Karyawan Jeff Bezos Ramai-ramai Resign, Gara-gara Diminta WFO?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perusahaan ruang angkasa besutan Jeff Bezos , Blue Origin , tengah mengalami gejolak internal berupa tingkat pergantian karyawan (turnover) yang tinggi belakangan ini. Makin banyak karyawan mengundurkan diri setelah sang CEO, Bob Smith menekan para pekerja untuk kembali hadir ke kantor.
Mengutip CNBC, Senin (4/10/2021), seorang juru bicara Blue Origin mengatakan bahwa tingkat turnover sebelumnya tidak pernah melebihi 12,7% selama setahun. Umumnya, tingkat pergantian karyawan di perusahaan tersebut hanya sebesar 8% hingga 9% per tahun.
Sementara, menurut banyak orang yang mengetahui situasi di perusahaan tersebut mengatakan kepada CNBC bahwa jika diukur dari awal tahun kalender, tingkat pergantian karyawan di Blue Origin telah melebihi 20% untuk tahun 2021. Mengingat Blue Origin memiliki hampir 4.000 karyawan, maka persentase tersebut mewakili ratusan personel dalam setahun ini.
"Kami melihat tingkat atrisi sebanding dengan yang dilaporkan oleh perusahaan lain sebagai bagian dari apa yang disebut banyak orang sebagai 'Pengunduran Diri Besar-besaran'," kata juru bicara Blue Origin dalam sebuah pernyataan.
Menurut sejumlah sumber, eksodus tersebut menyebabkan penundaan untuk berbagai program Blue Origin, karena untuk mendapatkan karyawan baru butuh waktu dari enam bulan hingga satu tahun.
Eksodus sumber daya manusia (SDM) di Blue Origin terjadi pada seluruh tingkatan dalam hierarki perusahaan, dari atas hingga bawah. Diantaranya: SVP New Shepard Steve Bennett; Kepala Jaminan Misi Jeff Ashby; Direktur Senior Perekrutan Crystal Freund; Direktur Penjualan Keamanan Nasional Scott Jacobs; Direktur senior New Glenn Jim Centore, Bob Ess, dan Tod Byquist; Manajer keuangan Senior New Glenn Bill Scammell.
Banyak karyawan yang secara anonim mengatakan bahwa hengkangnya para pekerja itu merupakan buah kepemimpinan sang CEO, Bob Smith. Ketidaksukaan internal yang meluas terhadap kepemimpinan Smith telah terjadi. Ini tercermin dalam situs kerja Glassdoor, yang menunjukkan bahwa hanya 19% karyawan yang menyetujui kepemimpinan Smith.
Angka itu jauh di bawah persetujuan para karyawan perusahaan luar angkasa lainnya atas para eksekutifnya. Glassdoor menyebutkan 91% karyawan SpaceX menyetujui CEO Elon Musk dan 77% dari United Launch Alliance menyetujui CEO Tory Bruno.
Belum lama ini, sebanyak 21 karyawan dan mantan karyawan Blue Origin melalui sebuah esai menyebutkan bahwa tempat kerjanya saat ini bersifat "toxic". Esai itu menuduh bahwa perusahaan menutup mata terhadap seksisme di tempat kerja, mengabaikan masalah keamanan, juga anti kritik.
Di bagian lain, poin utama, dan alasan yang dikutip oleh banyak orang yang baru saja berhenti dari perusahaan itu adalah tekanan kuat Smith agar semua karyawan Blue Origin kembali ke kantor tahun ini. Gerakan yang disebut "Blue Back Together" itu dikeluarkan manajemen meski ada petisi yang ditandatangani oleh ratusan karyawan untuk setidaknya menerapkan model kerja hibrida.
Namun, petisi tersebut konon tak digubris. Sebaliknya, Smith menghabiskan jutaan dolar tahun ini untuk menyewa ruang kantor ekspansi di dekat kantor pusat perusahaan. Menurut sumber, Smith ingin setiap karyawan kembali ke kantor pada bulan September lalu, tanpa fleksibilitas untuk model kerja hibrida – dan berencana untuk secara efektif melarang pekerjaan jarak jauh.
Sementara Bezos pada musim semi lalu menyatakan dukungan untuk menghadirkan kembali karyawan di kantor. Namun, seseorang yang akrab dengan sang pendiri perusahaan itu mengatakan bahwa dia kemudian menolak rencana Smith. Karena iu, selain pekerja esensial yang jumlahnya terbatas, karyawan Blue Origin terus bekerja sepenuhnya dari jarak jauh, dan rencana kehadiran penuh ke kantor ditunda hingga Januari mendatang.
Mengutip CNBC, Senin (4/10/2021), seorang juru bicara Blue Origin mengatakan bahwa tingkat turnover sebelumnya tidak pernah melebihi 12,7% selama setahun. Umumnya, tingkat pergantian karyawan di perusahaan tersebut hanya sebesar 8% hingga 9% per tahun.
Sementara, menurut banyak orang yang mengetahui situasi di perusahaan tersebut mengatakan kepada CNBC bahwa jika diukur dari awal tahun kalender, tingkat pergantian karyawan di Blue Origin telah melebihi 20% untuk tahun 2021. Mengingat Blue Origin memiliki hampir 4.000 karyawan, maka persentase tersebut mewakili ratusan personel dalam setahun ini.
"Kami melihat tingkat atrisi sebanding dengan yang dilaporkan oleh perusahaan lain sebagai bagian dari apa yang disebut banyak orang sebagai 'Pengunduran Diri Besar-besaran'," kata juru bicara Blue Origin dalam sebuah pernyataan.
Menurut sejumlah sumber, eksodus tersebut menyebabkan penundaan untuk berbagai program Blue Origin, karena untuk mendapatkan karyawan baru butuh waktu dari enam bulan hingga satu tahun.
Eksodus sumber daya manusia (SDM) di Blue Origin terjadi pada seluruh tingkatan dalam hierarki perusahaan, dari atas hingga bawah. Diantaranya: SVP New Shepard Steve Bennett; Kepala Jaminan Misi Jeff Ashby; Direktur Senior Perekrutan Crystal Freund; Direktur Penjualan Keamanan Nasional Scott Jacobs; Direktur senior New Glenn Jim Centore, Bob Ess, dan Tod Byquist; Manajer keuangan Senior New Glenn Bill Scammell.
Banyak karyawan yang secara anonim mengatakan bahwa hengkangnya para pekerja itu merupakan buah kepemimpinan sang CEO, Bob Smith. Ketidaksukaan internal yang meluas terhadap kepemimpinan Smith telah terjadi. Ini tercermin dalam situs kerja Glassdoor, yang menunjukkan bahwa hanya 19% karyawan yang menyetujui kepemimpinan Smith.
Angka itu jauh di bawah persetujuan para karyawan perusahaan luar angkasa lainnya atas para eksekutifnya. Glassdoor menyebutkan 91% karyawan SpaceX menyetujui CEO Elon Musk dan 77% dari United Launch Alliance menyetujui CEO Tory Bruno.
Belum lama ini, sebanyak 21 karyawan dan mantan karyawan Blue Origin melalui sebuah esai menyebutkan bahwa tempat kerjanya saat ini bersifat "toxic". Esai itu menuduh bahwa perusahaan menutup mata terhadap seksisme di tempat kerja, mengabaikan masalah keamanan, juga anti kritik.
Di bagian lain, poin utama, dan alasan yang dikutip oleh banyak orang yang baru saja berhenti dari perusahaan itu adalah tekanan kuat Smith agar semua karyawan Blue Origin kembali ke kantor tahun ini. Gerakan yang disebut "Blue Back Together" itu dikeluarkan manajemen meski ada petisi yang ditandatangani oleh ratusan karyawan untuk setidaknya menerapkan model kerja hibrida.
Namun, petisi tersebut konon tak digubris. Sebaliknya, Smith menghabiskan jutaan dolar tahun ini untuk menyewa ruang kantor ekspansi di dekat kantor pusat perusahaan. Menurut sumber, Smith ingin setiap karyawan kembali ke kantor pada bulan September lalu, tanpa fleksibilitas untuk model kerja hibrida – dan berencana untuk secara efektif melarang pekerjaan jarak jauh.
Sementara Bezos pada musim semi lalu menyatakan dukungan untuk menghadirkan kembali karyawan di kantor. Namun, seseorang yang akrab dengan sang pendiri perusahaan itu mengatakan bahwa dia kemudian menolak rencana Smith. Karena iu, selain pekerja esensial yang jumlahnya terbatas, karyawan Blue Origin terus bekerja sepenuhnya dari jarak jauh, dan rencana kehadiran penuh ke kantor ditunda hingga Januari mendatang.
(fai)