Jahja Setiaatmadja Sebut BCA Sudah Jadi Bank Digital Plus Plus
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kehadiran bank digital menjadi fenomena yang marak semenjak pandemi Covid-19 menerjang. Fenomena itu terjadi karena transformasi digital yang mengharuskan bank-bank beradaptasi untuk transaksi digital yang praktis dan memudahkan nasabah.
Menanggapi fenomena tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan aturan baru soal bank digital melalui POJK No. 12/POJK.03/2021. Meskipun fenomena ini terbilang baru, namun ternyata Indonesia sudah memiliki bank digital sejak lama.
Hal tersebut diklaim oleh Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja yang mengatakan bahwa BCA yang dia pimpin sudah sejak lama menjadi bank digital.
"Sebenarnya kalau orang ribut-ribut bank digital, kami BCA ini sudah bank digital sejak lama. Cuma kita ini digital plus-plus," ujar Jahja dalam webinar Hari Pelanggan Nasional 2021 di Jakarta, Jumat (3/9/2021).
Hanya saja, dia menyebutkan bahwa bank digital lebih mengarah ke individual payment. Sementara, menurut dia, BCA memiliki fitur yang lebih lengkap. "Nah, kalau di BCA kan lengkap, ada ritel, transaksi komersial, korporasi, dan lain-lain," tambah Jahja.
Dia membeberkan bahwa dari 40 jutaan rata-rata transaksi per hari yang menggunakan layanan digital, BCA sudah mencapai 86,7% mulai dari internet banking hingga mobile banking.
"Dari 40 jutaan per hari ini hanya 0,7% yang ke cabang buat transaksi, di ATM juga cuma 12,6% Sisanya kemana? Internet banking 26% dan mobile banking 60,7%. Artinya 86,7% sudah digital. Makanya sebetulnya, Bank BCA ini sekarang bukan lagi bank konvensional tapi bank digital plus-plus," tegasnya.
Kendati demikian, BCA tetap membuat layanan bank digital dengan mengakuisisi PT Bank Royal Indonesia dan kemudian diubah namanya menjadi BCA Digital. Bank digital milik BCA ini punya aplikasi namanya Blu.
"Tapi kami bikin juga bank digital, karena ada market yang missed yang harus didekati. Perkembangan teknologi ini penting untuk diikuti," pungkasnya.
Menanggapi fenomena tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan aturan baru soal bank digital melalui POJK No. 12/POJK.03/2021. Meskipun fenomena ini terbilang baru, namun ternyata Indonesia sudah memiliki bank digital sejak lama.
Hal tersebut diklaim oleh Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja yang mengatakan bahwa BCA yang dia pimpin sudah sejak lama menjadi bank digital.
"Sebenarnya kalau orang ribut-ribut bank digital, kami BCA ini sudah bank digital sejak lama. Cuma kita ini digital plus-plus," ujar Jahja dalam webinar Hari Pelanggan Nasional 2021 di Jakarta, Jumat (3/9/2021).
Hanya saja, dia menyebutkan bahwa bank digital lebih mengarah ke individual payment. Sementara, menurut dia, BCA memiliki fitur yang lebih lengkap. "Nah, kalau di BCA kan lengkap, ada ritel, transaksi komersial, korporasi, dan lain-lain," tambah Jahja.
Dia membeberkan bahwa dari 40 jutaan rata-rata transaksi per hari yang menggunakan layanan digital, BCA sudah mencapai 86,7% mulai dari internet banking hingga mobile banking.
"Dari 40 jutaan per hari ini hanya 0,7% yang ke cabang buat transaksi, di ATM juga cuma 12,6% Sisanya kemana? Internet banking 26% dan mobile banking 60,7%. Artinya 86,7% sudah digital. Makanya sebetulnya, Bank BCA ini sekarang bukan lagi bank konvensional tapi bank digital plus-plus," tegasnya.
Kendati demikian, BCA tetap membuat layanan bank digital dengan mengakuisisi PT Bank Royal Indonesia dan kemudian diubah namanya menjadi BCA Digital. Bank digital milik BCA ini punya aplikasi namanya Blu.
"Tapi kami bikin juga bank digital, karena ada market yang missed yang harus didekati. Perkembangan teknologi ini penting untuk diikuti," pungkasnya.
(uka)