Wacana Perpanjangan PPKM Darurat Bikin IHSG Tersungkur 2 Hari Beruntun

Kamis, 15 Juli 2021 - 10:10 WIB
loading...
Wacana Perpanjangan PPKM Darurat Bikin IHSG Tersungkur 2 Hari Beruntun
IHSG melemah dua hari beruntun. Foto/Dok Antara
A A A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam dua hari terakhir perdagangan kemarin mengalami koreksi cukup signifikan. Selama dua hari beruntun, indeks menurun 1,09% dan 0,55% hingga terlempar dari level 6.000.

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, terkoreksinya IHSG dua hari berturut-turut diperkirakan karena reaksi pelaku pasar terhadap rencana perpanjangan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dan adanya imbas dari berita-berita dalam negeri yang cenderung negatif secara makroekonomi.

"Selain itu, penerimaan pajak yang masih terkontraksi, kembali meningkatnya angka kasus Covid-19, dan perkiraan rendahnya inflasi," kata Reza kepada MNC Portal Indonesia, Kamis (15/7/2021).



Sementara itu, sentimen global menurut Reza cenderung positif seiring meningkatnya proyeksi pertumbuhan di China dan pemulihan dari pandemi Covid-19 di sejumlah wilayah.

Dia menyebut, pemberitaan PPKM Darurat memberikan sentimen negatif sehingga dimanfaatkan untuk aksi ambil untung. Padahal, ada katalis positif dari kerjasama antara Indonesia dan Singapura dalam hal investasi seperti upaya pemulihan yang terus dilakukan pemerintah, dan sejumlah berita-berita positif dari emiten.

"Harapannya, dengan masih adanya sejumlah berita positif dari rencana-rencana ekspansi emiten dapat membawa IHSG ke arah positif meski perkiraan masih akan naik tipis," tuturnya. "Pelaku pasar bisa mencermati sektor kesehatan dan pendukungnya dan terkait dengan teknologi atau digital," imbuhnya.



Sementara itu, analis Panin Sekuritas, William Hartanto mengamini bahwa rencana perpanjangan PPKM Darurat juga menjadi sentimen penurunan IHSG belakangan ini, meskipun tidak terlalu berdampak signifikan.

"IHSG berpeluang mengalami perbaikan, pada dasarnya pergerakan masih konsolidasi juga dalam rentang 5.947-6.114 (sektor saham yang bisa dimanfaatkan), sektor farmasi dan rumah sakit," paparnya.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.1137 seconds (0.1#10.140)