PMI Manufaktur Cetak Rekor Bikin Tambah Yakin Ekonomi Bisa Tumbuh 7%
loading...
A
A
A
JAKARTA - Peningkatan PMI (Purchasing Manager's Index) Manufaktur ke level 55,3 untuk mencatatkan rekor lagi menambah keyakinan bahwa ekonomi Indonesia bisa tumbuh 7% pada kuartal II tahun 2021. Ekonom Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri menyambut baik peningkatan PMI Manufaktur Indonesia yang bergerak kearah diikuti dengan berbagai indikator.
“Saya kira peningkatan PMI manufaktur dan berbagai indikator ekonomi lainnya termasuk penguatan daya beli masyarakat pasca Lebaran ini bisa mewujudkan proyeksi pemerintah yang akan tumbuh sebesar 7 persen pada triwulan II tahun 2021 ini. Karena dibandingkan pada kuartal I – 2021 kenaikannya di kisaran 4 persen, kondisi selama bulan April dan Mei kemarin menunjukkan pertumbuhan yang cukup pesat,” ungkap Yose.
Lebih lanjut, Yose mengatakan bahwa pemerintah perlu memastikan vaksinasi berjalan dengan baik. Pasalnya, daya beli masyarakat dan konsumsi masih belum pulih dikarenakan sektor kesehatan yang masih fluktuatif.
“Penanggulangan kesehatan tentu menjadi kunci pemulihan ekonomi, karena dengan kepercayaan masyarakat dan stimulus yang berikan pemerintah dapat mendorong daya beli dan konsumsi masyarakat. Sehingga pelaksanaan vaksinasi ini harus segera dilakukan agar mencapai herd immunity dan masyarakat yang sudah divaksin perlu disosialisasikan agar tetap patuh pada protokol kesehatan,” terangnya.
Sebelumnya Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto menyebutkan, sinyal pemulihan ekonomi sudah semakin menguat di kuartal II-2021. Hal ini tercermin dari berbagai indikator ekonomi yang dipantau pemerintah telah menunjukkan sinyal penguatan dibandingkan kuartal I-2021.
"Pemulihan kepercayaan masyarakat yang mendorong perbaikan permintaan domestik terus direspon positif oleh industri dengan meningkatkan aktivitas produksinya, tercermin dari PMI (Purchasing Manager's Index) Manufaktur yang terus meningkat ke level 55,3 di Mei 2021, naik dari posisi 54,6 pada April 2021, dan mencatat rekor survei tertinggi baru selama tiga bulan berturut-turut," kata Menko Perekonomian ini.
Menko Airlangga mengatakan, berdasarkan data IHS Markit menunjukkan, PMI Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain, yakni berada di atas 50,0 atau di level ekspansi yang menunjukkan perbaikan atau peningkatan dari bulan sebelumnya. Indonesia mencapai yang tertinggi yaitu 55,3 disusul Korea Selatan (53,7), kemudian Vietnam (53,1) dan Jepang (53,0).
PMI Manufaktur Indonesia pada posisi Mei 2021 merupakan yang tertinggi sejak survei pertama kali dilakukan pada April 2011. “Peningkatan PMI Manufaktur Indonesia menunjukkan bahwa sektor industri mulai bangkit, dan ini makin menambah optimisme dan keyakinan akan kenaikan pertumbuhan ekonomi di Triwulan II-2021,” ujar Menko Airlangga.
Berbagai perkembangan positif ini, kata Menko Airlangga, dapat mendukung perekonomian untuk tumbuh di atas 7% (yoy) pada Triwulan II-2021. "Proyeksi ini juga telah mempertimbangkan faktor basis yang rendah pada Triwulan II-2020 lalu (low base effect), juga faktor membaiknya berbagai indikator ekonomi,” ungkap Menko Airlangga.
“Saya kira peningkatan PMI manufaktur dan berbagai indikator ekonomi lainnya termasuk penguatan daya beli masyarakat pasca Lebaran ini bisa mewujudkan proyeksi pemerintah yang akan tumbuh sebesar 7 persen pada triwulan II tahun 2021 ini. Karena dibandingkan pada kuartal I – 2021 kenaikannya di kisaran 4 persen, kondisi selama bulan April dan Mei kemarin menunjukkan pertumbuhan yang cukup pesat,” ungkap Yose.
Lebih lanjut, Yose mengatakan bahwa pemerintah perlu memastikan vaksinasi berjalan dengan baik. Pasalnya, daya beli masyarakat dan konsumsi masih belum pulih dikarenakan sektor kesehatan yang masih fluktuatif.
“Penanggulangan kesehatan tentu menjadi kunci pemulihan ekonomi, karena dengan kepercayaan masyarakat dan stimulus yang berikan pemerintah dapat mendorong daya beli dan konsumsi masyarakat. Sehingga pelaksanaan vaksinasi ini harus segera dilakukan agar mencapai herd immunity dan masyarakat yang sudah divaksin perlu disosialisasikan agar tetap patuh pada protokol kesehatan,” terangnya.
Sebelumnya Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto menyebutkan, sinyal pemulihan ekonomi sudah semakin menguat di kuartal II-2021. Hal ini tercermin dari berbagai indikator ekonomi yang dipantau pemerintah telah menunjukkan sinyal penguatan dibandingkan kuartal I-2021.
"Pemulihan kepercayaan masyarakat yang mendorong perbaikan permintaan domestik terus direspon positif oleh industri dengan meningkatkan aktivitas produksinya, tercermin dari PMI (Purchasing Manager's Index) Manufaktur yang terus meningkat ke level 55,3 di Mei 2021, naik dari posisi 54,6 pada April 2021, dan mencatat rekor survei tertinggi baru selama tiga bulan berturut-turut," kata Menko Perekonomian ini.
Menko Airlangga mengatakan, berdasarkan data IHS Markit menunjukkan, PMI Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain, yakni berada di atas 50,0 atau di level ekspansi yang menunjukkan perbaikan atau peningkatan dari bulan sebelumnya. Indonesia mencapai yang tertinggi yaitu 55,3 disusul Korea Selatan (53,7), kemudian Vietnam (53,1) dan Jepang (53,0).
PMI Manufaktur Indonesia pada posisi Mei 2021 merupakan yang tertinggi sejak survei pertama kali dilakukan pada April 2011. “Peningkatan PMI Manufaktur Indonesia menunjukkan bahwa sektor industri mulai bangkit, dan ini makin menambah optimisme dan keyakinan akan kenaikan pertumbuhan ekonomi di Triwulan II-2021,” ujar Menko Airlangga.
Berbagai perkembangan positif ini, kata Menko Airlangga, dapat mendukung perekonomian untuk tumbuh di atas 7% (yoy) pada Triwulan II-2021. "Proyeksi ini juga telah mempertimbangkan faktor basis yang rendah pada Triwulan II-2020 lalu (low base effect), juga faktor membaiknya berbagai indikator ekonomi,” ungkap Menko Airlangga.
(akr)