Naiknya Inflasi AS Tak Terlalu Berdampak bagi IHSG
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pada pembukaan perdagangan hari ini (14/6/2021), indeks harga saham gabungan (IHSG) berada di zona hijau. IHSG menguat 0,36% dan berada di level 6.110.
President Director PT Astronacci International Gema Goeyardi mengatakan, naiknya inflasi di Amerika Serikat (AS) tidak terlalu berdampak bagi Indonesia (IHSG). Menurut dia, kondisi ini memang seharusnya sudah terjadi.
Baca juga:Lagi Ngetren, Ini Koleksi Mobil Station Wagon Selebriti Indonesia
“Jadi kalau misalkan kita lihat inflasi di Amerika naik, seharusnya memang sudah harus naik. Karena Consumer Price Index (CPI) mulai recover dari zaman sebelumnya. Yang kita tahu juga di tanggal 16 Juni nanti di Los Angeles sudah mulai ada kebijakan baru tentang masker,” katanya dalam acara Market Opening IDX Channel, Senin (14/6/2021).
Gema menjelaskan, dapat terlihat bahwa kehidupan di Amerika memang benar-benar sudah mulai kembali normal. Serta, diperkirakan naiknya inflasi ini disebabkan oleh demand bukan karena cost. Jadi ada kemungkinan Pemerintah AS akan melakukan tapering off atau menaikkan suku bunga.
“Saya pikir The Fed akan menunggu satu periode lagi sebelum menaikkan suku bunga. Ya itu probability-nya sekitar 60% untuk dia tidak melakukan kebijakan ekonomi yang agresif sementara waktu dan juga mungkin sambil melihat recovery-nya,” jelas dia.
Baca juga:Naftali Bennett, Orang Paling Dibenci di Israel tapi Jadi PM Israel
Sementara itu, Gema menilai, global sudah mulai move on dari pandemi Covid-19. Salah satunya dapat terlihat perbaikan ekonomi di Amerika yang pulih lebih cepat dari prediksi.
“ini akan menjadi salah satu major reason bahwa pasar modal di dunia itu harusnya sudah akan cukup stabil dan mereka akan mencari sentimen lain other Covid-19. Kalau kita pelajari juga dari awal tahun sampai sekarang indeks di Amerika sudah tidak terpengaruh Covid-19 lagi dan malah terus naik,” ucap dia.
President Director PT Astronacci International Gema Goeyardi mengatakan, naiknya inflasi di Amerika Serikat (AS) tidak terlalu berdampak bagi Indonesia (IHSG). Menurut dia, kondisi ini memang seharusnya sudah terjadi.
Baca juga:Lagi Ngetren, Ini Koleksi Mobil Station Wagon Selebriti Indonesia
“Jadi kalau misalkan kita lihat inflasi di Amerika naik, seharusnya memang sudah harus naik. Karena Consumer Price Index (CPI) mulai recover dari zaman sebelumnya. Yang kita tahu juga di tanggal 16 Juni nanti di Los Angeles sudah mulai ada kebijakan baru tentang masker,” katanya dalam acara Market Opening IDX Channel, Senin (14/6/2021).
Gema menjelaskan, dapat terlihat bahwa kehidupan di Amerika memang benar-benar sudah mulai kembali normal. Serta, diperkirakan naiknya inflasi ini disebabkan oleh demand bukan karena cost. Jadi ada kemungkinan Pemerintah AS akan melakukan tapering off atau menaikkan suku bunga.
“Saya pikir The Fed akan menunggu satu periode lagi sebelum menaikkan suku bunga. Ya itu probability-nya sekitar 60% untuk dia tidak melakukan kebijakan ekonomi yang agresif sementara waktu dan juga mungkin sambil melihat recovery-nya,” jelas dia.
Baca juga:Naftali Bennett, Orang Paling Dibenci di Israel tapi Jadi PM Israel
Sementara itu, Gema menilai, global sudah mulai move on dari pandemi Covid-19. Salah satunya dapat terlihat perbaikan ekonomi di Amerika yang pulih lebih cepat dari prediksi.
“ini akan menjadi salah satu major reason bahwa pasar modal di dunia itu harusnya sudah akan cukup stabil dan mereka akan mencari sentimen lain other Covid-19. Kalau kita pelajari juga dari awal tahun sampai sekarang indeks di Amerika sudah tidak terpengaruh Covid-19 lagi dan malah terus naik,” ucap dia.
(uka)