Resmi! Literasi Keuangan Masuk Kurikulum Pendidikan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Tirta Segara mengatakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menetapkan program literasi keuangan bagi pelajar sebagai salah satu program prioritas. Hal itu tertuang dalam kurikulum formal di semua jenjang pendidikan.
“Bersama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Kementerian Agama (Kemenag) dan industri perbankan, OJK telah memasukkan materi literasi keuangan ke dalam kurikulum formal. Mulai dari jenjang pendidikan PAUD, SD, SMP, SMA, bahkan sampai perguruan tinggi,” ujarnya dalam diskusi virtual Kejar Prestasi Anak Indonesia, Selasa (24/8/2021).
OJK berharap agar sektor jasa keuangan menjadi inklusif bagi semua golongan masyarakat termasuk para pelajar Indonesia. Untuk itu, OJK terus berupaya mengakrabkan pelajar Indonesia dengan produk dan layanan formal.
“Salah satu inisiatif yang dilaksanakan adalah gerakan nasional untuk meningkatkan budaya menabung melalui simpanan pelajar (simpel) yang diluncurkan oleh presiden pada tahun 2015,” tuturnya.
Program Simpel ini, kata Tirta, diharapkan dapat bersinergi dengan berbagai program pemerintah untuk memberdayakan pelajar, yaitu antara lain program Indonesia Pintar. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah menetapkan tanggal 20 Agustus sebagai hari Indonesia menabung. Adapun implementasi dari OJK adalah mengeluarkan program Satu Rekening Satu Pelajar atau yang dikenal dengan sebutan KEJAR.
Dari program tersebut diharapkan setiap pelajar di Indonesia memiliki rekening tabungan. Sebagai informasi, OJK mencatat sebanyak 63% pelajar di Indonesia telah memiliki rekening tabungan, atau sekitar 41 juta rekening. Dengan nilai nominal sebesar Rp 26 triliun. Sejalan dengan itu, OJK menargetkan pada akhir 2021, program KEJAR dapat dinikmati oleh 70% pelajar Indonesia.
“Bersama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Kementerian Agama (Kemenag) dan industri perbankan, OJK telah memasukkan materi literasi keuangan ke dalam kurikulum formal. Mulai dari jenjang pendidikan PAUD, SD, SMP, SMA, bahkan sampai perguruan tinggi,” ujarnya dalam diskusi virtual Kejar Prestasi Anak Indonesia, Selasa (24/8/2021).
OJK berharap agar sektor jasa keuangan menjadi inklusif bagi semua golongan masyarakat termasuk para pelajar Indonesia. Untuk itu, OJK terus berupaya mengakrabkan pelajar Indonesia dengan produk dan layanan formal.
“Salah satu inisiatif yang dilaksanakan adalah gerakan nasional untuk meningkatkan budaya menabung melalui simpanan pelajar (simpel) yang diluncurkan oleh presiden pada tahun 2015,” tuturnya.
Program Simpel ini, kata Tirta, diharapkan dapat bersinergi dengan berbagai program pemerintah untuk memberdayakan pelajar, yaitu antara lain program Indonesia Pintar. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah menetapkan tanggal 20 Agustus sebagai hari Indonesia menabung. Adapun implementasi dari OJK adalah mengeluarkan program Satu Rekening Satu Pelajar atau yang dikenal dengan sebutan KEJAR.
Dari program tersebut diharapkan setiap pelajar di Indonesia memiliki rekening tabungan. Sebagai informasi, OJK mencatat sebanyak 63% pelajar di Indonesia telah memiliki rekening tabungan, atau sekitar 41 juta rekening. Dengan nilai nominal sebesar Rp 26 triliun. Sejalan dengan itu, OJK menargetkan pada akhir 2021, program KEJAR dapat dinikmati oleh 70% pelajar Indonesia.
(nng)