Dukung Produktivitas Pertanian, Kementan Upgrade Kompetensi Penyuluh
loading...
A
A
A
“Keberhasilan sertifikasi menjadi penting. Penyuluh ikut menentukan keberhasilan program pembangunan pertanian. Mereka adalah garda terdepan peningkatan kualitas pertanian. Penyuluh adalah perantara dan penghubung informasi untuk dan dari petani,” tegas Dedi.
Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP (Puslatan) Leli Nuryati menegaskan bahwa pengakuan kompetensi melalui SP harus diberikan pada penyuluh THL-TBPP. “Pengakuan kompetensi harus diberikan pada THL-TBPP, meningkatnya kapasitas dan kompetensi SDM pertanian akan mendorong peningkatan produktivitas pertanian,” kata Leli Nuryati.
Proses sertifikasi, katanya, berlangsung empat hari pada 3-6 Agustus 2021 secara virtual (online) bagi 1.898 orang dan 270 orang melalui tatap muka (offline).
Komposisi peserta, 259 orang dari Provinsi Sulawesi Selatan; 180 dari Sulawesi Tenggara; 9 dari Kalimantan Barat; 6 dari Nusa Tenggara Barat (NTB); 5 dari Sumatera Barat; 3 dari DI Yogyakarta dan Kepulauan Riau.
Sementara tingkat pendidikan peserta terdiri atas 903 Sarjana Strata 1 (S1), 151 Diploma Tiga (DIII) dan 1.114 lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA).
Leli Nuryati menambahkan untuk mempermudah implementasi teknis, maka kegiatan SP diadakan oleh Balai Pelatihan Pertanian (BPP) dan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) yang dibagi dalam sembilan zonasi.
Kegiatan sertifikasi khusus Sumatera dipusatkan di BPP Jambi dan BPP Lampung; Jawa tersebar di BBPKH Cinagara, BBPP Lembang dan BBPP Batu; Bali dan NTB terpusat di BBPP Ketindan; Nusa Tenggara Timur (NTT) di BBPP Kupang; Kalimantan di BBBP Binuang; dan 10 provinsi di kawasan timur Indonesia terpusat di BBPP Batangkaluku.
Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP (Puslatan) Leli Nuryati menegaskan bahwa pengakuan kompetensi melalui SP harus diberikan pada penyuluh THL-TBPP. “Pengakuan kompetensi harus diberikan pada THL-TBPP, meningkatnya kapasitas dan kompetensi SDM pertanian akan mendorong peningkatan produktivitas pertanian,” kata Leli Nuryati.
Proses sertifikasi, katanya, berlangsung empat hari pada 3-6 Agustus 2021 secara virtual (online) bagi 1.898 orang dan 270 orang melalui tatap muka (offline).
Komposisi peserta, 259 orang dari Provinsi Sulawesi Selatan; 180 dari Sulawesi Tenggara; 9 dari Kalimantan Barat; 6 dari Nusa Tenggara Barat (NTB); 5 dari Sumatera Barat; 3 dari DI Yogyakarta dan Kepulauan Riau.
Sementara tingkat pendidikan peserta terdiri atas 903 Sarjana Strata 1 (S1), 151 Diploma Tiga (DIII) dan 1.114 lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA).
Leli Nuryati menambahkan untuk mempermudah implementasi teknis, maka kegiatan SP diadakan oleh Balai Pelatihan Pertanian (BPP) dan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) yang dibagi dalam sembilan zonasi.
Kegiatan sertifikasi khusus Sumatera dipusatkan di BPP Jambi dan BPP Lampung; Jawa tersebar di BBPKH Cinagara, BBPP Lembang dan BBPP Batu; Bali dan NTB terpusat di BBPP Ketindan; Nusa Tenggara Timur (NTT) di BBPP Kupang; Kalimantan di BBBP Binuang; dan 10 provinsi di kawasan timur Indonesia terpusat di BBPP Batangkaluku.
(dar)