Penguatan IHSG Hari Ini Bisa Terganjal Bursa Regional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) berpotensi kembali menguat terbatas pada perdagangan hari ini, Selasa (3/8/2021). Pergerakan indeks akan berada di kisaran 6.080-6.137.
Analis Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi, mengatakan secara teknikal IHSG berhasil bertahan di atas level moving average 20 hari dan whipsaw di level moving average 5 hari. Pergerakan IHSG seakan menahan pelemahan dari trend negatif dan melanjutkan tren positif jangka panjang yang memiliki level trendline di kisaran 6.050.
"Indikator stochastic dan RSI memberikan peluang kejenuhan pada momentum bearish yang mendekati area oversold. Sehingga selanjutnya IHSG berpotensi kembali terkonsolidasi mencoba menguat dengan support resistance 6.080-6.137," ujar Lanjar dalam risetnya, Selasa (3/8/2021).
Baca juga:Tata Cara Sholat Jenazah, Hukum dan Rukun-Rukunnya
Saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal di antaranya SMGR, RALS, MAPI, ADHI, ASII, BBNI, dan INTP
Sebelumnya, IHSG ditutup menguat 26,50 poin atau 0,44% ke level 6.096 setelah bergerak cenderung flat dekat zona negatif selama jam perdagangan. Saham TLKM, UNVR, BRPT, CPIN dan ASII berhasil menopang IHSG untuk kuat di zona positif di saat saham ARTO, TOWR dan TPIA menekan.
Data ekonomi yang rilis di awal pekan dan awal bulan bervariasi karena terjadi kontraksi yang cukup dalam pada indeks kinerja manufaktur Indonesia dan tingkat inflasi yang mengalami peningkatan secara tahunan untuk bulan Juli 2021.
Indeks PMI manufaktur turun kelevel 40,1 dari 53,5 dari periode sebelumnya dan tingkat inflasi naik 1,52% dari 1,33% dari periode sebelumnya. Dampak dari PPKM Darurat di bulan lalu terlihat pada akitivitas kinerja sektor manufaktur namun masih dapat membuat tingkat inflasi tahunan bertumbuh.
Baca juga:Fosil Otak Berusia 310 Juta Tahun Ditemukan di Illionis
Sementara itu, bursa Asia berpotensi tertekan di hari ini setelah ekuitas AS berbalik terkoreksi pada perdagangan semalam. Imbal hasil treasury jatuh dan harga minyak turun di tengah kekhawatiran pemulihan ekonomi dari pandemi kehilangan momentum akibat gelombang lanjutan Covid-19.
Minyak jatuh paling dalam dalam dua minggu karena virus merusak prospek konsumsi, termasuk di China karena laporan ekonomi juga menunjukkan perlambatan dari ekspansi puncak pada indeks PMI Manufaktur. Indeks Futures jatuh di Jepang dan Australia dan sedikit berubah di Hong Kong.
Harga CPO turun signifikan sebesar 5,77% dan Komoditas energi mayoritas mengalami pelemahan dengan minyak mentah turun 3,64% dan batu bara turun 0,21%. Secara sentimen IHSG berpotensi melemah mengiringi potensi pelemahan indeks saham regional dan global.
Analis Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi, mengatakan secara teknikal IHSG berhasil bertahan di atas level moving average 20 hari dan whipsaw di level moving average 5 hari. Pergerakan IHSG seakan menahan pelemahan dari trend negatif dan melanjutkan tren positif jangka panjang yang memiliki level trendline di kisaran 6.050.
"Indikator stochastic dan RSI memberikan peluang kejenuhan pada momentum bearish yang mendekati area oversold. Sehingga selanjutnya IHSG berpotensi kembali terkonsolidasi mencoba menguat dengan support resistance 6.080-6.137," ujar Lanjar dalam risetnya, Selasa (3/8/2021).
Baca juga:Tata Cara Sholat Jenazah, Hukum dan Rukun-Rukunnya
Saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal di antaranya SMGR, RALS, MAPI, ADHI, ASII, BBNI, dan INTP
Sebelumnya, IHSG ditutup menguat 26,50 poin atau 0,44% ke level 6.096 setelah bergerak cenderung flat dekat zona negatif selama jam perdagangan. Saham TLKM, UNVR, BRPT, CPIN dan ASII berhasil menopang IHSG untuk kuat di zona positif di saat saham ARTO, TOWR dan TPIA menekan.
Data ekonomi yang rilis di awal pekan dan awal bulan bervariasi karena terjadi kontraksi yang cukup dalam pada indeks kinerja manufaktur Indonesia dan tingkat inflasi yang mengalami peningkatan secara tahunan untuk bulan Juli 2021.
Indeks PMI manufaktur turun kelevel 40,1 dari 53,5 dari periode sebelumnya dan tingkat inflasi naik 1,52% dari 1,33% dari periode sebelumnya. Dampak dari PPKM Darurat di bulan lalu terlihat pada akitivitas kinerja sektor manufaktur namun masih dapat membuat tingkat inflasi tahunan bertumbuh.
Baca juga:Fosil Otak Berusia 310 Juta Tahun Ditemukan di Illionis
Sementara itu, bursa Asia berpotensi tertekan di hari ini setelah ekuitas AS berbalik terkoreksi pada perdagangan semalam. Imbal hasil treasury jatuh dan harga minyak turun di tengah kekhawatiran pemulihan ekonomi dari pandemi kehilangan momentum akibat gelombang lanjutan Covid-19.
Minyak jatuh paling dalam dalam dua minggu karena virus merusak prospek konsumsi, termasuk di China karena laporan ekonomi juga menunjukkan perlambatan dari ekspansi puncak pada indeks PMI Manufaktur. Indeks Futures jatuh di Jepang dan Australia dan sedikit berubah di Hong Kong.
Harga CPO turun signifikan sebesar 5,77% dan Komoditas energi mayoritas mengalami pelemahan dengan minyak mentah turun 3,64% dan batu bara turun 0,21%. Secara sentimen IHSG berpotensi melemah mengiringi potensi pelemahan indeks saham regional dan global.
(uka)