Mendag Lutfi Ingin Produk Otomotif Nasional Jadi Tunggangan Utama di UEA
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) hari ini (2/9) secara resmi menandatangani Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement/IUAE-CEPA).
Perjanjian ini ditujukan untuk meningkatkan ekspor dari tiap negara. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, ada beberapa item atau komoditas yang difokuskan karena Indonesia sedang berevolusi dari negara penjual barang mentah setengah jadi menjadi negara penjual barang industri dan industri berteknologi tinggi.
"Saya bisa lihat beberapa item yang sangat penting, contoh perhiasan dan emas, dan perhiasan emas HS 82," ujar Lutfi dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis (2/9/2021).
Indonesia pun ingin menjual metal dasar seperti stainless steel ke pasar UEA meskipun UEA juga tercatat sebagai penjual alumina.
"Kita ingin bekerja sama untuk alumunium dan alumina, terlebih di segi otomotif, Indonesia sudah banyak mengekspor mobil ke beberapa negara Asia Tenggara, seperti Toyota Avanza dan Mitsubishi Xpander," ungkap Lutfi.
Kendati demikian, dia mencatat bahwa pasar Timur Tengah dan Afrika belum tergarap secara optimal.
"Dan terpenting kita ingin pasar UEA, pasar Afrika melalui UEA juga bisa menikmati industri otomotif. Sekarang sudah terlihat tanda-tanda otomotif masuk UEA tapi harapannya ke depan otomotif atau mobil akan juga merajai pasar otomotif UEA," jelas Lutfi.
Dalam kesempatan yang sama, Minister of State for Foreign Trade UEA Thani bin Ahmed Al Zeyoudi, juga menyadari beberapa komoditas Indonesia bisa masuk ke UEA selain emas, alumina, dan otomotif.
"(Komoditas) kelapa sawit juga akan sangat menarik," pungkas Thani.
Perjanjian ini ditujukan untuk meningkatkan ekspor dari tiap negara. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, ada beberapa item atau komoditas yang difokuskan karena Indonesia sedang berevolusi dari negara penjual barang mentah setengah jadi menjadi negara penjual barang industri dan industri berteknologi tinggi.
"Saya bisa lihat beberapa item yang sangat penting, contoh perhiasan dan emas, dan perhiasan emas HS 82," ujar Lutfi dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis (2/9/2021).
Indonesia pun ingin menjual metal dasar seperti stainless steel ke pasar UEA meskipun UEA juga tercatat sebagai penjual alumina.
"Kita ingin bekerja sama untuk alumunium dan alumina, terlebih di segi otomotif, Indonesia sudah banyak mengekspor mobil ke beberapa negara Asia Tenggara, seperti Toyota Avanza dan Mitsubishi Xpander," ungkap Lutfi.
Kendati demikian, dia mencatat bahwa pasar Timur Tengah dan Afrika belum tergarap secara optimal.
"Dan terpenting kita ingin pasar UEA, pasar Afrika melalui UEA juga bisa menikmati industri otomotif. Sekarang sudah terlihat tanda-tanda otomotif masuk UEA tapi harapannya ke depan otomotif atau mobil akan juga merajai pasar otomotif UEA," jelas Lutfi.
Dalam kesempatan yang sama, Minister of State for Foreign Trade UEA Thani bin Ahmed Al Zeyoudi, juga menyadari beberapa komoditas Indonesia bisa masuk ke UEA selain emas, alumina, dan otomotif.
"(Komoditas) kelapa sawit juga akan sangat menarik," pungkas Thani.
(uka)