Sebelum Borong Saham BUMN Karya, Tunggu Kejelasan Suntikan Modal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan berencana untuk menyalurkan dana penyertaan modal negara (PMN) kepada empat BUMN sebesar Rp32 triliun pada tahun 2021.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan meski ada penambahan di periode tahun berjalan, pemerintah memastikan tidak ada penambahan anggaran belanja lagi. Pasalnya, suntikan dana PMN kepada BUMN yang melaksanakan tugas negara ini berasal dari cadangan dana program Pemulihan Ekonomi Nasional.
Baca juga:PPKM Darurat : Pemerintah Terus Tingkatkan Jumlah Tes Harian
Empat BUMN yang terkait adalah PT Hutama Karya Tbk (Persero), PT Waskita Karya Tbk, PT Lembaga Pembiayaan Indonesia, PT Badan Bank Tanah.
Lalu bagaimana dampak rencana suntikan dana terhadap harga emiten konstruksi?
Praktisi pasar modal Reza Priyambada mengatakan bahwa suntikan modal itu bisa menjadi sentimen positif dan menarik sekaligus diharapkan dapat lebih menggerakkan operasional perusahaan. Saat ini para pelaku pasar masih menantikan realisasinya.
"Belum direspons karena pasar masih menantikan skema dari penyalurannya bakal seperti apa," kata Reza.
Reza menyoroti pergerakan market emiten konstruksi sebelumnya, yang juga mendapat sentimen dari rencana PMN. Nah sebelum disuntik PMN, para emiten memakai dana internal mereka atau mencari sumber pendanaan lain.
"Inilah yang menyebabkan emiten konstruksi mengalami kesulitan cashflow. Kalau kita lihat cashflow operasionalnya justru mengalami negatif, karena mereka diharuskan ikut berinvestasi. Bagi emiten konstruksi yang dana internalnya kurang, maka akan menerbitkan pendanaan eksternal seperti obligasi dan sebagainya," ujar Reza.
Baca juga:Anies Bersama Dirlantas dan Pangdam Tinjau Penyekatan di Mampang Prapatan, Kamacetan Masih Mengular
Bicara animo pembeli asing untuk emiten karya, Reza memandang netbuy asing masih belum cukup masif. Reza menyarankan investor untuk wait and see atau akumulasi beli melihat kejelasan penyaluran PMN dari pemerintah.
"Waskita Karya saja masih berkutat mencari pendanaan dengan cara menjual ruas tolnya. Beberapa analis sempat mempertanyakan WSKT ini emiten konstruksi atau jualan ruas tol. Ini yang menjadi pembicaraan tidak enak di kalangan analis. Tapi kita masih berharap WSKT dapat meningkatkan value company dari proyek-proyeknya," ujar Reza.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan meski ada penambahan di periode tahun berjalan, pemerintah memastikan tidak ada penambahan anggaran belanja lagi. Pasalnya, suntikan dana PMN kepada BUMN yang melaksanakan tugas negara ini berasal dari cadangan dana program Pemulihan Ekonomi Nasional.
Baca juga:PPKM Darurat : Pemerintah Terus Tingkatkan Jumlah Tes Harian
Empat BUMN yang terkait adalah PT Hutama Karya Tbk (Persero), PT Waskita Karya Tbk, PT Lembaga Pembiayaan Indonesia, PT Badan Bank Tanah.
Lalu bagaimana dampak rencana suntikan dana terhadap harga emiten konstruksi?
Praktisi pasar modal Reza Priyambada mengatakan bahwa suntikan modal itu bisa menjadi sentimen positif dan menarik sekaligus diharapkan dapat lebih menggerakkan operasional perusahaan. Saat ini para pelaku pasar masih menantikan realisasinya.
"Belum direspons karena pasar masih menantikan skema dari penyalurannya bakal seperti apa," kata Reza.
Reza menyoroti pergerakan market emiten konstruksi sebelumnya, yang juga mendapat sentimen dari rencana PMN. Nah sebelum disuntik PMN, para emiten memakai dana internal mereka atau mencari sumber pendanaan lain.
"Inilah yang menyebabkan emiten konstruksi mengalami kesulitan cashflow. Kalau kita lihat cashflow operasionalnya justru mengalami negatif, karena mereka diharuskan ikut berinvestasi. Bagi emiten konstruksi yang dana internalnya kurang, maka akan menerbitkan pendanaan eksternal seperti obligasi dan sebagainya," ujar Reza.
Baca juga:Anies Bersama Dirlantas dan Pangdam Tinjau Penyekatan di Mampang Prapatan, Kamacetan Masih Mengular
Bicara animo pembeli asing untuk emiten karya, Reza memandang netbuy asing masih belum cukup masif. Reza menyarankan investor untuk wait and see atau akumulasi beli melihat kejelasan penyaluran PMN dari pemerintah.
"Waskita Karya saja masih berkutat mencari pendanaan dengan cara menjual ruas tolnya. Beberapa analis sempat mempertanyakan WSKT ini emiten konstruksi atau jualan ruas tol. Ini yang menjadi pembicaraan tidak enak di kalangan analis. Tapi kita masih berharap WSKT dapat meningkatkan value company dari proyek-proyeknya," ujar Reza.
(uka)