Aliansi IPTV & MIGO, Hary Tanoesoedibjo: Tumbuh Lebih Cepat & Jauh Lebih Besar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Aliansi PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV) dengan perusahaan teknologi global MIGO akan membuat kinerja keduanya meroket.
"MIGO yang didukung dengan coverage luas, dan konten digital yang bagus akan membuat MIGO tumbuh sangat-sangat besar. Vision+ juga akan tumbuh jauh lebih cepat, lebih besar lagi dengan kolaborasi ini," kata Executive Chairman MNC Group, Hary Tanoesoedibjo .
Hal tersebut diungkapkan saat pendandatanganan kerja sama antara IPTV dan MIGO, Kamis (10/6/2021). Hary mengatakan, proses kerja sama ini memakan waktu dua bulan mulai proses dari penjajakan hingga akhirnya keduanya menandatangani perjanjian kerja sama.
Ke depan, Hary berharap kerja sama dengan MIGO akan lebih luas lagi. Tidak hanya MVN Group, tapi juga meliputi MNC Group. Sebab, seluruh lini usaha MNC Group kini tengah berlari kencang dalam transformasi digital.
Presiden Direktur Migo Indonesia, Dan Connor mengungkapkan, sangat antusias untuk membentuk aliansi ini dengan IPTV, sebagai bagian inti dari konglomerat media terkemuka di Asia Tenggara.
"Tujuan kami adalah Vision+ dan MIGO menjadi layanan video on demand terbesar di Indonesia," kata Connor.
Connor mengatakan IPTV & MIGO akan secara bersama-sama mengubah cara hiburan dikonsumsi di seluruh Indonesia.
Migo dirancang untuk mengoptimalkan pengalaman pelanggan untuk cakupan pasar yang luas, dan menghadirkan layanan video-on-demand secara offline melalui jaringan warung atau yang disebut 'Warung Migo'.
Di Warung Migo manapun, pengguna dapat mengakses jaringan yang dipatenkan Migo untuk mengunduh konten tanpa batas dan lebih cepat dari sebelumnya, serta mengunduh sebuah film membutuhkan waktu hanya dalam 60 detik.
Selain itu, pengguna juga dapat menonton sepuasnya tanpa biaya data, tanpa iklan, dan tanpa buffering, dengan biaya hanya Rp 1.000 per hari. Hal ini membuat Migo 5-7x lebih murah daripada biaya keseluruhan dari OTT berlangganan lainnya, dengan waktu unduh 30x lebih cepat daripada jaringan telekomunikasi tradisional.
Saat ini, Migo mendistribusikan konten dari berbagai rumah produksi lokal & internasional dan layanan OTT. Mencakup berbagai rumah produksi dan pembuat konten lokal, seperti MNC Group, MD Pictures, SBS, dan JTBC, serta sejumlah OTT, termasuk GoPlay, layanan streaming video GoJek; Genflix, salah satu OTT pertama yang diluncurkan di Indonesia; dan Sushiroll, yang menghadirkan konten Anime terbaik.
Kerja sama strategis ini akan menjadi katalis bagi pertumbuhan anak perusahaan IPTV, terutama dalam menambah jaringan baru untuk mendistribusikan kontennya.
Dengan memanfaatkan jaringan Migo, konten IPTV kini dapat dinikmati oleh jutaan pengguna yang saat ini memiliki kesulitan dengan konektivitas dan biaya Internet atau data.
Migo akan membawa skala televisi FTA tradisional ke dunia OTT berlangganan, yang akan tumbuh mencapai lebih dari 100.000 Warung Migo dari Sabang hingga Merauke.
Migo dan IPTV akan bekerja sama untuk memperluas jaringan Migo secara nasional, bertujuan untuk menjangkau 100 juta orang selama 5 tahun ke depan, dan membawa anak perusahaan IPTV ke lebih dari 20 juta pengguna bulanan berbayar.
Penandatanganan tersebut disaksikan Barret Commiskey, Founder MIGO, melalui live streaming dari Taipei. Dalam acara Signing Ceremony hari ini, juga dihadiri Global President MIGO Chris Reynolds dan Presiden Direktur Migo Indonesia Dan Connor.
MIGO didirikan oleh Barrett Comiskey, yang dikenal sebagai salah satu "fathers of electronic ink". Sebagai sarjana lulusan MIT, Barrett mengembangkan teknologi di balik Amazon Kindle e-reader yang telah mengeluarkan miliaran e-book dan berperan penting dalam revolusi industri percetakan.
Barret memiliki lebih dari 70 paten dengan namanya dan telah diakui oleh Forum Ekonomi Dunia sebagai Pelopor Teknologi dan merupakan orang termuda yang pernah dilantik dalam US National Inventors of Fame.
Migo Indonesia adalah perusahaan operator Migo di Indonesia, sebuah perusahaan teknologi global disruptif yang didukung oleh Temasek, yang secara masif memperluas distribusi konten untuk cakupan pasar yang luas di negara berkembang.
"MIGO yang didukung dengan coverage luas, dan konten digital yang bagus akan membuat MIGO tumbuh sangat-sangat besar. Vision+ juga akan tumbuh jauh lebih cepat, lebih besar lagi dengan kolaborasi ini," kata Executive Chairman MNC Group, Hary Tanoesoedibjo .
Baca Juga
Hal tersebut diungkapkan saat pendandatanganan kerja sama antara IPTV dan MIGO, Kamis (10/6/2021). Hary mengatakan, proses kerja sama ini memakan waktu dua bulan mulai proses dari penjajakan hingga akhirnya keduanya menandatangani perjanjian kerja sama.
Ke depan, Hary berharap kerja sama dengan MIGO akan lebih luas lagi. Tidak hanya MVN Group, tapi juga meliputi MNC Group. Sebab, seluruh lini usaha MNC Group kini tengah berlari kencang dalam transformasi digital.
Presiden Direktur Migo Indonesia, Dan Connor mengungkapkan, sangat antusias untuk membentuk aliansi ini dengan IPTV, sebagai bagian inti dari konglomerat media terkemuka di Asia Tenggara.
"Tujuan kami adalah Vision+ dan MIGO menjadi layanan video on demand terbesar di Indonesia," kata Connor.
Connor mengatakan IPTV & MIGO akan secara bersama-sama mengubah cara hiburan dikonsumsi di seluruh Indonesia.
Migo dirancang untuk mengoptimalkan pengalaman pelanggan untuk cakupan pasar yang luas, dan menghadirkan layanan video-on-demand secara offline melalui jaringan warung atau yang disebut 'Warung Migo'.
Di Warung Migo manapun, pengguna dapat mengakses jaringan yang dipatenkan Migo untuk mengunduh konten tanpa batas dan lebih cepat dari sebelumnya, serta mengunduh sebuah film membutuhkan waktu hanya dalam 60 detik.
Selain itu, pengguna juga dapat menonton sepuasnya tanpa biaya data, tanpa iklan, dan tanpa buffering, dengan biaya hanya Rp 1.000 per hari. Hal ini membuat Migo 5-7x lebih murah daripada biaya keseluruhan dari OTT berlangganan lainnya, dengan waktu unduh 30x lebih cepat daripada jaringan telekomunikasi tradisional.
Saat ini, Migo mendistribusikan konten dari berbagai rumah produksi lokal & internasional dan layanan OTT. Mencakup berbagai rumah produksi dan pembuat konten lokal, seperti MNC Group, MD Pictures, SBS, dan JTBC, serta sejumlah OTT, termasuk GoPlay, layanan streaming video GoJek; Genflix, salah satu OTT pertama yang diluncurkan di Indonesia; dan Sushiroll, yang menghadirkan konten Anime terbaik.
Kerja sama strategis ini akan menjadi katalis bagi pertumbuhan anak perusahaan IPTV, terutama dalam menambah jaringan baru untuk mendistribusikan kontennya.
Dengan memanfaatkan jaringan Migo, konten IPTV kini dapat dinikmati oleh jutaan pengguna yang saat ini memiliki kesulitan dengan konektivitas dan biaya Internet atau data.
Migo akan membawa skala televisi FTA tradisional ke dunia OTT berlangganan, yang akan tumbuh mencapai lebih dari 100.000 Warung Migo dari Sabang hingga Merauke.
Migo dan IPTV akan bekerja sama untuk memperluas jaringan Migo secara nasional, bertujuan untuk menjangkau 100 juta orang selama 5 tahun ke depan, dan membawa anak perusahaan IPTV ke lebih dari 20 juta pengguna bulanan berbayar.
Penandatanganan tersebut disaksikan Barret Commiskey, Founder MIGO, melalui live streaming dari Taipei. Dalam acara Signing Ceremony hari ini, juga dihadiri Global President MIGO Chris Reynolds dan Presiden Direktur Migo Indonesia Dan Connor.
MIGO didirikan oleh Barrett Comiskey, yang dikenal sebagai salah satu "fathers of electronic ink". Sebagai sarjana lulusan MIT, Barrett mengembangkan teknologi di balik Amazon Kindle e-reader yang telah mengeluarkan miliaran e-book dan berperan penting dalam revolusi industri percetakan.
Barret memiliki lebih dari 70 paten dengan namanya dan telah diakui oleh Forum Ekonomi Dunia sebagai Pelopor Teknologi dan merupakan orang termuda yang pernah dilantik dalam US National Inventors of Fame.
Migo Indonesia adalah perusahaan operator Migo di Indonesia, sebuah perusahaan teknologi global disruptif yang didukung oleh Temasek, yang secara masif memperluas distribusi konten untuk cakupan pasar yang luas di negara berkembang.
(akr)