Satyamitra Kemas Lestari Optimistis Penjualan Tembus Rp2 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Emiten pengemasan PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk (SMKL) optimis penjualan sepanjang tahun ini bisa mencapai Rp2,07 triliun. Perseroan juga memperkirakan penjualan pada semester II/2021 akan naik menjadi Rp1,1 triliun dari Rp966,7 miliar.
Direktur Satyamitra Kemas Lestari, Herryanto Setiono mengatakan hingga akhir Juni 2021 perusahaan membukukan penjualan mencapai Rp966,7 miliar naik jika dibandingkan pada periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp832,5 miliar. Sedangkan laba sebelum pajak juga mengalami lonjakan tajam menjadi Rp53,6 miliar sepanjang periode Januari-Juni 2021, dibandingkan Rp20,1 miliar yang diperoleh pada periode yang sama tahun 2020 atau terdapat kenaikan sebesar 166,21%.
“Untuk itu kami memproyeksikan penjualan pada semester II/2021 akan naik menjadi Rp1,1 triliun dari Rp966,7 miliar. Sehingga penjualan selama tahun 2021 diproyeksikan akan mencapai Rp2,07 triliun,” kata Herryanto dalam keterangan rilisnya di Jakarta, Sabtu (14/8/2021).
Dia juga menjelaskan, muculnya pandemi Covid-19 telah merubah strategi bisnis dunia usaha pada tahun 2021, dari yang sebelumnya berfokus pada pertumbuhan usaha menjadi bagaimana bisa bertahan di tengah situasi perekonomian yang masih belum stabil. “Hal itu juga dilakukan oleh Satyamitra Kemas Lestari di tahun ini, meski perseroan tetap mencanangkan pertumbuhan sekitar 15% hingga 20% tahun ini,” tambahnya.
Herryanto menambahkan, beberapa strategi baru yang diterapkan perseroan untuk mempertahankan kinerja diantaranya memaksimalkan apa yang sudah dimiliki dengan melakukan perbaikan-perbaikan sehingga efisiensi dapat terus dilakukan secara terus menerus. Selain itu perusaan juga melakukan inovasi baru baik dalam proses produksi maupun memperluas pasar dengan menambah pelanggan-pelanggan baru. Terakhir perusahaan mempersiapkan rencana pengembangan dan perluasan untuk menambah pabrik baru di Jawa Tengah.
“Kami juga telah mencanangkan ekspansi usaha hingga tahun 2025 melalui pembangunan pabrik corrugated carton box untuk mencapai target produksi sebesar 5.500 ton. Pembangunan pabrik akan menempati areal seluas 25 hektar berlokasi di Batang Jawa Tengah,” jelasnya.
Pembangunan untuk tahap pertama akan dimulai tahun 2022 hingga tahun 2023 dengan membangun dua line produksi untuk memenuhi target produksi sebesar 4.500 ton. Sedangkan tahap dua akan dimulai tahun 2025 dengan satu line produksi untuk memenuhi target produksi sebesar 5.500 ton.
Selain pencangan berbagai strategi dan ekspansi usaha untuk mendukung keberlanjutan pertumbuhan kinerja perseroan di masa mendatang, kegiatan usaha perseroan juga dikuatkan dengan dukungan pemerintah terhadap kebijakan yang menetapkan empat sektor industri sebagai prioritas bagi revolusi Industri 4.0, dimana keempat sektor tersebut sebagai sektor potensial yang selama ini menjadi pasar bagi produk perseroan. Keempat sektor itu adalah sektor makanan dan minuman (mamin), sektor tekstil dan busana, sektor otomotif dan sektor biokimia serta sektor elektronik).
“Pertumbuhan kelas menengah di tahun-tahun mendatang juga akan menjadi dukungan untuk memperkuat pasar bagi industri kemasan yang saat ini menjadi produk utama perseroan. Sebab produk kemasan akan menjadi daya saing suatu produk terutama untuk produk-produk yang dikonsumsi langsung oleh masyarakat (consumer goods) dan produk ritel,” tutupnya.
Direktur Satyamitra Kemas Lestari, Herryanto Setiono mengatakan hingga akhir Juni 2021 perusahaan membukukan penjualan mencapai Rp966,7 miliar naik jika dibandingkan pada periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp832,5 miliar. Sedangkan laba sebelum pajak juga mengalami lonjakan tajam menjadi Rp53,6 miliar sepanjang periode Januari-Juni 2021, dibandingkan Rp20,1 miliar yang diperoleh pada periode yang sama tahun 2020 atau terdapat kenaikan sebesar 166,21%.
“Untuk itu kami memproyeksikan penjualan pada semester II/2021 akan naik menjadi Rp1,1 triliun dari Rp966,7 miliar. Sehingga penjualan selama tahun 2021 diproyeksikan akan mencapai Rp2,07 triliun,” kata Herryanto dalam keterangan rilisnya di Jakarta, Sabtu (14/8/2021).
Dia juga menjelaskan, muculnya pandemi Covid-19 telah merubah strategi bisnis dunia usaha pada tahun 2021, dari yang sebelumnya berfokus pada pertumbuhan usaha menjadi bagaimana bisa bertahan di tengah situasi perekonomian yang masih belum stabil. “Hal itu juga dilakukan oleh Satyamitra Kemas Lestari di tahun ini, meski perseroan tetap mencanangkan pertumbuhan sekitar 15% hingga 20% tahun ini,” tambahnya.
Herryanto menambahkan, beberapa strategi baru yang diterapkan perseroan untuk mempertahankan kinerja diantaranya memaksimalkan apa yang sudah dimiliki dengan melakukan perbaikan-perbaikan sehingga efisiensi dapat terus dilakukan secara terus menerus. Selain itu perusaan juga melakukan inovasi baru baik dalam proses produksi maupun memperluas pasar dengan menambah pelanggan-pelanggan baru. Terakhir perusahaan mempersiapkan rencana pengembangan dan perluasan untuk menambah pabrik baru di Jawa Tengah.
“Kami juga telah mencanangkan ekspansi usaha hingga tahun 2025 melalui pembangunan pabrik corrugated carton box untuk mencapai target produksi sebesar 5.500 ton. Pembangunan pabrik akan menempati areal seluas 25 hektar berlokasi di Batang Jawa Tengah,” jelasnya.
Pembangunan untuk tahap pertama akan dimulai tahun 2022 hingga tahun 2023 dengan membangun dua line produksi untuk memenuhi target produksi sebesar 4.500 ton. Sedangkan tahap dua akan dimulai tahun 2025 dengan satu line produksi untuk memenuhi target produksi sebesar 5.500 ton.
Selain pencangan berbagai strategi dan ekspansi usaha untuk mendukung keberlanjutan pertumbuhan kinerja perseroan di masa mendatang, kegiatan usaha perseroan juga dikuatkan dengan dukungan pemerintah terhadap kebijakan yang menetapkan empat sektor industri sebagai prioritas bagi revolusi Industri 4.0, dimana keempat sektor tersebut sebagai sektor potensial yang selama ini menjadi pasar bagi produk perseroan. Keempat sektor itu adalah sektor makanan dan minuman (mamin), sektor tekstil dan busana, sektor otomotif dan sektor biokimia serta sektor elektronik).
“Pertumbuhan kelas menengah di tahun-tahun mendatang juga akan menjadi dukungan untuk memperkuat pasar bagi industri kemasan yang saat ini menjadi produk utama perseroan. Sebab produk kemasan akan menjadi daya saing suatu produk terutama untuk produk-produk yang dikonsumsi langsung oleh masyarakat (consumer goods) dan produk ritel,” tutupnya.
(dar)