IHSG Terus Meroket, Awas Rawan Profit Taking
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) sudah menguat cukup signifikan pada sepekan terakhir. Hal ini didorong dengan adanya sentimen global, terutama dari bursa Amerika Serikat (AS). Pada pagi ini tercatat, bursa saham Tanah Air berada di zona hijau pada pembukaan perdagangan, Senin (7/6/2021). IHSG menguat 0,23% berada di level 6.079.
“Di Amerika kan ada pertumbuhan ketenagakerjaan yang tumbuh masih di bawah estimasi. Tentu ini meningkatkan harapan bahwa tidak akan ada atau setidaknya pengetatan kebijakan moneter itu akan dilakukan secara bertahap. Dalam artian, pengetatan belum akan dilakukan tahun ini dan baru akan terlaksana tahun depan,” kata Head of Research Henan Putihrai Sekuritas, Robertus Yanuar Hardy dalam acara Market Opening IDX Channel, Senin (7/6/2021).
Akan tetapi, Robertus menilai, penguatan IHSG yang signifikan ini akan rawan profit taking . Karena saat ini IHSG sudah berada di level-level psikologisnya, yakni di level 6.000-an.
“Boleh dibilang dalam sepekan terakhir itu penguatannya sudah cukup signifikan. Yakni, dari level sekitar 5.800-an sekarang sudah di atas 6.050. Tentu ini di satu sisi juga rawan profit taking,” ujar dia.
Sementara itu, adanya pernyataan dari Menteri Keuangan AS yang mengutarakan bahwa sudah cukup wajar bila saat ini suku bunga dinaikkan, karena inflasi AS yang sudah naik di atas lebih dari 4%.
Hal tersebut kemudian meningkatkan kekhawatiran bahwa kemungkinan akan ada pengetatan kebijakan moneter di global, terutama dimulai oleh Amerika.
“Di satu sisi inflasinya sudah naik tinggi dan juga dikhawatirkan kondisi perekonomian pertumbuhannya sudah mulai overhead. Tentu ini menjadi sentimen yang mix juga, mix cenderung negatif ya. Akan tetapi, kita harapkan akan terjadi secara bertahap, tidak akan serta merta dilakukan dengan tiba-tiba,” kata Robertus.
“Di Amerika kan ada pertumbuhan ketenagakerjaan yang tumbuh masih di bawah estimasi. Tentu ini meningkatkan harapan bahwa tidak akan ada atau setidaknya pengetatan kebijakan moneter itu akan dilakukan secara bertahap. Dalam artian, pengetatan belum akan dilakukan tahun ini dan baru akan terlaksana tahun depan,” kata Head of Research Henan Putihrai Sekuritas, Robertus Yanuar Hardy dalam acara Market Opening IDX Channel, Senin (7/6/2021).
Akan tetapi, Robertus menilai, penguatan IHSG yang signifikan ini akan rawan profit taking . Karena saat ini IHSG sudah berada di level-level psikologisnya, yakni di level 6.000-an.
“Boleh dibilang dalam sepekan terakhir itu penguatannya sudah cukup signifikan. Yakni, dari level sekitar 5.800-an sekarang sudah di atas 6.050. Tentu ini di satu sisi juga rawan profit taking,” ujar dia.
Sementara itu, adanya pernyataan dari Menteri Keuangan AS yang mengutarakan bahwa sudah cukup wajar bila saat ini suku bunga dinaikkan, karena inflasi AS yang sudah naik di atas lebih dari 4%.
Hal tersebut kemudian meningkatkan kekhawatiran bahwa kemungkinan akan ada pengetatan kebijakan moneter di global, terutama dimulai oleh Amerika.
“Di satu sisi inflasinya sudah naik tinggi dan juga dikhawatirkan kondisi perekonomian pertumbuhannya sudah mulai overhead. Tentu ini menjadi sentimen yang mix juga, mix cenderung negatif ya. Akan tetapi, kita harapkan akan terjadi secara bertahap, tidak akan serta merta dilakukan dengan tiba-tiba,” kata Robertus.
(akr)