Dubes RI Tidak Bisa Beli Santan Kelapa Indonesia di Ethiopia

Kamis, 02 September 2021 - 09:13 WIB
loading...
Dubes RI Tidak Bisa...
Al Busyra Basnur, Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika menceritakan, soal dirinya yang tidak bisa membeli santan kelapa di Ethiopia. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika, Al Busyra Basnur menceritakan, soal dirinya yang tidak bisa membeli santan kelapa di Ethiopia. Hal ini diharapkan bisa dilihat sebagai peluang, untuk ekspor produk pertanian .



Indonesia dan Ethiopia memiliki banyak sekali kesamaan, terutama dalam hal produk-produk pertanian. Indonesia memproduksi kopi dan diekspor. Ethiopia juga memproduksi kopi dan diekspor. Indonesia memproduksi bunga. Ethiopia juga memproduksi bunga dan mengekspornya ke Eropa dalam jumlah besar.

“Namun, saya tidak bisa membeli santan kelapa Ethiopia karena kelapa tidak tumbuh di Ethiopia. Santan kelapa di Ethiopia dalam bentuk kalengan diimpor dari negara-negara tetangga kita, Filipina dan Thailand. Saya berharap, suatu ketika nanti, santan kelapa asal Indonesia bisa juga saya temukan di Ethiopia,” kata Al Busyra Basnur, Duta Besar RI untuk Ethiopia , Djibouti dan Uni Afrika.

Hal itu dikatakan Dubes Al Busyra saat berbicara di forum bisnis Prospek Perdagangan Ekspor produk UMKM Dimasa Pandemi yang diselenggarakan Sekretariat Nasional Jokowi, Rabu malam (1/9). Forum itu dihadiri sekitar seratus peserta, terutama pengusaha UMKM dari berbagai daerah di Indonesia.

Hadir juga sebagai pembicara pada forum itu Khairul Mahalli, Ketua DPP Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI), dan Saskia Ubaidi, Kabid Kerjasama DPN Seknas Jokowi, Aktivis Perempuan & Pegiat Eksport Komoditi Teh. Sementara moderator Dr. Effrata, S.Pd., M.Si.



Produk unggulan Indonesia yang diekspor ke Ethiopia selama ini antara lain minyak kelapa sawit, sabun, kertas, buku tulis, alat listrik, benang sintetis, produk farmasi dan bahan kimia. Sementara produk ekspor Ethiopia ke Indonesia antara lain kopi, kacang-kacangan, kapas, bunga, kulit binatang, dan jintan hitam.

Forum bisnis tersebut bertujuan untuk mendorong ekspor produk-produk UKM Indonesia ke luar negeri, khususnya Ethiopia.

“Ethiopia memiliki potensi pasar yang besar bagi produk-produk Indonesia, karena jumlah penduduknya 115 juta jiwa, nomor dua terbesar di benua Afrika setelah Nigeria. Namun, tantangan utama yang dihadapi ekonomi Ethiopia sekarang ini adalah kelangkaan mata uang asing,” jelas Dubes Al Busyra.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2201 seconds (0.1#10.140)