Rupiah Loyo Diserang Varian Baru Covid-19 Saat Melawan Dolar AS
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) ditutup melemah pada perdagangan sore hari kedua pekan ini. Terpantau Rupiah melemah 22 point atau berada di level Rp14.225.
Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi menjelaskan, pergerakan rupiah dipengaruhi oleh masuknya varian baru virus corona yang berasal dari India. Hal ini akan mengganggu perekonomian Indonesia yang sedang mencoba untuk bangkit dari resesi.
Kondisi ini, perlu diwaspadai karena lebih mudah tertular dibandingkan virus Covid-19 ini. “Tidak hanya satu varian baru yang muncul di Indonesia, tapi ada banyak jenis sehingga perlu diwaspadai,” kata Ibrahim dalam riset hariannya, Selasa (15/6/2021).
Ia menerangkan, percepatan proses vaksinasi dinilai menjadi sangat penting sebagai salah satu langkah untuk mengantisipasi semakin luas penyebaran virus baru ini. Sebab, saat ini tingkat vaksinasi di Indonesia masih sangat rendah dan perlu strategi baru agar vaksinasi semakin cepat.
“Tanpa vaksinasi yang cepat akan mengakibatkan varian baru terus menyebar dan bisa saja Indonesia akan kembali melakukan Lockdown secara ketat,” ujarnya.
Ibrahim menyampaikan, pemerintah harus terus melakukan berbagai strategi salah satunya melakukan vaksinasi massal. Dengan vaksinasi massal, ekonomi bisa tumbuh positif pada kuartal kedua walaupun angka positifnya tidak sesuai dengan ekspektasi pemerintah sebesar 7-8%.
Namun hal itu dinilai sudah cukup bagus bagi Indonesia keluar dari resesi. “Bank Indonesia terus melakukan intervensi di pasar valas, SUN dan Obligasi di perdagangan DNDF guna untuk meredam pelemahan mata uang rupiah. Sehingga pelemahan mata uang rupiah bisa di minimalisir sekecil mungkin dan ini terbukti bisa di lakukan oleh bank Indonesia,” imbuhnya.
Sementara untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka fluktuatif, namun ditutup melemah di rentang Rp14.200 hingga Rp14.250 per USD.
Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi menjelaskan, pergerakan rupiah dipengaruhi oleh masuknya varian baru virus corona yang berasal dari India. Hal ini akan mengganggu perekonomian Indonesia yang sedang mencoba untuk bangkit dari resesi.
Kondisi ini, perlu diwaspadai karena lebih mudah tertular dibandingkan virus Covid-19 ini. “Tidak hanya satu varian baru yang muncul di Indonesia, tapi ada banyak jenis sehingga perlu diwaspadai,” kata Ibrahim dalam riset hariannya, Selasa (15/6/2021).
Ia menerangkan, percepatan proses vaksinasi dinilai menjadi sangat penting sebagai salah satu langkah untuk mengantisipasi semakin luas penyebaran virus baru ini. Sebab, saat ini tingkat vaksinasi di Indonesia masih sangat rendah dan perlu strategi baru agar vaksinasi semakin cepat.
“Tanpa vaksinasi yang cepat akan mengakibatkan varian baru terus menyebar dan bisa saja Indonesia akan kembali melakukan Lockdown secara ketat,” ujarnya.
Ibrahim menyampaikan, pemerintah harus terus melakukan berbagai strategi salah satunya melakukan vaksinasi massal. Dengan vaksinasi massal, ekonomi bisa tumbuh positif pada kuartal kedua walaupun angka positifnya tidak sesuai dengan ekspektasi pemerintah sebesar 7-8%.
Namun hal itu dinilai sudah cukup bagus bagi Indonesia keluar dari resesi. “Bank Indonesia terus melakukan intervensi di pasar valas, SUN dan Obligasi di perdagangan DNDF guna untuk meredam pelemahan mata uang rupiah. Sehingga pelemahan mata uang rupiah bisa di minimalisir sekecil mungkin dan ini terbukti bisa di lakukan oleh bank Indonesia,” imbuhnya.
Sementara untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka fluktuatif, namun ditutup melemah di rentang Rp14.200 hingga Rp14.250 per USD.
(akr)