Kebijakan PPKM Berlevel Dukung Sejumlah Capaian Positif

Rabu, 18 Agustus 2021 - 22:24 WIB
loading...
Kebijakan PPKM Berlevel...
Ilustrasi. FOTO/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pemerintah menegaskan PPKM Darurat dilanjutkan dengan PPKM level 2, 3 dan 4 membawa dampak positif baik di sektor kesehatan maupun pemulihan ekonomi. Kebijakan tersebut menunjukkan terjadinya tren penurunan kasus Covid-19 secara signifikan.

"Sesuai dengan evaluasi mingguan yang dilakukan Kementerian Kesehatan menunjukkan terjadi penurunan kasus 17% dibandingkan pekan sebelumnya. Penurunan kasus signifikan terutama terjadi di provinsi DKI Jakarta, Sumatera Barat, dan Maluku Utara," ungkap Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi, Rabu (18/8/2021).



Dia mengatakan jumlah kasus harian baru nasional hingga 17 Agustus 2021 kemarin berangsur menurun menjadi 20.741 kasus. Selain itu, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat secara nasional juga berangsur-angsur turun. Setelah sempat menyentuh angka 92.567 pasien yang dirawat di ruang perawatan isolasi maupun intensif di 22 Juli 2021 lalu, hingga 17 Agustus kemarin, pasien dirawat secara nasional turun menjadi 50.487 pasien. Untuk di wilayah DKI Jakarta sendiri, jumlah pasien yang dirawat, baik di ruang perawatan isolasi maupun intensif, berjumlah 4.934 per 17 Agustus, atau tinggal 28% dari kapasitas ruang perawatan isolasi dan intensif yang mencapai 17.584. Begitu juga halnya dengan Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur.

Terkait angka testing rate dilakukan sebanyak 3,25 per 1000 penduduk per minggu. Dia mengakui, angka ini menurun dibandingkan pekan sebelumnya. Akan tetapi yang tetap patut diapresiasi adalah seluruh provinsi telah mencapai testing rateminimal yang disyaratkan WHO.

"Positivity rate nasional kita tercatat pada angka 21.4%, menurun dibandingkan minggu sebelumnya, dan kita berupaya untuk terus menurunkan positivity rate sambil mempertahankan upaya-upaya kesehatan masyarakat yang lain, yaitu penemuan kasus, testing, pelacakan dan isolasi, serta kepatuhan terhadap protokol kesehatan," kata dia.

Nadia memaparkan, positivity rate kurang dari 10% tercatat di DKI Jakarta, Riau, dan Banten. Ia pun berharap penurunan terjadi di provinsi lain. Tidak hanya itu, capaian positif lain, tidak ada provinsi yang melaporkan Bed Occupancy Ratio (BOR) lebih 80%. Sedangkan untuk BOR ICU lebih 80% dilaporkan di Sumatera Utara.

Nadia juga mengungkapkan terjadi penurunan angka kematian sebesar kurang lebih 8% dibandingkan pekan sebelumnya. Sesuai dengan rekomendasi WHO, angka kematian dinilai per 7 hari dikarenakan akan memberikan gambaran yang lebih tepat, mengingat ada kematian yang belum dilaporkan secara real timesehingga masih terlihat fluktuatif perhari secara absolut. Selain itu yang paling penting adalah menilai tren dari angka kematian tersebut per pekannya.

"Kami berharap hal ini menjadi tanda positif semakin menurunnya angka kematian di minggu-minggu kedepan," ujarnya.

Dengan penurunan BOR di rumah sakit-rumah sakit, dr. Nadia juga berharap seluruh pasien Covid-19 yang bergejala berat dan membutuhkan perawatan rumah sakit bisa mendapatkan perawatan yang selayaknya sesuai standar sehingga mampu menurunkan angka kematian.

"Hal ini juga bisa menjadi bukti keberhasilan vaksinasi kita bahwa vaksin yang kita gunakan mampu untuk mencegah kasus parah dan juga kematian akibat Covid-19,"katanya.



Nadia juga mencontohkan, atas kerja keras semua pihak, DKI Jakarta mampu menekan angka penambahan kasus dan angka kematian Covid-19 di level lebih rendah dibandingkan periode awal dilaksanakannya PPKM. "Berbagai pembatasan kegiatan masyarakat serta penguatan prokes memainkan peran menurunkan laju penularan dan juga sekaligus meningkatkan kapasitas respon penanggulangan pandemi," kata dia.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3819 seconds (0.1#10.140)