Selama WFH Penggunaan Data Melonjak, Bagaimana dengan Nasib Operator Seluler?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejak pemerintah menganjurkan kerja, belajar dan beribadah di rumah penggunaan data internet melonjak drastis. Beberapa provider mengklaim selama pandemic Covid-19 merebak, penggunaan data naik antara 40% hingga 60%. Itu terjadi karena jumlah pelanggan juga ikut meningkat.
Lonjakan pengunaan data tersebut ikut mempengaruhi kinerja perusahaan provider selama kuartal I 2020. Seperti yang dialami oleh PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo. Perusahaan ini mencatatkan kenaikan pendapatan 7,9% pada kuartal I 2020 menjadi Rp 6,5 triliun dibandingkan periode sama 2019.
Dari jumlah pendapatan sebesar itu, Rp 5,4 triliun diantaranya merupakan kontribusi dari pendapatan di bisnis seluler. Itu artinya sepanjang tiga bulan pertama tahun 2020 ini pendapatan seluler Indosat tumbuh 10,6%.
Presiden Direktur & CEO Indosat Ooredoo, Ahmad Al-Neama mengatakan, di kuartal I-2020 ini, rata-rata pendapatan per pelanggan (ARPU) meningkat menjadi Rp 29,6 ribu, dari sebelumnya Rp 26,5 ribu di periode yang sama tahun lalu. Faktor utama kenaikan ARPU ini karena adanya peningkatan traffic data yang melonjak hingga 63%.
Naiknya ARPU juga dipengaruhi oleh kenaikan jumlah pelanggan. Tercatat jumlah pelanggan seluler naik sebesar 5,4% dibandingkan triwulan I tahun 2019. Sehingga, per per 31 Maret 2020 jumlah pelanggan ISAT menjadi sebanyak 56,2 juta.
Ahmad Al-Neama menjelaskan layanan Seluler, MIDI, dan Telekomunikasi Tetap milik Indosat Ooredoo masing-masing memberikan kontribusi sebesar 82%, 15%, dan 3% terhadap pendapatan usaha konsolidasi yang berakhir pada 31 Maret 2020.
Meski pendapatan dan jumlah pelanggan naik, namun itu semua belum mampu membuat Indosat Ooredoo mencetak laba. Di kuartal I 2020 juga perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp 605,6 miliar atau naik sebesar Rp 313,1 milliar dibandingkan rugi bersih di Kuartal I 2019. Penyebabnya karana dampak penyesuaian organisasi dan rugi selisih kurs. ndosat Ooredoo Catat Kinerja Positif pada Kuartal I/2020
Untuk mendukung bisnisnya, hingga akhir Maret lalu perusahaan mengoperasikan total 133,186 BTS pada 31 Maret 2020 yang meningkat sebesar 51.680 BTS dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sampai dengan saat ini, Indosat Ooredoo mengoperasikan sebanyak total 52.174 BTS 4G.
Menurut Ahmad Al-Neama, saat ini semua pelaku bisnis, termasuk provider seluler, tengah menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. “Perusahaan pun telah mengambil langkah proaktif dan progresif untuk mendukung karyawan, pelanggan, dan komunitas kami di situasi menantang ini,”ujarnya.
Penggunan Data Selama Ramadan Idulfitri
Berbeda dengan Indosat yang masih merugi, kondisi berbeda diperlihatkan PT XL Axiata Tbk (EXCL). Di kuartal I-2020 provider ini bisa menghasilkan laba. tidak tangung-tangung lagi, laba yang diraup XL tumbuh sebanyak 2.577,16% (yoy). Yakni dari Rp 57,93 miliar pada kuartal I-2019 menjadi Rp 1,5 triliun pada kuartal I-2020.
Lonjakan pengunaan data tersebut ikut mempengaruhi kinerja perusahaan provider selama kuartal I 2020. Seperti yang dialami oleh PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo. Perusahaan ini mencatatkan kenaikan pendapatan 7,9% pada kuartal I 2020 menjadi Rp 6,5 triliun dibandingkan periode sama 2019.
Dari jumlah pendapatan sebesar itu, Rp 5,4 triliun diantaranya merupakan kontribusi dari pendapatan di bisnis seluler. Itu artinya sepanjang tiga bulan pertama tahun 2020 ini pendapatan seluler Indosat tumbuh 10,6%.
Presiden Direktur & CEO Indosat Ooredoo, Ahmad Al-Neama mengatakan, di kuartal I-2020 ini, rata-rata pendapatan per pelanggan (ARPU) meningkat menjadi Rp 29,6 ribu, dari sebelumnya Rp 26,5 ribu di periode yang sama tahun lalu. Faktor utama kenaikan ARPU ini karena adanya peningkatan traffic data yang melonjak hingga 63%.
Naiknya ARPU juga dipengaruhi oleh kenaikan jumlah pelanggan. Tercatat jumlah pelanggan seluler naik sebesar 5,4% dibandingkan triwulan I tahun 2019. Sehingga, per per 31 Maret 2020 jumlah pelanggan ISAT menjadi sebanyak 56,2 juta.
Ahmad Al-Neama menjelaskan layanan Seluler, MIDI, dan Telekomunikasi Tetap milik Indosat Ooredoo masing-masing memberikan kontribusi sebesar 82%, 15%, dan 3% terhadap pendapatan usaha konsolidasi yang berakhir pada 31 Maret 2020.
Meski pendapatan dan jumlah pelanggan naik, namun itu semua belum mampu membuat Indosat Ooredoo mencetak laba. Di kuartal I 2020 juga perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp 605,6 miliar atau naik sebesar Rp 313,1 milliar dibandingkan rugi bersih di Kuartal I 2019. Penyebabnya karana dampak penyesuaian organisasi dan rugi selisih kurs. ndosat Ooredoo Catat Kinerja Positif pada Kuartal I/2020
Untuk mendukung bisnisnya, hingga akhir Maret lalu perusahaan mengoperasikan total 133,186 BTS pada 31 Maret 2020 yang meningkat sebesar 51.680 BTS dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sampai dengan saat ini, Indosat Ooredoo mengoperasikan sebanyak total 52.174 BTS 4G.
Menurut Ahmad Al-Neama, saat ini semua pelaku bisnis, termasuk provider seluler, tengah menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. “Perusahaan pun telah mengambil langkah proaktif dan progresif untuk mendukung karyawan, pelanggan, dan komunitas kami di situasi menantang ini,”ujarnya.
Penggunan Data Selama Ramadan Idulfitri
Berbeda dengan Indosat yang masih merugi, kondisi berbeda diperlihatkan PT XL Axiata Tbk (EXCL). Di kuartal I-2020 provider ini bisa menghasilkan laba. tidak tangung-tangung lagi, laba yang diraup XL tumbuh sebanyak 2.577,16% (yoy). Yakni dari Rp 57,93 miliar pada kuartal I-2019 menjadi Rp 1,5 triliun pada kuartal I-2020.