Sektor Perhotelan dan Restoran Berusaha Bangkit di Tengah Covid
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sampai saat ini dunia belum terlepas dari bayang-bayang penyebaran wabah virus corona ( Covid-19 ). Hampir semua lini bisnis pun melesu karena segala gerak dibatasi sehingga para pengusaha tidak bisa lagi bergerak bebas.
Pemerintah masih memperpanjang kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Adanya kebijakan ini juga membuat beberapa sektor bisnis ikut mengalami penurunan. Contoh paling nyata dan langsung terlihat saat ini di sektor properti, khususnya perhotelan, manufaktur, dan automotif.
Anggota Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Johnnie Sugiarto mengatakan, terdapat 1.642 hotel yang melaporkan menutup sementara aktivitas perhotelan. Jumlah ini bisa lebih banyak, karena ini berdasarkan laporan yang diterima PHRI. Jumlah pegawai hotel yang terdampak wabah virus ini diperkirakan mencapai 150.000 orang.
Lantas, bagaimana para sektor usaha ini bisa bangkit dan bertahan di tengah gempuran ketidakpastian pandemi corona?
Johnnie mengatakan saat ini bisnis hotel berusaha bangkit melalui paket yang mereka tawarkan seperti paket isolasi mandiri ala hotel bintang lima. Hanya, ini sifatnya sementara sehingga tidak bisa menyelamatkan semuanya.
"Program kerja sama dengan pemerintah daerah (pemda) untuk para akomodasi tenaga medis juga masih jadi peluang. Tapi, tentu tidak mudah untuk mendapat kontraknya," kata Johnnie.
Beberapa hotel di Tanah Air memang mengambil peluang dari pandemi Covid-19. Salah satunya menawarkan paket lengkap isolasi mandiri di dalam hotel. Konsumen bisa melakukan karantina diri atau bahkan work form hotel (WFH) lengkap dengan jatah makan dan fasilitas laundry.
"Salah satu hotel yang menawarkan paket isolasi diri adalah Hotel Aryaduta milik Lippo Group, Hotel Ciputra Jakarta, Hotel Atria Residences Gading Serpong, Instyle Hotel, Eden Kuta Bali, dan Hotel Aruna Senggigi Lombok," ujarnya. (Baca: Begini Kondisi Bisnis Hotel di Jawa Barat Semenjak Pandemi)
Terkait untuk protokol kesehatan pun tentunya setiap hotel melakukan pembersihan secara berkala di setiap sudut hotel dan melarang stafnya melakukan kontak langsung dengan tamu.
"Ini menjadi salah satu cara sektor perhotelan untuk bisa terus bertahan di tengah masa pandemi yang cukup panjang. Selain itu, kami juga tetap bisa memperdayakan para staf hotel sehingga tidak banyak lagi yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK)," ucapnya.‎
Pemerintah masih memperpanjang kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Adanya kebijakan ini juga membuat beberapa sektor bisnis ikut mengalami penurunan. Contoh paling nyata dan langsung terlihat saat ini di sektor properti, khususnya perhotelan, manufaktur, dan automotif.
Anggota Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Johnnie Sugiarto mengatakan, terdapat 1.642 hotel yang melaporkan menutup sementara aktivitas perhotelan. Jumlah ini bisa lebih banyak, karena ini berdasarkan laporan yang diterima PHRI. Jumlah pegawai hotel yang terdampak wabah virus ini diperkirakan mencapai 150.000 orang.
Lantas, bagaimana para sektor usaha ini bisa bangkit dan bertahan di tengah gempuran ketidakpastian pandemi corona?
Johnnie mengatakan saat ini bisnis hotel berusaha bangkit melalui paket yang mereka tawarkan seperti paket isolasi mandiri ala hotel bintang lima. Hanya, ini sifatnya sementara sehingga tidak bisa menyelamatkan semuanya.
"Program kerja sama dengan pemerintah daerah (pemda) untuk para akomodasi tenaga medis juga masih jadi peluang. Tapi, tentu tidak mudah untuk mendapat kontraknya," kata Johnnie.
Beberapa hotel di Tanah Air memang mengambil peluang dari pandemi Covid-19. Salah satunya menawarkan paket lengkap isolasi mandiri di dalam hotel. Konsumen bisa melakukan karantina diri atau bahkan work form hotel (WFH) lengkap dengan jatah makan dan fasilitas laundry.
"Salah satu hotel yang menawarkan paket isolasi diri adalah Hotel Aryaduta milik Lippo Group, Hotel Ciputra Jakarta, Hotel Atria Residences Gading Serpong, Instyle Hotel, Eden Kuta Bali, dan Hotel Aruna Senggigi Lombok," ujarnya. (Baca: Begini Kondisi Bisnis Hotel di Jawa Barat Semenjak Pandemi)
Terkait untuk protokol kesehatan pun tentunya setiap hotel melakukan pembersihan secara berkala di setiap sudut hotel dan melarang stafnya melakukan kontak langsung dengan tamu.
"Ini menjadi salah satu cara sektor perhotelan untuk bisa terus bertahan di tengah masa pandemi yang cukup panjang. Selain itu, kami juga tetap bisa memperdayakan para staf hotel sehingga tidak banyak lagi yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK)," ucapnya.‎