Pilih Investasi Saham atau Crypto?, Simak Saran Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dunia milenial dituntut untuk terus update, terlebih ramainya investasi crypto dibanding saham. Ada satu pembelajaran bagus yang bisa diambil crypto yaitu kemudahan karena investor mereka berkembang cepat.
Direktur MNC Sekuritas Susy Meilina mengatakan, memang di masa keemasan crypto ini untuk pasar modal yang sebagian besar reksadana perlu cara-cara pembaharuan supaya investor naik.
“Investor (crypto) mereka tuh cepet banget naiknya hampir 5 jutaan hampir sama dengan investor pasar modal yang sekitar 5,6 juta setelah 40 tahun kali ya,” kata Susy dalam Webinar Series Strategi Investasi di Masa Pandemi, Senin (12/7/2021).
Di sisi lain menurut Hans Kwee, Direktur Ekuator Swarna Investama menjelaskan bahwa Crypto itu bukan currency karena tidak diakui oleh beberapa bank sentral sebagai alat pembayaran. “Karena tidak diakui bank sentral dia (crypto) masuknya ke komoditas,” katanya.
Dilihat dari nilai fundamental juga, kata Hans, crypto tidak bisa dijadikan investasi karena mengacu pada demand dan supply.
Crypto atau mata uang ini katanya sulit berkembang ke depannya dikarenakan bank sentral tak mau mengakui. “Jadi kalau mau investasi di crypto boleh, tapi dananya jangan gede,” kata Hans.
Jadi ada pertanyaan, lebih baik nabung saham atau trading?
Hans Kwee mengatakan dilihat dari investornya ini baru atau sudah lama di pasar modal. Jika baru sebaiknya nabung dahulu dengan cari saham yang bagus dan simpan.
Berbeda dengan yang sudah mahir, bisa trading karena sudah paham analisa teknikalnya. “Kita harus punya money management. Trading saham itu kaya masuk tinju, harus diatur strategi uangnya,” kata Hans.
Menurut MNC Sekuritas, untuk newbie atau pemula memang harus belajar dasar investasi dari psikologi atau mental terlebih dahulu. Dengan mental yang sudah dibangun barulah terjun ke investasi saham atau trading dengan crypto.
Direktur MNC Sekuritas Susy Meilina mengatakan, memang di masa keemasan crypto ini untuk pasar modal yang sebagian besar reksadana perlu cara-cara pembaharuan supaya investor naik.
“Investor (crypto) mereka tuh cepet banget naiknya hampir 5 jutaan hampir sama dengan investor pasar modal yang sekitar 5,6 juta setelah 40 tahun kali ya,” kata Susy dalam Webinar Series Strategi Investasi di Masa Pandemi, Senin (12/7/2021).
Di sisi lain menurut Hans Kwee, Direktur Ekuator Swarna Investama menjelaskan bahwa Crypto itu bukan currency karena tidak diakui oleh beberapa bank sentral sebagai alat pembayaran. “Karena tidak diakui bank sentral dia (crypto) masuknya ke komoditas,” katanya.
Dilihat dari nilai fundamental juga, kata Hans, crypto tidak bisa dijadikan investasi karena mengacu pada demand dan supply.
Crypto atau mata uang ini katanya sulit berkembang ke depannya dikarenakan bank sentral tak mau mengakui. “Jadi kalau mau investasi di crypto boleh, tapi dananya jangan gede,” kata Hans.
Jadi ada pertanyaan, lebih baik nabung saham atau trading?
Hans Kwee mengatakan dilihat dari investornya ini baru atau sudah lama di pasar modal. Jika baru sebaiknya nabung dahulu dengan cari saham yang bagus dan simpan.
Berbeda dengan yang sudah mahir, bisa trading karena sudah paham analisa teknikalnya. “Kita harus punya money management. Trading saham itu kaya masuk tinju, harus diatur strategi uangnya,” kata Hans.
Menurut MNC Sekuritas, untuk newbie atau pemula memang harus belajar dasar investasi dari psikologi atau mental terlebih dahulu. Dengan mental yang sudah dibangun barulah terjun ke investasi saham atau trading dengan crypto.
(akr)