Djasa Ubersakti Rambah Bisnis Jasa Konstruksi Tambang
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Djasa Ubersakti Tbk (PTDU) bakal merambah usaha di bidang aktivitas jasa atau penunjang pertambangan dan penggalian. Kegiatan usaha tersebut telah mendapatkan persetujuan melalui rapat umum pemegang saham (RUPS).
Direktur Utama Djasa Ubersakti Heru Putranto mengatakan, kegiatan usaha didukung adanya permintaan dari beberapa calon mitra usaha bidang pertambangan. Keputusan tersebut juga untuk memperluas pengerjaan di jasa konstruksi pada infrastruktur dan lainnya. “Perseroan berencana untuk menambahkan kegiatan usaha aktivitas jasa atau penunjang pertambangan dan penggalian dengan tujuan bisa mengerjakan proyek-proyek pertambangan, seperti penambangan batu bara dan mineral,” kata dia baru-baru ini.
Dia mengatakan pengerjaan usaha jasa jasa atau penunjang pertambangan dan penggalian pada kegiatan usaha perseroan bisa berimbas terhadap pertumbuhan kinerja perseroan dalam jangka panjang. Selain persetujuan penambahan usaha, RUPS memutuskan penggunaan laba bersih sebesar Rp 300 juta sebagai dana cadangan dan sisanya dialokasikan untuk laba ditahan.
Untuk tahun buku 2020, PTDU tidak membagikan dividen. Tahun lalu, Djasa Ubersakti mencatat penurunan tipis laba bersih menjadi Rp 2,97 miliar. Penurunan laba bersih ini tak lepas dari menurunnya pendapatan yang diperoleh. Perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 48,71 miliar sepanjang tahun lalu atau turun 59,83% dari pendapatan usaha pada tahun 2019 sebesar Rp 121,26 miliar.
Heru menambahkan, Djasa Ubersakti bermaksud mengubah tujuan penggunaan dana penawaran umum saham yang diperoleh beberapa waktu lalu. Perseroan mengubah penggunaan sebanyak 44% atau Rp 11,86 miliar dana IPO saham dari pembelian alat menjadi modal kerja. “Perubahan tujuan penggunaan dana IPO saham dipengaruhi perkembangan bisnis high rise building yang turun tahun ini, sehingga perseroan belum memerlukan untuk menambah alat-alat,” kata Heru.
Sebagai informasi, Djasa Ubersakti pada Desember 2020 resmi menggelar IPO saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan melepas 300 juta saham atau setara 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan raihan dana Rp 30 miliar. Dana yang diraih akan memanfaatkan untuk membayar utang ke PT Bank Rakyat Indonesia Tbk hingga Rp 5 miliar atau setara 16,66%. Di samping itu, sebesar 44% lainnya untuk pembelian alat dalam rangka peremajaan alat. Sisanya, akan dimanfaatkan untuk modal kerja dalam rangka mendukung kegiatan operasional perusahaan.
Direktur Utama Djasa Ubersakti Heru Putranto mengatakan, kegiatan usaha didukung adanya permintaan dari beberapa calon mitra usaha bidang pertambangan. Keputusan tersebut juga untuk memperluas pengerjaan di jasa konstruksi pada infrastruktur dan lainnya. “Perseroan berencana untuk menambahkan kegiatan usaha aktivitas jasa atau penunjang pertambangan dan penggalian dengan tujuan bisa mengerjakan proyek-proyek pertambangan, seperti penambangan batu bara dan mineral,” kata dia baru-baru ini.
Dia mengatakan pengerjaan usaha jasa jasa atau penunjang pertambangan dan penggalian pada kegiatan usaha perseroan bisa berimbas terhadap pertumbuhan kinerja perseroan dalam jangka panjang. Selain persetujuan penambahan usaha, RUPS memutuskan penggunaan laba bersih sebesar Rp 300 juta sebagai dana cadangan dan sisanya dialokasikan untuk laba ditahan.
Untuk tahun buku 2020, PTDU tidak membagikan dividen. Tahun lalu, Djasa Ubersakti mencatat penurunan tipis laba bersih menjadi Rp 2,97 miliar. Penurunan laba bersih ini tak lepas dari menurunnya pendapatan yang diperoleh. Perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 48,71 miliar sepanjang tahun lalu atau turun 59,83% dari pendapatan usaha pada tahun 2019 sebesar Rp 121,26 miliar.
Heru menambahkan, Djasa Ubersakti bermaksud mengubah tujuan penggunaan dana penawaran umum saham yang diperoleh beberapa waktu lalu. Perseroan mengubah penggunaan sebanyak 44% atau Rp 11,86 miliar dana IPO saham dari pembelian alat menjadi modal kerja. “Perubahan tujuan penggunaan dana IPO saham dipengaruhi perkembangan bisnis high rise building yang turun tahun ini, sehingga perseroan belum memerlukan untuk menambah alat-alat,” kata Heru.
Sebagai informasi, Djasa Ubersakti pada Desember 2020 resmi menggelar IPO saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan melepas 300 juta saham atau setara 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan raihan dana Rp 30 miliar. Dana yang diraih akan memanfaatkan untuk membayar utang ke PT Bank Rakyat Indonesia Tbk hingga Rp 5 miliar atau setara 16,66%. Di samping itu, sebesar 44% lainnya untuk pembelian alat dalam rangka peremajaan alat. Sisanya, akan dimanfaatkan untuk modal kerja dalam rangka mendukung kegiatan operasional perusahaan.
(nng)