Harga Minyak Cetak Rekor Baru, Tertinggi dalam 3 Tahun Terakhir
loading...
A
A
A
JAKARTA - Harga minyak dunia mengalami kenaikan mencapai rekor tertinggi selama tiga tahun terakhir. Hal ini terjadi di tengah pasokan yang ketat sebagai imbas krisis energi global .
Dilansir dari Reuters Senin (27/9), Minyak West Texas Intermediate ditutup senilai USD75/barel setelah melesat selama lima pekan terakhir. Sedangkan minyak Brent terus menembus level tertingginya sejak Oktober 2018.
Seperti diketahui, stok persediaan minyak Amerika Serikat telah mendekati level terendahnya selama tiga tahun terakhir. Kekurangan pasokan ini timbul di tengah permintaan yang tinggi.
Apabila dihitung selama setahun terakhir, harga minyak telah melonjak lebih dari 80% karena pulihnya permintaan negara-negara di seluruh dunia dari pandemi. Dari segi pasokan, organisasi negara pengekspor minyak bumi dan sekutunya (OPEC+) telah sepakat untuk mengurangi pembatasan produksinya secara perlahan, yang cenderung membuat pasar menjadi ketat.
Lebih jauh, cuaca ekstrem di AS juga ikut menghambat produksi lokal. Di awal kuartal keempat ini atau memasuki bulan Oktober, wilayah belahan bumi utara bakal mulai memasuki musim dingin. Sejumlah pengamat komoditas memproyeksikan akan ada peningkatan harga lebih lanjut.
Goldman Sachs Group Inc mengatakan bahwa besarnya defisit pasokan di pasar dari ekspektasi dapat menaikkan harga minyak. Brent diprediksi akan meningkat USD10 mencapai USD90/barel.
Dilansir dari Reuters Senin (27/9), Minyak West Texas Intermediate ditutup senilai USD75/barel setelah melesat selama lima pekan terakhir. Sedangkan minyak Brent terus menembus level tertingginya sejak Oktober 2018.
Seperti diketahui, stok persediaan minyak Amerika Serikat telah mendekati level terendahnya selama tiga tahun terakhir. Kekurangan pasokan ini timbul di tengah permintaan yang tinggi.
Apabila dihitung selama setahun terakhir, harga minyak telah melonjak lebih dari 80% karena pulihnya permintaan negara-negara di seluruh dunia dari pandemi. Dari segi pasokan, organisasi negara pengekspor minyak bumi dan sekutunya (OPEC+) telah sepakat untuk mengurangi pembatasan produksinya secara perlahan, yang cenderung membuat pasar menjadi ketat.
Lebih jauh, cuaca ekstrem di AS juga ikut menghambat produksi lokal. Di awal kuartal keempat ini atau memasuki bulan Oktober, wilayah belahan bumi utara bakal mulai memasuki musim dingin. Sejumlah pengamat komoditas memproyeksikan akan ada peningkatan harga lebih lanjut.
Goldman Sachs Group Inc mengatakan bahwa besarnya defisit pasokan di pasar dari ekspektasi dapat menaikkan harga minyak. Brent diprediksi akan meningkat USD10 mencapai USD90/barel.
(nng)