Investigasi Kaburnya 5 Calon Pekerja Migran, Kemnaker: Setiap Hari Mereka Hanya Diberi Makan Kolak Tiga Sendok
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mengejutkan sekali temuan hasil investigasi yang dilakukan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) terhadap lima calon p ekerja migran yang nekat kabur dari lantai empat Balai Latihan Kerja Luar Negeri (BLKLN) Central Karya Semesta (CKS) di Bumiayu, Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur.
Investigasi yang dilangsungkan selama selama dua hari itu, Jumat-Sabtu (11-12/6/2021), menemukan perlakuan tidak manusiawi yang dilakukan pihak BLKLN CKS.
Baca juga:Heboh! 5 Calon TKI di Malang Nekat Lompat dari Atap Gedung, 3 Alami Patah Kaki
"Dari pemeriksaan yang telah dilakukan, manajemen BLKLN CKS terindikasi telah melakukan perbuatan yang tidak manusiawi terhadap lima CPMI," kata Dirjen Binapenta dan PKK Kemnaker, Suhartono di Jakarta, Sabtu (12/6/2021).
Perlakuan yang tidak manusiawi dan menjurus ke perbudakan itu, seperti hukuman bullying, tidak boleh keluar dan dikunjungi oleh pihak keluarga, dan aturan makan sehari-hari yang tidak sesuai, yakni sehari semalam CPMI hanya dikasih makan sekali. Pagi hari hanya diberi kolak tiga sendok, kemudian CPMI disuruh minum air yang banyak.
Suhartono mengatakan, atas tindakan yang tidak manusiawi tersebut, pihaknya akan mengambil tindakan tegas kepada mereka yang bertanggungjawab di balai latihan kerja yang berada di bawah naungan PT Cipta Karya Sejati (PT CKS) ini.
"Temuan dari tim di lapangan ini akan menjadi acuan untuk nantinya diambil tindakan terhadap manajemen BLKLN CKS, maupun P3MI PT CKS," ucapnya.
Pada investigasi ini, Kementerian Ketenagakerjaan menerjunkan Tim Satgas Pelindungan Pekerja Migran Indonesia yg berasal dari Ditjen Binapenta dan PKK serta Pengawas Ketenagakerjaan Ditjen Binwasnaker dan K3.
Satgas Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Ditjen Binapenta Kemnaker Ali Tsabith mengemukakan, investigasi dilakukan di antaranya dengan meminta keterangan kepada Kepala Cabang PT CKS Cabang Malang dan Kepala Asrama BLKLN CKS, memeriksa legalitas izin usahanya, mengecek tempat lompatnya lima CPMI, dan semua fasilitas CPMI di asrama termasuk penerapan protokol kesehatan.
Baca juga:Israel Tembak Mati Remaja Palestina Umur 15 Tahun di Tepi Barat
Tim juga meminta keterangan kepada tiga dari lima CPMI terkait alasannya kabur dari tempat pelatihan tersebut. Ketiga CPMI itu berinisial F, BI, dan M. Sementara dua CPMI yang lain belum dicari keberadaannya untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
"Kami sudah melakukan pemeriksaan dari kedua pihak terkait persoalan ini. Untuk CPMI sendiri kami menemui tiga orang yang sedang dalam perawatan," ucap Ali.
Sebelumnya diketahui, kaburnya lima calon pekerja migran ini menimbulkan Kehebohan di masyarakat sekitar BLK. Pasalnya, mereka nekat kabur dengan cara melompat dari atap gedung berketinggian 15 meter.
Akibatnya, tiga di antaranya mengalami patah tulang. Kelima buruh migran ini mengaku kabur karena tidak tahan kerap disiksa video pengakuan mereka viral di medsos.
Investigasi yang dilangsungkan selama selama dua hari itu, Jumat-Sabtu (11-12/6/2021), menemukan perlakuan tidak manusiawi yang dilakukan pihak BLKLN CKS.
Baca juga:Heboh! 5 Calon TKI di Malang Nekat Lompat dari Atap Gedung, 3 Alami Patah Kaki
"Dari pemeriksaan yang telah dilakukan, manajemen BLKLN CKS terindikasi telah melakukan perbuatan yang tidak manusiawi terhadap lima CPMI," kata Dirjen Binapenta dan PKK Kemnaker, Suhartono di Jakarta, Sabtu (12/6/2021).
Perlakuan yang tidak manusiawi dan menjurus ke perbudakan itu, seperti hukuman bullying, tidak boleh keluar dan dikunjungi oleh pihak keluarga, dan aturan makan sehari-hari yang tidak sesuai, yakni sehari semalam CPMI hanya dikasih makan sekali. Pagi hari hanya diberi kolak tiga sendok, kemudian CPMI disuruh minum air yang banyak.
Suhartono mengatakan, atas tindakan yang tidak manusiawi tersebut, pihaknya akan mengambil tindakan tegas kepada mereka yang bertanggungjawab di balai latihan kerja yang berada di bawah naungan PT Cipta Karya Sejati (PT CKS) ini.
"Temuan dari tim di lapangan ini akan menjadi acuan untuk nantinya diambil tindakan terhadap manajemen BLKLN CKS, maupun P3MI PT CKS," ucapnya.
Pada investigasi ini, Kementerian Ketenagakerjaan menerjunkan Tim Satgas Pelindungan Pekerja Migran Indonesia yg berasal dari Ditjen Binapenta dan PKK serta Pengawas Ketenagakerjaan Ditjen Binwasnaker dan K3.
Satgas Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Ditjen Binapenta Kemnaker Ali Tsabith mengemukakan, investigasi dilakukan di antaranya dengan meminta keterangan kepada Kepala Cabang PT CKS Cabang Malang dan Kepala Asrama BLKLN CKS, memeriksa legalitas izin usahanya, mengecek tempat lompatnya lima CPMI, dan semua fasilitas CPMI di asrama termasuk penerapan protokol kesehatan.
Baca juga:Israel Tembak Mati Remaja Palestina Umur 15 Tahun di Tepi Barat
Tim juga meminta keterangan kepada tiga dari lima CPMI terkait alasannya kabur dari tempat pelatihan tersebut. Ketiga CPMI itu berinisial F, BI, dan M. Sementara dua CPMI yang lain belum dicari keberadaannya untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
"Kami sudah melakukan pemeriksaan dari kedua pihak terkait persoalan ini. Untuk CPMI sendiri kami menemui tiga orang yang sedang dalam perawatan," ucap Ali.
Sebelumnya diketahui, kaburnya lima calon pekerja migran ini menimbulkan Kehebohan di masyarakat sekitar BLK. Pasalnya, mereka nekat kabur dengan cara melompat dari atap gedung berketinggian 15 meter.
Akibatnya, tiga di antaranya mengalami patah tulang. Kelima buruh migran ini mengaku kabur karena tidak tahan kerap disiksa video pengakuan mereka viral di medsos.
(uka)