Empat Catatan SCI ke Erick Thohir Usai Merger Pelindo

Senin, 04 Oktober 2021 - 09:18 WIB
loading...
Empat Catatan SCI ke...
Keberhasilan Menteri BUMN Erick Thohir melakukan merger Pelindo mendapatkan empat catatan dari Chairman Supply Chain Indonesia (SCI). Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Keberhasilan Menteri BUMN Erick Thohir melakukan merger PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo I-IV mendapatkan apresiasi. Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi pun memberikan empat catatan yang dinilai menjadi tantangan merger Pelindo .

Adapun tantangan yang dimaksud antara lain, pertama, peningkatan dan standarisasi pelayanan di semua pelabuhan Pelindo yang didukung standarisasi proses, SDM, dan teknologi (fasilitas) dengan sistem informasi yang terintegrasi, baik antar pelabuhan maupun antara pelabuhan dan pengguna.



Kedua, penataan hub & spoke kepelabuhanan Indonesia dengan tantangan utama mengurangi pelabuhan pintu ekspor-impor.

"Pembatasan menjadi hanya 2-5 international hub port akan meningkatkan volume barang secara signifikan di beberapa pelabuhan hub itu yang berpotensi menarik direct call untuk mother vessel," ujarnya di Jakarta, Senin (4/10/2021).

Setijadi mencatat, hal itu bisa menjadi strategi penting meningkatkan daya saing pelabuhan Indonesia secara global, termasuk mengalihkan pengiriman yang selama ini melalui Singapura.

Upaya itu yang harus dibarengi dengan penataan jaringan pelabuhan pengumpan (spoke)-nya bukan hal mudah, namun perlu menjadi prioritas dalam jangka panjang.

Catatan ketiga, pengembangan sistem transportasi multimoda. Pelindo dapat berperan mendorong integrasi pengiriman barang secara end-to-end dengan melibatkan perusahaan pelayaran dan operator transportasi jalan dan rel untuk meningkatkan efisiensi secara keseluruhan.

"Analisis Pelni dan INSA menunjukkan biaya kepelabuhanan sekitar 31 persen dan biaya transportasi laut sekitar 19 persen, sementara biaya transportasi hinterland mencapai sekitar 50 persen," ungkapnya.



Keempat, kontribusi terhadap pengurangan kesenjangan perekonomian antar wilayah. Pada tahun 2020, misalnya, distribusi Produk Domestik Bruto masih didominasi wilayah Jawa (58,75%) dan Sumatera (21,36%).

Pelindo diharapkan akan berperan melalui pelabuhan-pelabuhannya di empat wilayah yang berkontribusi terhadap PDB masih rendah, yaitu Kalimantan (7,94%), Sulawesi (6,66%), Bali-Nusa Tenggara (2,94%), dan Papua (2,35%).

Merger keempat Pelindo secara resmi dilakukan pada Jumat (1/10/2021) dengan penandatanganan akta penggabungan keempat BUMN layanan jasa pelabuhan itu. Pelindo II menjadi surviving entity dengan peleburan ketiga perusahaan lainnya.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1501 seconds (0.1#10.140)