Rasio Kewirausahaan Indonesia Masih Terbilang Rendah

Rabu, 28 Juli 2021 - 19:38 WIB
loading...
Rasio Kewirausahaan Indonesia Masih Terbilang Rendah
Foto/ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut rasio kewirausahaan Indonesia baru 3,47%. Angka itu masih di bawah beberapa negara di Asia Tenggara (ASEAN) lainnya.

"Rasio kewirausahaan Indonesia masih 3,47% dibandingkan dengan rasio negara-negara di ASEAN seperti Thailand 4,26%, Malaysia 4,74%, Singapura 8,76%. (Kalau) negara maju lainnya 12%. Untuk menjadi negara maju diperlukan rasio kewirausahaan paling tidak mencapai 4%," kata Teten dalam webinar pada Festival Kewirausahaan dengan tema 'Melaju Bersama Produk Anak Bangsa' di Jakarta, Rabu (28/7/2021).

Baca juga:Heboh Menag Ucap Hari Raya Baha'i, Setara Ungkap tentang Konstitusi Negara

Untuk mencapai target rasio minimum tersebut dibutuhkan dukungan dari seluruh stakeholder melalui sinergi dan kolaborasi. Makanya Teten sangat mengapresiasi kepada pihak yang turut membantu sektor kewirausahaan itu.

"Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada Astra yang senantiasa hadir dan berdampingan terus-menerus dengan pemerintah dalam membina dan menumbuhkan UMKM," katanya.

Teten mengatakan pemerintah menargetkan rasio kewirausahaan Indonesia mencapai 3,9% pada 2024. Bahkan sudah tertuang dalam rancangan pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2020-2024.

Pemerintah juga sedang mendorong ekspor dari produk UMKM. Ini dikarenakan ekspor UMKM baru 14% dari total nilai ekspor. Tentu berbanding jauh dengan Jepang yang ekspor UMKM-nya mencapai 54% dan China yang sudah menyentuh 70%.

Di Indonesia, kata Teten, kebanyakan UMKM baru memproduksi makanan. Sedangkan UMKM di negara lain sudah sangat masif memproduksi produk kreatif di sektor teknologi.

Baca juga:Astaga! Petinju Maroko Gigit Kuping Musuhnya gara-gara Frustrasi

Teten menegaskan pihaknya terus berupaya mendorong pelaku UMKM dalam negeri menjadi lebih kreatif. Khususnya untuk menghasilkan produk dan bisa terhubung dengan rantai pasok industri. Apalagi baru sebanyak 4,1% UMKM yang terhubung dalam rantai pasok industri.

"Sebagian besar UMKM masih produksi kerupuk, dodol. Belum masuk misalnya produk-produk kreatif dan inovasi teknologi. Itu yang kami targetkan agar ekspor naik," ujar Teten menegaskan.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2712 seconds (0.1#10.140)