Meski IHSG Tertekan, Saham BJBR Masih Layak Dikoleksi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih melandai beberapa hari terakhir ini. Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menyebut kekhawatiran akan dampak dari taper tantrum The Fed terhadap capital outflow dan stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah pembatasan secara darurat membuat investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih sebesar Rp273,46 miliar.
Investor pun menimbang komentar Hawkish The Fed menjelang simposium jackson hole dan ketegangan geopolitik yang memanas di Afganistan. Sehingga secara sentimen IHSG berpotensi kembali tertekan di perdagangan sepekan.
Menurut dia, salah satu saham yang layak untuk dibeli pada pekan ini adalah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR). Walaupun IHSG masih sangat tertekan, tetapi BJBR masih memiliki potensi bagus untuk dibeli karena fundamentalnya bagus.
Pengamat Ekonomi Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet menilai jika fundamental BJBR cukup baik. Mengingat bank tersebut ditopang kredit payroll yang kuat. “Laporan semester I juga menunjukkan kinerja perusahaan juga cukup baik dengan berhasil menjaga NPL di bawah 1,6%, bahkan pada tahun 2020 ketika pandemi terjadi, BJBR berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih hingga 8%,” kata Yusuf di Jakarta, Senin (30/8/2021).
Menurut dia, dengan fundamental yang kuat BJBR masih memiliki prospek yang baik. Sedangkan tantangannya mungkin lebih kepada para investor yang saat ini yang juga tertarik pada saham bank digital.
Analis Senior CSA Research Institute, Reza Priyambada menyebut bahwa pada periode semester I/2021, kredit KPR bank BJBR tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 12,5% year on year (yoy) menjadi Rp7,2 triliun, dari sebelumnya berada di angka Rp6,4 triliun.
“Kinerja BJBR didukung dengan permintaan kredit dari masyarakat dinilai baik. Itu baru dari pertumbuhan KPR, belum dari penyaluran kredit untuk usaha dan lainnya sehingga memberikan tambahan kinerja pada BJBR,” ujar Reza.
Menurutnya, dengan masuknya BJBR ke dalam era digitalisasi dapat menambah persaingan di industri perbankan. “Dari persaingan yang sehat di mana nantinya masyarakat yang akan merasakan manfaatnya,” katanya.
Harga BJBR pun saat ini masih cukup menarik di level saat ini Rp1.250. Ia pun berharap, dengan adanya digitalisasi ini dapat menarik masyarakat sehingga sebaran nasabah BJBR pun kian bertambah yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja BJBR.
Investor pun menimbang komentar Hawkish The Fed menjelang simposium jackson hole dan ketegangan geopolitik yang memanas di Afganistan. Sehingga secara sentimen IHSG berpotensi kembali tertekan di perdagangan sepekan.
Baca Juga
Menurut dia, salah satu saham yang layak untuk dibeli pada pekan ini adalah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR). Walaupun IHSG masih sangat tertekan, tetapi BJBR masih memiliki potensi bagus untuk dibeli karena fundamentalnya bagus.
Pengamat Ekonomi Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet menilai jika fundamental BJBR cukup baik. Mengingat bank tersebut ditopang kredit payroll yang kuat. “Laporan semester I juga menunjukkan kinerja perusahaan juga cukup baik dengan berhasil menjaga NPL di bawah 1,6%, bahkan pada tahun 2020 ketika pandemi terjadi, BJBR berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih hingga 8%,” kata Yusuf di Jakarta, Senin (30/8/2021).
Menurut dia, dengan fundamental yang kuat BJBR masih memiliki prospek yang baik. Sedangkan tantangannya mungkin lebih kepada para investor yang saat ini yang juga tertarik pada saham bank digital.
Analis Senior CSA Research Institute, Reza Priyambada menyebut bahwa pada periode semester I/2021, kredit KPR bank BJBR tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 12,5% year on year (yoy) menjadi Rp7,2 triliun, dari sebelumnya berada di angka Rp6,4 triliun.
“Kinerja BJBR didukung dengan permintaan kredit dari masyarakat dinilai baik. Itu baru dari pertumbuhan KPR, belum dari penyaluran kredit untuk usaha dan lainnya sehingga memberikan tambahan kinerja pada BJBR,” ujar Reza.
Menurutnya, dengan masuknya BJBR ke dalam era digitalisasi dapat menambah persaingan di industri perbankan. “Dari persaingan yang sehat di mana nantinya masyarakat yang akan merasakan manfaatnya,” katanya.
Harga BJBR pun saat ini masih cukup menarik di level saat ini Rp1.250. Ia pun berharap, dengan adanya digitalisasi ini dapat menarik masyarakat sehingga sebaran nasabah BJBR pun kian bertambah yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja BJBR.
(dar)