Erick Thohir Ingin Pertamina dan PLN Segera Beralih ke EBT
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengatakan, nantinya PLN dan Pertamina akan dibagi wilayah kerjanya antara produsen listrik dan perdagangan minyak dan gas (Migas). Sedangkan sektor yang paling awal dibidik untuk produksi listrik dengan energi terbarukan melalui tenaga panas bumi atau geothermal .
“Yang namanya geothermal ketika kita sinergikan itu akan lebih efisien, apalagi kita akan menggunakan EBT,” ujar Erick saat menghadiri rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR.
Menurut dia, upaya peralihan menggunakan energi ramah lingkungan akan dilakukan secara bertahap dalam beberapa tahun mendatang.
Langkah tersebut dilakukan dengan mencari sumur-sumur baru di wilayah lain yang diyakini menyimpan cadangan migas yang cukup banyak. Upaya seperti ini juga dilakukan oleh negara-negara maju lainnya.
“Kita ini bukan menjual aset bangsa, tapi justru mensinergikan aset bangsa supaya lebih kuat,” kata dia.
Sebelumnya, Erick menyebut peralihan energi fosil ke EBT diperkirakan sedikit terhambat lantaran ketergantungan pemerintah terhadap devisa dari sawit dan batubara sangat tinggi.
“Ini yang sedang kita bangun dan ingat ada pemasukan yang Indonesia perlukan saat ini salah satunya dari alam kita. Sekarang pemasukan Indonesia mencari dolar memang dalam kondisi yang seperti ini (pandemi Covid-19) adalah melalui sawit dan batubara,” kata dia.
Kondisi tersebut sangat memprihatinkan. Sebab, sebagian besar negara di Eropa menganggap produk sawit merupakan produk tak ramah lingkungan dan mengurangi penggunaan produk sawit.
Pemerintah, kata Erick tengah melakukan negosiasi agar sawit dapat kembali diterima di Eropa. Sedangkan penggunaan batu bara untuk pembangkit listrik akan dikurangi kapasitasnya secara bertahap dan beralih ke hydro power dan solar panel.
“Yang namanya geothermal ketika kita sinergikan itu akan lebih efisien, apalagi kita akan menggunakan EBT,” ujar Erick saat menghadiri rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR.
Menurut dia, upaya peralihan menggunakan energi ramah lingkungan akan dilakukan secara bertahap dalam beberapa tahun mendatang.
Langkah tersebut dilakukan dengan mencari sumur-sumur baru di wilayah lain yang diyakini menyimpan cadangan migas yang cukup banyak. Upaya seperti ini juga dilakukan oleh negara-negara maju lainnya.
“Kita ini bukan menjual aset bangsa, tapi justru mensinergikan aset bangsa supaya lebih kuat,” kata dia.
Sebelumnya, Erick menyebut peralihan energi fosil ke EBT diperkirakan sedikit terhambat lantaran ketergantungan pemerintah terhadap devisa dari sawit dan batubara sangat tinggi.
“Ini yang sedang kita bangun dan ingat ada pemasukan yang Indonesia perlukan saat ini salah satunya dari alam kita. Sekarang pemasukan Indonesia mencari dolar memang dalam kondisi yang seperti ini (pandemi Covid-19) adalah melalui sawit dan batubara,” kata dia.
Kondisi tersebut sangat memprihatinkan. Sebab, sebagian besar negara di Eropa menganggap produk sawit merupakan produk tak ramah lingkungan dan mengurangi penggunaan produk sawit.
Pemerintah, kata Erick tengah melakukan negosiasi agar sawit dapat kembali diterima di Eropa. Sedangkan penggunaan batu bara untuk pembangkit listrik akan dikurangi kapasitasnya secara bertahap dan beralih ke hydro power dan solar panel.
(akr)