Penggunaan Kartu ATM Sudah Mulai Digeser oleh Unik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Departemen Edukasi dan Literasi Keuangan Asosiasi Fintech (Aftech) Andriani Linott menyebut jumlah transaksi uang elektronik (unik) mengalami peningkatan yang sangat signifikan pada April 2020 dan berlanjut hingga Desember 2020. Namun kondisi itu bertolak belakang dengan transaksi tradisional melalui ATM dan debit card yang justru stagnan selama masa pandemi.
“Peningkatan transaksi e-money itu memang ada percepatannya pada saat seluruh komponen yang ada di Indonesia itu harus bergerak untuk ke transaksi cashless,” katanya dalam webinar, Selasa (10/8/2021).
Baca juga:2 Nelayan Kepri Hilang di Perairan Lingga dan Karimun
Sementara itu, lanjut dia, untuk jumlah penyaluran pinjaman juga terus meningkat. Pada Desember 2020, jumlahnya mencapai Rp155,90 triliun. Mayoritas peminjamnya berasal dari Pulau Jawa.
“Kalau bicara soal literasi, ini juga merupakan fairness bagi seluruh rakyat Indonesia. Dari sinilah kami sebagai asosiasi yang menaungi lembaga jasa keuangan mendorong untuk mempunyai kontribusi nyata untuk perkembangan UMKM,” ujarnya.
Keberadaan fintech, lanjut dia, turut mendorong penyaluran dan/atau penyelenggaraan program Kartu Prakerja. “Dari Kartu Prakerja itu sendiri bisa terlihat dari jumlah penerima Kartu Prakerja sebanyak 76%-nya memilih menggunakan e-wallet,” tuturnya.
Baca juga:Kisah Ajeng 'Dibalik Jendela SMP' yang Trauma Unggah Foto di Medsos
Selanjutnya, dalam masa pandemi, fintech menerapkan beberapa inisiatif yang diterapkan oleh anggota AFTECH. Pertama, digital signature yang mendukung aplikasi kartu kredit online untuk lebih dari 50 ribu konsumen. Kedua online distress solution yang telah membantu sekurangnya 1.300 individu dalam merestrukturisasikan utang. Ketiga, fintech financial planner telah membantu memberikan dukungan perencanaan keuangan secara cuma-cuma pada masa pandemi.
“Jadi, dari sisi asosiasi kita bergandengan tangan dengan pemerintah dan regulator untuk melakukan percepatan terhadap literasi keuangan,” pungkasnya.
“Peningkatan transaksi e-money itu memang ada percepatannya pada saat seluruh komponen yang ada di Indonesia itu harus bergerak untuk ke transaksi cashless,” katanya dalam webinar, Selasa (10/8/2021).
Baca juga:2 Nelayan Kepri Hilang di Perairan Lingga dan Karimun
Sementara itu, lanjut dia, untuk jumlah penyaluran pinjaman juga terus meningkat. Pada Desember 2020, jumlahnya mencapai Rp155,90 triliun. Mayoritas peminjamnya berasal dari Pulau Jawa.
“Kalau bicara soal literasi, ini juga merupakan fairness bagi seluruh rakyat Indonesia. Dari sinilah kami sebagai asosiasi yang menaungi lembaga jasa keuangan mendorong untuk mempunyai kontribusi nyata untuk perkembangan UMKM,” ujarnya.
Keberadaan fintech, lanjut dia, turut mendorong penyaluran dan/atau penyelenggaraan program Kartu Prakerja. “Dari Kartu Prakerja itu sendiri bisa terlihat dari jumlah penerima Kartu Prakerja sebanyak 76%-nya memilih menggunakan e-wallet,” tuturnya.
Baca juga:Kisah Ajeng 'Dibalik Jendela SMP' yang Trauma Unggah Foto di Medsos
Selanjutnya, dalam masa pandemi, fintech menerapkan beberapa inisiatif yang diterapkan oleh anggota AFTECH. Pertama, digital signature yang mendukung aplikasi kartu kredit online untuk lebih dari 50 ribu konsumen. Kedua online distress solution yang telah membantu sekurangnya 1.300 individu dalam merestrukturisasikan utang. Ketiga, fintech financial planner telah membantu memberikan dukungan perencanaan keuangan secara cuma-cuma pada masa pandemi.
“Jadi, dari sisi asosiasi kita bergandengan tangan dengan pemerintah dan regulator untuk melakukan percepatan terhadap literasi keuangan,” pungkasnya.
(uka)