap menghampiri industri penerbangan.
"Sedini mungkin kita menerima kenyataan itu, maka kita bisa fokus menekan angka penyebaran ini. Bukan untuk mencoba menutup kerugian, mencari itu tadi percuma,” tandasnya.
(ind)