Trik Arisan Online di Malang: Kasih Cuan di Awal, Setelah Itu Minggat
loading...
A
A
A
MALANG - Kasus dugaan penipuan arisan online kembali terjadi di Malang. Diduga arisan online ini korbannya mencapai sekitar lebih dari 50 orang dengan total kerugian mencapai Rp1,5 miliar.
Tiga korban yang merasa menjadi korban dugaan penipuan arisan online mendatang Polresta Malang Kota untuk melapor. Mereka adalah FD, RCF, dan DV. Ketiganya melaporkan NA seorang yang diduga pemilik arisan online yang menggelapkan uang ketiganya dan puluhan anggota arisan lain.
FD menyebut, ia dan kedua korban lainnya sengaja mendatangi Polresta Malang Kota untuk melaporkan dugaan penipuan yang menyeret NA, seorang penyelenggara arisan online. Awalnya NA yang diketahui teman calon istrinya memang mengajaknya ikut arisan online. Dia tak menaruh rasa curiga karena sang calon istri saling mengenal dengan NA. Bahkan FD beberapa kali membeli baju di NA, yang juga sebelumnya penjual baju.
"Awalnya setahu saya jualan (terduga pelaku) baju biasa. Setelah itu dia buka kayak arisan gitu. Beberapa orang ikut, setelah itu dia cuma ngasih tau saja, mau ikut nggak. Dia itu temannya calon istri saya, teman SD-nya, kalau orang asing enggak bakal mau berhubungan, kita juga sudah sering belanja ke dia," ucap FD pada Senin sore (28/6/2021) usai menjalani pemeriksaan.
Baca juga:Lambungkan Nama Indonesia, PENS Juarai 4 Kompetisi Bergengsi Tingkat Dunia
Dirinya menuturkan, awalnya arisan yang berlangsung sejak Januari 2021 ini sempat lancar-lancar saja. Bahkan ia telah empat kali mendapatkan keuntungan lebih dari uang yang ia setorkan. Dijelaskan FD, ada dua jenis arisan yang bisa diikuti masyarakat.
"Ada dua macam, arisan sama investasi, inves (investasi) kita seumpama bayar Rp1.250.000 dalam waktu 15 hari atau 7 hari dapat Rp1.300.000, Rp 1.500.000 kayak gitu itu. Kalau arisan menurun. Dapat pertama memang bayarnya lebih banyak bayar, terakhir dapatnya sedikit, dapatnya lama," ungkapnya.
"Sistemnya kayak rebutan, cepat-cepatan, acak grupnya dilock. Sebelum dilock ngasih info, sampai berapa sudah ada nominalnya. Dapatnya misalnya Rp1 juta untuk 5 orang, nomor 1 bayarnya 700 (Rp700 ribu), nomor 2 semakin menurun," imbuh FD menjelaskan sistem kerjanya.
Dari penuturan FD, terdapat setidaknya ada sekitar lebih dari 50 orang yang mengikuti arisan online ini. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Malang, Jakarta, hingga Yogyakarta, dengan total estimasi kerugian mencapai Rp1,5 miliar.
"Kalau saya pribadi rugi Rp7 juta, total ada 50 orang lebih, beda-beda kota itu, total Rp 1,5 miliar sejak Januari. Kalau yang kami tiga orang di Malang, yang di Jakarta sama Jogja, sudah ada yang lapor katanya," kata dia.
Namun kini ia tak tahu harus bagaimana, NA hilang tanpa kabar. Dirinya juga tak bisa ditelpon dan dikirim pesan whatsapp sejak 26 Juni 2021. Bahkan ia sempat mendatangi rumah NA yang ada di KTP, namun ternyata rumah tersebut sudah dijual lama dan pindah.
Admin penyelenggara arisan yang dikelola NA pun tak tahu menahu keberadaan NA, sedangkan sang pacar yang diketahui tinggal satu rumah dengan NA ternyata malah mengaku juga menjadi korban penipuan, uangnya dibawa kabur oleh NA.
FD pun telah mencari ke rumah orang tuanya dan hasilnya sang orang tua tak mau peduli dengan permasalahan yang dialami anaknya. Tak kunjung mendapat kejelasan akhirnya FD mencoba memberanikan diri mengadukan ke Polresta Malang Kota.
Baca juga:6 Tanda Kolesterol Tinggi Mengarah Stroke dan Serangan Jantung
"NA ini nggak ada kabar, ditelpon nggak bisa, di-whatsapp nggak bisa, saya sih belum curiga anggapannya 1 x 24 jam, tapi yang lain sudah banyak yang bingung. Satu hari lebih saya baru komunikasi. Saya cari di rumahnya nggak ada, sampai akhirnya lapor," jelasnya.
Sementara itu korban lainnya DV, perempuan berusia 25 tahun, mengaku harus kehilangan uang Rp15 juta. Ia rela memberikan uangnya kepada NA setelah dirinya menerima pemberian uang dari hasil keuntungan arisan online.
"Dapatnya bergilir, setor Rp2-3 jutaan, sudah balik modal sudah Rp5 juta. Tapi saya tambahi lagi ini, kerugian saya sampai Rp15 juta. Saya kan tahunya dari online, cara komunikasi, bukti transfernya itu sudah rapi gitu. Kalau orang lihat sekilas dari instagramnya, itu bahkan ngasih tahu tertulis alamatnya, tertulis kerjaannya apa, backgroundnya apa, tertulis semua jelas di situ. Instagramnya arisan cuan mlg," beber dia.
Hal serupa dialami mahasiswa berinisial RCF yang juga kehilangan uang Rp5.035.000 yang disetorkan ke NA dengan iming-iming bakal berlipat keuntungan. Apalagi ia sempat mendapat uang arisan 5-10 kali dengan modal awal yang disetorkannya Rp1.600.000. "Iya sudah dapat beberapa kali, seingat saya 5-10 kali, modal awal 1.600.000," pungkasnya.
Tiga korban yang merasa menjadi korban dugaan penipuan arisan online mendatang Polresta Malang Kota untuk melapor. Mereka adalah FD, RCF, dan DV. Ketiganya melaporkan NA seorang yang diduga pemilik arisan online yang menggelapkan uang ketiganya dan puluhan anggota arisan lain.
FD menyebut, ia dan kedua korban lainnya sengaja mendatangi Polresta Malang Kota untuk melaporkan dugaan penipuan yang menyeret NA, seorang penyelenggara arisan online. Awalnya NA yang diketahui teman calon istrinya memang mengajaknya ikut arisan online. Dia tak menaruh rasa curiga karena sang calon istri saling mengenal dengan NA. Bahkan FD beberapa kali membeli baju di NA, yang juga sebelumnya penjual baju.
"Awalnya setahu saya jualan (terduga pelaku) baju biasa. Setelah itu dia buka kayak arisan gitu. Beberapa orang ikut, setelah itu dia cuma ngasih tau saja, mau ikut nggak. Dia itu temannya calon istri saya, teman SD-nya, kalau orang asing enggak bakal mau berhubungan, kita juga sudah sering belanja ke dia," ucap FD pada Senin sore (28/6/2021) usai menjalani pemeriksaan.
Baca juga:Lambungkan Nama Indonesia, PENS Juarai 4 Kompetisi Bergengsi Tingkat Dunia
Dirinya menuturkan, awalnya arisan yang berlangsung sejak Januari 2021 ini sempat lancar-lancar saja. Bahkan ia telah empat kali mendapatkan keuntungan lebih dari uang yang ia setorkan. Dijelaskan FD, ada dua jenis arisan yang bisa diikuti masyarakat.
"Ada dua macam, arisan sama investasi, inves (investasi) kita seumpama bayar Rp1.250.000 dalam waktu 15 hari atau 7 hari dapat Rp1.300.000, Rp 1.500.000 kayak gitu itu. Kalau arisan menurun. Dapat pertama memang bayarnya lebih banyak bayar, terakhir dapatnya sedikit, dapatnya lama," ungkapnya.
"Sistemnya kayak rebutan, cepat-cepatan, acak grupnya dilock. Sebelum dilock ngasih info, sampai berapa sudah ada nominalnya. Dapatnya misalnya Rp1 juta untuk 5 orang, nomor 1 bayarnya 700 (Rp700 ribu), nomor 2 semakin menurun," imbuh FD menjelaskan sistem kerjanya.
Dari penuturan FD, terdapat setidaknya ada sekitar lebih dari 50 orang yang mengikuti arisan online ini. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Malang, Jakarta, hingga Yogyakarta, dengan total estimasi kerugian mencapai Rp1,5 miliar.
"Kalau saya pribadi rugi Rp7 juta, total ada 50 orang lebih, beda-beda kota itu, total Rp 1,5 miliar sejak Januari. Kalau yang kami tiga orang di Malang, yang di Jakarta sama Jogja, sudah ada yang lapor katanya," kata dia.
Namun kini ia tak tahu harus bagaimana, NA hilang tanpa kabar. Dirinya juga tak bisa ditelpon dan dikirim pesan whatsapp sejak 26 Juni 2021. Bahkan ia sempat mendatangi rumah NA yang ada di KTP, namun ternyata rumah tersebut sudah dijual lama dan pindah.
Admin penyelenggara arisan yang dikelola NA pun tak tahu menahu keberadaan NA, sedangkan sang pacar yang diketahui tinggal satu rumah dengan NA ternyata malah mengaku juga menjadi korban penipuan, uangnya dibawa kabur oleh NA.
FD pun telah mencari ke rumah orang tuanya dan hasilnya sang orang tua tak mau peduli dengan permasalahan yang dialami anaknya. Tak kunjung mendapat kejelasan akhirnya FD mencoba memberanikan diri mengadukan ke Polresta Malang Kota.
Baca juga:6 Tanda Kolesterol Tinggi Mengarah Stroke dan Serangan Jantung
"NA ini nggak ada kabar, ditelpon nggak bisa, di-whatsapp nggak bisa, saya sih belum curiga anggapannya 1 x 24 jam, tapi yang lain sudah banyak yang bingung. Satu hari lebih saya baru komunikasi. Saya cari di rumahnya nggak ada, sampai akhirnya lapor," jelasnya.
Sementara itu korban lainnya DV, perempuan berusia 25 tahun, mengaku harus kehilangan uang Rp15 juta. Ia rela memberikan uangnya kepada NA setelah dirinya menerima pemberian uang dari hasil keuntungan arisan online.
"Dapatnya bergilir, setor Rp2-3 jutaan, sudah balik modal sudah Rp5 juta. Tapi saya tambahi lagi ini, kerugian saya sampai Rp15 juta. Saya kan tahunya dari online, cara komunikasi, bukti transfernya itu sudah rapi gitu. Kalau orang lihat sekilas dari instagramnya, itu bahkan ngasih tahu tertulis alamatnya, tertulis kerjaannya apa, backgroundnya apa, tertulis semua jelas di situ. Instagramnya arisan cuan mlg," beber dia.
Hal serupa dialami mahasiswa berinisial RCF yang juga kehilangan uang Rp5.035.000 yang disetorkan ke NA dengan iming-iming bakal berlipat keuntungan. Apalagi ia sempat mendapat uang arisan 5-10 kali dengan modal awal yang disetorkannya Rp1.600.000. "Iya sudah dapat beberapa kali, seingat saya 5-10 kali, modal awal 1.600.000," pungkasnya.
(uka)