Program Seruni Akan Memperbaiki Inklusi Keuangan Wanita Pengusaha Mikro

Senin, 12 Juli 2021 - 22:23 WIB
loading...
Program Seruni Akan...
Para wanita di seluruh dunia pada mulanya lebih sulit untuk mendapatkan modal, mengoperasikan, dan memperluas usaha mereka. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Bank Dunia menemukan bahwa rata-rata pendapatan di negara berkembang dari seluruh dunia, 20% wanita dan 34% dari laki-laki di atas usia 15 merupakan ‘pekerja upah’ – yang berarti mereka memiliki pekerjaan di sektor publik atau swasta sebagai karyawan – baik formal maupun informal. Ini berarti lebih banyak perempuan daripada laki-laki yang siap sebagai pengusaha dan wiraswasta.

Namun, sarana penting ini kini tidak seterbuka mungkin bagi pemberdayaan wanita. Para wanita di seluruh dunia pada mulanya lebih sulit untuk mendapatkan modal, mengoperasikan, dan memperluas usaha mereka.



Hal tersebut merupakan kesempatan yang terlewatkan bagi para wanita itu sendiri, dan juga bagi masyarakat secara keseluruhan. Pemberdayaan wanita seringkali diperlihatkan sebagai salah satu cara paling efektif untuk berjuang melawan kemiskinan dan memperbaiki pendidikan anak-anak.

Oleh karena itu, program Memperkuat Perempuan Pengusaha Mikro bagi Keamanan Digital dan Inklusi Keuangan (Strengthening Women Micro-entrepreneurs for Digital Security and Financial Inclusion (SERUNI)) dibentuk untuk mengatasi hambatan terhadap perempuan dalam memulai usaha yang berhasil, dan pengembangannya sambil tetap berjalan.

Program SERUNI merupakan bagian dari penerapan Strategi Nasional Keuangan Inklusi (SNKI), dan akan dijalankan oleh Mercy Corps Indonesia, dengan dukungan dari Inggris Raya– melalui Program Akses Digital dan Tech Hub di Kedutaan Inggris Jakarta. Wanita pengusaha mikro (termasuk kelompok disabilitas) di Indonesia akan memperoleh manfaat dari pemberdayaan ekonomi, literasi keuangan, dan pelatihan serta jasa digital melalui Program – agar mereka dapat memperoleh kesuksesan dalam berusaha.

Program SERUNI akan berjalan sampai Desember 2021 dan akan menjangkau 500 wanita pengusaha mikro di kabupaten Lampung Tengah, Sukabumi, Garut, Cirebon, dan Lombok Tengah.

Sebuah acara pembuka diadakan hari ini oleh Sekretariat Dewan Nasional Inklusi Keuangan (DNKI) untuk meluncurkan program – melalui diskusi panel terkait Peran Inklusi Keuangan dalam Mempromosikan Pemberdayaan Kesejahteraan Perempuan Pengusaha Mikro dan Pentingnya Keamanaan Digital bagi MSME.

Acara peluncuran dihadiri oleh perwakilan dari pemerintah pusat dan daerah, pelaksana program, sektor swasta dan publik – yang akan bekerjasama untuk mensukseskan program ini.

“Program SERUNI bertujuan untuk memberantas kemiskinan dan ketidaksetaraan melalui inklusi keuangan. Wanita pengusaha mikro berhak untuk mengembangkan usahanya dan, untuk itu, memerlukan akses penuh terhadap jasa keuangan. Untuk menutup celah ini, kami membantu usaha yang dikelola dengan baik untuk berkembang, dan ekonomi secara keseluruhan bertumbuh lebih cepat – menguntungkan semua orang. Perdana Menteri saya selalu berkata bahwa pendidikan dan pelatihan bagi wanita dan perempuan merupakan pengganda terbesar bagi pengembangan nasional," ujar Plt Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Rob Fenn.

Mercy Corps Indonesia telah melakukan survei yang terdiri dari 1,065 wanita pengusaha mikro di lima lokasi program dan menemukan bahwa 39% dari wanita pengusaha mikro belum memiliki rekening pribadi di institusi keuangan formal, dan juga diantara 61% wanita pengusaha mikro yang telah memiliki rekening bank, 14% menggunakan tabungannya hanya untuk mengakses bantuan sosial dari pemerintahnya.

Survei menunjukkan bahwa 85% dari wanita pengusaha mikro menyebutkan modal usaha sebagai hambatan terbesar yang mereka hadapi, dan hanya 11% yang pernah dapat mengakses keuangan dari institusi keuangan formal.

Selain itu, 99.5% wanita pengusaha mikro menyatakan bahwa mereka tidak pernah mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan keamanan dunia maya. Keamanan Dunia Maya sekarang merupakan bagian penting dalam melindungi kesuksesan usaha – maka pelatihan dalam bidang ini merupakan hal yang serius.

Direktur Eksekutif Mercy Corps Indonesia, Ade Soekadis mengatakan, di satu sisi, kegunaan dari teknologi digital mengizinkan wanita pengusaha mikro untuk memperluas akses pasarnya dengan menjangkau pelanggan baru, yang kemudian akan meningkatkan pendapatan yang potensial. Namun demikian, tidak diragukan lagi bahwa kegunaan teknologi digital juga memiliki risiko, seperti penipuan dalam jaringan, peretasan akun, penipuan identitas, dan bocornya data pengguna.

"Kejahatan dunia maya dapat mengakibatkan kehilangan baik material maupun non-material bagi wanita pengusaha mikro. Oleh karena itu, perbaikan dalam literasi digital dan pemahaman mengenai keamanan dunia maya saat ini telah menjadi sebuah kebutuhan mendesak untuk melindungi wanita pengusaha mikro menjadi korban dunia maya," terang Ade.



Deputi Koordinasi Makroekonomi dan Keuangan, Koordinator Kementerian Bidang Perekonomian sebagai Ketua Sekretariat Dewan Nasional Inklusi Keuangan, Dr. Iskandar Simorangkir menambahkan, pemerintah melalui Perpres No 114 tahun 2020 telah menyiapkan Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) yang bertujuan sebagai upaya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui sistem keuangan yang inklusif.

Presiden Joko Widodo selaku Ketua Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) menekankan untuk memprioritaskan perluasan dan kemudahan akses melalui layanan keuangan digital bagi seluruh lapisan masyarakat khususnya bagi kelompok masyarakat berpenghasilan rendah, usaha mikro kecil (UMK), dan kelompok lintas masyarakat misalnya: perempuan dan penyandang disabilitas.

Pada tahun 2020, indeks inklusi keuangan di Indonesia telah mencapai 81,4%, lebih tinggi dari tahun 2019 yang hanya mencapai 76,19%. Berdasarkan gender, kepemilikan akun, kepemilikan telepon seluler dan penggunaan uang elektronik berbasis seluler di kalangan laki-laki dan perempuan mengalami peningkatan, kesenjangan antara laki-laki dan perempuan semakin berkurang.

Hal ini tentunya tidak terlepas dari beberapa program pemberdayaan yang terus dilakukan untuk mendukung akses perempuan terhadap layanan keuangan.

“Program sinergi antara Sekretariat DNKI, Kedutaan Besar Inggris Jakarta, dan Mercy Corps Indonesia ini dapat meningkatkan akses keuangan dan peningkatan pendapatan masyarakat, yang akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut sejalan dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh DNKI dalam pencapaian target inklusi keuangan sebesar 90% pada tahun 2024," ungkap Iskandar Simorangkir menambahkan.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1747 seconds (0.1#10.140)