Potensi Jumbo, Holding Panas Bumi RI Bisa Jadi yang Terbesar di Dunia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan Holding Geothermal Indonesia (HGI) atau panas bumi akan menjadi entitas terbesar di dunia. Potensi tersebut dihitung berdasarkan potensi sumber daya yang dimiliki Indonesia.
Saat ini, pembentukan holding dalam proses penggabungan aset antara PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan PT PLN Gas and Geothermal (PLN GG).
Dalam perhitungan pemegang saham, setelah holding terbentuk dan diresmikan, entitas di sektor energi itu akan menjadi terbesar ke-3 di dunia. Namun, dalam perjalanannya akan menjadi terbesar pertama di dunia karena potensi yang dimiliki.
"Bahwa kita punya (Holding) Geothermal, kalau tidak salah nomor 3 secara kapasitas di dunia, tetapi kita akan menjadi nomor satu karena potensi banyak sekali," ungkapnya dalam sesi wawancara dengan IDX Channel, Rabu (15/9/2021).
Dalam arsip MNC Portal Indonesia (MPI), PT PLN (Persero) menilai pembentukan HGI mempercepat dan mengoptimalkan pengembangan potensi panas bumi di Indonesia. Oleh karena itu, PLN terus memberikan dukungan terhadap pembentukan holding ini.
Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN, Agung Murdifi menyebut, pihaknya mendukung pemegang saham menyinergikan entitas-entitas usaha yang selama ini mengelola energi panas bumi ke dalam HGI.
Langkah itu pun berdasarkan perhitungan potensi energi panas bumi Indonesia yang mencapai 25 GW atau setara 40 persen cadangan potensi panas bumi dunia.
Namun, pemanfaatannya baru sekitar 2,1 GW. Melihat besarnya potensi tersebut diperlukan terobosan untuk mengakselerasi pemanfaatan panas bumi untuk pembangkit listrik.
"Sebab, tujuan utama dari pembentukan holding ini bukan untuk mengerdilkan satu sama lain, melainkan justru untuk membesarkan setiap entitas dan menggarap potensi panas bumi sebesar-besarnya," kata Agung.
Melalui holding ini, lanjut Agung, seluruh sumber daya, aset yang dimiliki oleh setiap entitas, termasuk sumber daya manusia dengan keahlian-keahlian spesifik, akan tetap dioptimalkan. Proses ini akan menghasilkan holding panas bumi yang jauh lebih besar daripada yang sekarang ada.
Rencana pemerintah membentuk Holding Panas Bumi tersebut juga sesuai dengan transformasi PLN dalam pilar Green yang dicanangkan sejak 21 April 2020. PLN terus mendukung transisi energi di Indonesia dengan gencar mengembangkan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan, salah satunya panas bumi.
Saat ini, pembentukan holding dalam proses penggabungan aset antara PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan PT PLN Gas and Geothermal (PLN GG).
Dalam perhitungan pemegang saham, setelah holding terbentuk dan diresmikan, entitas di sektor energi itu akan menjadi terbesar ke-3 di dunia. Namun, dalam perjalanannya akan menjadi terbesar pertama di dunia karena potensi yang dimiliki.
"Bahwa kita punya (Holding) Geothermal, kalau tidak salah nomor 3 secara kapasitas di dunia, tetapi kita akan menjadi nomor satu karena potensi banyak sekali," ungkapnya dalam sesi wawancara dengan IDX Channel, Rabu (15/9/2021).
Dalam arsip MNC Portal Indonesia (MPI), PT PLN (Persero) menilai pembentukan HGI mempercepat dan mengoptimalkan pengembangan potensi panas bumi di Indonesia. Oleh karena itu, PLN terus memberikan dukungan terhadap pembentukan holding ini.
Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN, Agung Murdifi menyebut, pihaknya mendukung pemegang saham menyinergikan entitas-entitas usaha yang selama ini mengelola energi panas bumi ke dalam HGI.
Langkah itu pun berdasarkan perhitungan potensi energi panas bumi Indonesia yang mencapai 25 GW atau setara 40 persen cadangan potensi panas bumi dunia.
Namun, pemanfaatannya baru sekitar 2,1 GW. Melihat besarnya potensi tersebut diperlukan terobosan untuk mengakselerasi pemanfaatan panas bumi untuk pembangkit listrik.
"Sebab, tujuan utama dari pembentukan holding ini bukan untuk mengerdilkan satu sama lain, melainkan justru untuk membesarkan setiap entitas dan menggarap potensi panas bumi sebesar-besarnya," kata Agung.
Melalui holding ini, lanjut Agung, seluruh sumber daya, aset yang dimiliki oleh setiap entitas, termasuk sumber daya manusia dengan keahlian-keahlian spesifik, akan tetap dioptimalkan. Proses ini akan menghasilkan holding panas bumi yang jauh lebih besar daripada yang sekarang ada.
Rencana pemerintah membentuk Holding Panas Bumi tersebut juga sesuai dengan transformasi PLN dalam pilar Green yang dicanangkan sejak 21 April 2020. PLN terus mendukung transisi energi di Indonesia dengan gencar mengembangkan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan, salah satunya panas bumi.
(ind)