Luncurkan Santripreneur, Menparekraf Dorong Santri Jadi Wirausaha Digital
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno , meluncurkan program "Santri Digitalpreneur Indonesia" yang diharapkan menumbuhkan kemampuan para santri untuk dapat ikut berpartisipasi dalam pembangunan perekonomian khususnya di sektor teknologi dan digital.
"Santri Digitalpreneur Indonesia merupakan program pelatihan dan pendampingan bagi para santri dalam rangka pengembangan ekosistem ekonomi kreatif dengan melibatkan para pelaku industri sebagai mentor pembimbing,” kata Sandiaga melalui keterangan yang diterima MNC Portal Indonesia, Selasa (14/9/20321).
Kegiatan ini difokuskan pada lingkup ekonomi kreatif (ekraf) yang berfokus pada pengembangan konten digital dan pengelolaan intelectual property secara komprehensif sehingga bisa menghasilkan nilai tambah secara maksimal.
"Transformasi digital adalah salah satu cara kita untuk memaknai pembangunan kemerdekaan kita. Dalam era digital seperti ini, berdakwah tidak perlu dilakukan secara konvensional karena digitalisasi membuka peluang komunikasi, digitalisasi telah menyediakan informasi yang bisa dilakukan melalui konten digital,” tambahnya.
Dengan demikian 4,3 juta santri di 31.385 di Indonesia berpotensi menjadi platform yang sangat potensial untuk umat Islam dan juga Indonesia untuk mendorong Islam yang rahmatan lil alamin.
Melalui program ini para santri bukan hanya diajarkan keterampilan membuat konten, tetapi juga dikenalkan bagaimana bisa menghasilkan produk-produk turunan dari sebuah hasil karya digital. Berbagai pelatihan yang akan diberikan antara lain, Digital Creative Content, yaitu pembuatan animasi dua dimensi (2D) dan tiga dimensi (3D).
“Selain itu, akan diberikan pula pelatihan mengenai Creative Audio Production, yaitu pembuatan podcast, belajar menjadi dubber/pengisi suara, serta menjadi content creator intelectual property seperti merchandising licensing dan activations,” paparnya.
Dengan demikian diharapkan ke depan program ini dapat menghasilkan karya yang dapat membuka lapangan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat khususnya bagi para santri dan mampu menghidupkan ekonomi pesantren.
"Kita kembangkan minat dan kemampuan para santri dalam menghasilkan produk-produk yang Insha Allah akan meningkatkan Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Wathoniyah kita," tuturnya.
Sebagai informasi, Santri Digitalpreneur Indonesia tahun ini merupakan pilot project dan merupakan rangkaian dalam rangka menyambut momentum Hari Santri Nasional pada 22 Oktober mendatang. Diharapkan acara ini dapat terlaksana dengan sukses, sehingga bisa dilanjutkan pada tahun depan dengan lebih banyak lagi penambahan jenis pelatihan seperti coding, games, web development, digital marketing dan pelatihan program entrepreneurship lainnya dengan target peserta sebanyak 1.000 pondok pesantren.
"Santri Digitalpreneur Indonesia merupakan program pelatihan dan pendampingan bagi para santri dalam rangka pengembangan ekosistem ekonomi kreatif dengan melibatkan para pelaku industri sebagai mentor pembimbing,” kata Sandiaga melalui keterangan yang diterima MNC Portal Indonesia, Selasa (14/9/20321).
Kegiatan ini difokuskan pada lingkup ekonomi kreatif (ekraf) yang berfokus pada pengembangan konten digital dan pengelolaan intelectual property secara komprehensif sehingga bisa menghasilkan nilai tambah secara maksimal.
"Transformasi digital adalah salah satu cara kita untuk memaknai pembangunan kemerdekaan kita. Dalam era digital seperti ini, berdakwah tidak perlu dilakukan secara konvensional karena digitalisasi membuka peluang komunikasi, digitalisasi telah menyediakan informasi yang bisa dilakukan melalui konten digital,” tambahnya.
Dengan demikian 4,3 juta santri di 31.385 di Indonesia berpotensi menjadi platform yang sangat potensial untuk umat Islam dan juga Indonesia untuk mendorong Islam yang rahmatan lil alamin.
Melalui program ini para santri bukan hanya diajarkan keterampilan membuat konten, tetapi juga dikenalkan bagaimana bisa menghasilkan produk-produk turunan dari sebuah hasil karya digital. Berbagai pelatihan yang akan diberikan antara lain, Digital Creative Content, yaitu pembuatan animasi dua dimensi (2D) dan tiga dimensi (3D).
“Selain itu, akan diberikan pula pelatihan mengenai Creative Audio Production, yaitu pembuatan podcast, belajar menjadi dubber/pengisi suara, serta menjadi content creator intelectual property seperti merchandising licensing dan activations,” paparnya.
Dengan demikian diharapkan ke depan program ini dapat menghasilkan karya yang dapat membuka lapangan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat khususnya bagi para santri dan mampu menghidupkan ekonomi pesantren.
"Kita kembangkan minat dan kemampuan para santri dalam menghasilkan produk-produk yang Insha Allah akan meningkatkan Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Wathoniyah kita," tuturnya.
Sebagai informasi, Santri Digitalpreneur Indonesia tahun ini merupakan pilot project dan merupakan rangkaian dalam rangka menyambut momentum Hari Santri Nasional pada 22 Oktober mendatang. Diharapkan acara ini dapat terlaksana dengan sukses, sehingga bisa dilanjutkan pada tahun depan dengan lebih banyak lagi penambahan jenis pelatihan seperti coding, games, web development, digital marketing dan pelatihan program entrepreneurship lainnya dengan target peserta sebanyak 1.000 pondok pesantren.
(ind)