Dari Bumi Gandeng Petani Pasarkan Komoditas Pertanian Pilihan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Petani memiliki peran penting dalam menjaga ketahanan pangan nusantara. Mulai dari menanam bibit, merawat tanaman, hingga memanen. Itu semua bukanlah sebuah tugas yang ringan.
Jerih payah petani Indonesia dalam menghasilkan hasil bumi yang berkualitas untuk segenap masyarakat Indonesia menjadi latar belakang munculnya sebuah UMKMasal Yogyakarta yakni Dari Bumi. Dari Bumi lahir untuk menjadi jembatan antara hasil tani yang terkurasi, petani sebagai pelaku industri dan masyarakat Indonesia.
(Baca juga:Ketahanan Pangan, Bhayangkari Boyolali dan MNC Peduli Ajarkan Cara Tanam Sayur Organik)
Agung Prasetyo, inisiator menyebut Dari Bumi adalah sebuah niat baik. Dia bercerita bahwa Dari Bumi diawali dari perjalanan tim ke Temanggung, Jawa Tengah dan mencoba rangkaian kopi dari kebun-kebun yang ada di sana.
Setelah mencoba kopi-kopi tersebut, Agung merasakan betapa besarnya sebuah potensi sebuah hasil tani. Dengan mengobservasi proses dari hulu ke hilir, Agung akhirnya berpikir untuk mengkurasi hasil tani yang lebih banyak lagi.
(Baca juga:Dukung Ketahanan Pangan, Lanal Palembang Latih Warga Sistem Urban Farming)
“Sayang sekali jika potensi sebuah produk, hanya berhenti di kalangan tertentu. Produk yang baik, seharusnya jadi milik semua orang. Kami juga ingin memaksimalkan potensi tim internal sertanetworkyang kami miliki, untuk menyebarkan potensi hasil bumi ini ke arah makanan dan minuman yang eksperimental,” ujar Agung dalam keterangan tertulisnya, Jumat (24/9/2021).
Ke depan, Dari Bumi diharapkannya mampu menjadi rujukan masyarakat atas produk-produk hasil tani yang terkurasi atau bahkan menjadi gerakan-gerakan inisiatif yang mendukung petani Indonesia untuk lebih berdaya, lebih sejahtera.
“Kelak hasil-hasil tani yang beragam harus mudah ditemui di manapun. Jadi gaya hidup dalam bentuk-bentuk yang unik,” kata Agung.
(Baca juga:Perkuat Ketahanan Pangan, HIPMI Serahkan Bantuan 25 Ton Beras ke Pemprov Jatim)
Dari Bumi menghadirkan hasil tani yang terkurasi dari petani-petani di pelosok Indonesia. Mulai dari beras pandan, beras merah, madu kelengkeng, madu akasia, daun kelor, bunga telang, rosella ungu hingga kopi temanggung yang termashyur.
Untuk itu Dari Bumi pun bekerja sama dengan petani dari berbagai daerah seperti Sumenep, Sine, Pohkumbang, Tugu Papak hingga Lebak. Tentunya, mengadopsi tiga semangat kebaikan, seperti memilih hasil bumi terbaik (kurasi hasil bumi), menjaganya dengan baik (proses penyimpanan), serta mengantarkannya dengan cara yang baik (pengemasan hingga pengiriman ke tangan konsumen).
Bertepatan dengan Hari Tani Nasional, Dari Bumi resmi hadir untuk menghadirkan buah cinta petani Indonesia ke masyarakat. Peluncuran kali ini diwarnai dengan perilisan sebuah video di YouTube Dari Bumi yang berjudul “Terima Kasih Petani Indonesia”.
“Dari Bumi ingin menjadi bagian yang berkontribusi pada ekosistem industri tani dan mendukung program ketahanan pangan yang populer serta kesehatan masyarakat Indonesia,” kata Agung.
Jerih payah petani Indonesia dalam menghasilkan hasil bumi yang berkualitas untuk segenap masyarakat Indonesia menjadi latar belakang munculnya sebuah UMKMasal Yogyakarta yakni Dari Bumi. Dari Bumi lahir untuk menjadi jembatan antara hasil tani yang terkurasi, petani sebagai pelaku industri dan masyarakat Indonesia.
(Baca juga:Ketahanan Pangan, Bhayangkari Boyolali dan MNC Peduli Ajarkan Cara Tanam Sayur Organik)
Agung Prasetyo, inisiator menyebut Dari Bumi adalah sebuah niat baik. Dia bercerita bahwa Dari Bumi diawali dari perjalanan tim ke Temanggung, Jawa Tengah dan mencoba rangkaian kopi dari kebun-kebun yang ada di sana.
Setelah mencoba kopi-kopi tersebut, Agung merasakan betapa besarnya sebuah potensi sebuah hasil tani. Dengan mengobservasi proses dari hulu ke hilir, Agung akhirnya berpikir untuk mengkurasi hasil tani yang lebih banyak lagi.
(Baca juga:Dukung Ketahanan Pangan, Lanal Palembang Latih Warga Sistem Urban Farming)
“Sayang sekali jika potensi sebuah produk, hanya berhenti di kalangan tertentu. Produk yang baik, seharusnya jadi milik semua orang. Kami juga ingin memaksimalkan potensi tim internal sertanetworkyang kami miliki, untuk menyebarkan potensi hasil bumi ini ke arah makanan dan minuman yang eksperimental,” ujar Agung dalam keterangan tertulisnya, Jumat (24/9/2021).
Ke depan, Dari Bumi diharapkannya mampu menjadi rujukan masyarakat atas produk-produk hasil tani yang terkurasi atau bahkan menjadi gerakan-gerakan inisiatif yang mendukung petani Indonesia untuk lebih berdaya, lebih sejahtera.
“Kelak hasil-hasil tani yang beragam harus mudah ditemui di manapun. Jadi gaya hidup dalam bentuk-bentuk yang unik,” kata Agung.
(Baca juga:Perkuat Ketahanan Pangan, HIPMI Serahkan Bantuan 25 Ton Beras ke Pemprov Jatim)
Dari Bumi menghadirkan hasil tani yang terkurasi dari petani-petani di pelosok Indonesia. Mulai dari beras pandan, beras merah, madu kelengkeng, madu akasia, daun kelor, bunga telang, rosella ungu hingga kopi temanggung yang termashyur.
Untuk itu Dari Bumi pun bekerja sama dengan petani dari berbagai daerah seperti Sumenep, Sine, Pohkumbang, Tugu Papak hingga Lebak. Tentunya, mengadopsi tiga semangat kebaikan, seperti memilih hasil bumi terbaik (kurasi hasil bumi), menjaganya dengan baik (proses penyimpanan), serta mengantarkannya dengan cara yang baik (pengemasan hingga pengiriman ke tangan konsumen).
Bertepatan dengan Hari Tani Nasional, Dari Bumi resmi hadir untuk menghadirkan buah cinta petani Indonesia ke masyarakat. Peluncuran kali ini diwarnai dengan perilisan sebuah video di YouTube Dari Bumi yang berjudul “Terima Kasih Petani Indonesia”.
“Dari Bumi ingin menjadi bagian yang berkontribusi pada ekosistem industri tani dan mendukung program ketahanan pangan yang populer serta kesehatan masyarakat Indonesia,” kata Agung.
(dar)