Dari Terusan Suez, Mesir Kantongi Rp210 Miliar per Hari
loading...
A
A
A
JAKARTA - Diresmikan pada tahun 1869, Terusan Suez hingga saat ini masih merupakan salah satu rute pelayaran paling penting di dunia. Terusan sepanjang 163 km yang menghubungkan Laut Tengah dan Laut Merah ini menghemat jarak tempuh kapal ribuan kilometer dari Eropa ke Asia tanpa harus mengelilingi Afrika.
Terusan Suez memiliki nilai amat strategis sebagai jalur perdagangan, antara lain sebagai jalur angkutan minyak mentah dari Timur Tengah ke Eropa dan AS. Terusan yang dikelola badan otoritas milik negara Mesir - Suez Canal Authority (SCA) - ini juga merupakan jalur pelayaran untuk mengirim bahan bakar minyak dari barat ke timur.
Dengan nilai strategis tersebut, tak heran jika kapal-kapal yang ingin melalui Terusan Suez dipungut biaya yang tidak murah. Lalu, berapa tarif Terusan Suez ini?
Melansir www.suezcanal.gov.eg, biaya untuk melewati Terusan Suez mempunyai 13 kategori. Kategori tersebut antara lain tanker minyak mentah, tanker minyak bumi, kargo kering, dan lain-lain. Tarif juga mempertimbangkan jenis kargo, panjang kapal, serta berat tonase kapal.
Kapal-kapal yang lewat juga dikenai berbagai macam biaya jasa, seperti jasa kapal pandu, jasa pelabuhan, hingga biaya sampah. Ditotal, sebuah kapal bisa dikenai biaya miliaran rupiah sekali lewat. Sebagai gambaran, kapal dengan tonase 33.000 ton harus membayar USD300 ribu hingga USD400 ribu atau sekitar Rp4-5 miliar.
Masih ingat kapal pengangkut peti kemas raksasa MV Ever Given berbobot 199.000 ton yang memblokir Terusan Suez Maret lalu? Diperkirakan biaya kapal ini untuk melewati kanal tersebut sekitar Rp6-7 miliar. Namun, gara-gara kandas dan menyebabkan terblokirnya terusan tersebut, SCA konon meminta kompensasi hingga USD550 juta atau sekitar Rp7,7 triliun kepada pemiliknya.
Tak heran jika SCA minta kompensasi yang nilainya luar biasa. Sebab, dalam sehari rata-rata SCA bisa mengantongi USD15 juta atau sekitar Rp210 miliar dari kapal-kapal yang memintasi Terusan Suez.
Di 2020, SCA mengumumkan meraup pendapatan sebesar USD5,61 miliar atau sekitar Rp80 triliun dari 18.829 kapal dengan total tonase 1,17 miliar ton yang melintasi terusan tersebut.
Terusan Suez memiliki nilai amat strategis sebagai jalur perdagangan, antara lain sebagai jalur angkutan minyak mentah dari Timur Tengah ke Eropa dan AS. Terusan yang dikelola badan otoritas milik negara Mesir - Suez Canal Authority (SCA) - ini juga merupakan jalur pelayaran untuk mengirim bahan bakar minyak dari barat ke timur.
Dengan nilai strategis tersebut, tak heran jika kapal-kapal yang ingin melalui Terusan Suez dipungut biaya yang tidak murah. Lalu, berapa tarif Terusan Suez ini?
Melansir www.suezcanal.gov.eg, biaya untuk melewati Terusan Suez mempunyai 13 kategori. Kategori tersebut antara lain tanker minyak mentah, tanker minyak bumi, kargo kering, dan lain-lain. Tarif juga mempertimbangkan jenis kargo, panjang kapal, serta berat tonase kapal.
Kapal-kapal yang lewat juga dikenai berbagai macam biaya jasa, seperti jasa kapal pandu, jasa pelabuhan, hingga biaya sampah. Ditotal, sebuah kapal bisa dikenai biaya miliaran rupiah sekali lewat. Sebagai gambaran, kapal dengan tonase 33.000 ton harus membayar USD300 ribu hingga USD400 ribu atau sekitar Rp4-5 miliar.
Masih ingat kapal pengangkut peti kemas raksasa MV Ever Given berbobot 199.000 ton yang memblokir Terusan Suez Maret lalu? Diperkirakan biaya kapal ini untuk melewati kanal tersebut sekitar Rp6-7 miliar. Namun, gara-gara kandas dan menyebabkan terblokirnya terusan tersebut, SCA konon meminta kompensasi hingga USD550 juta atau sekitar Rp7,7 triliun kepada pemiliknya.
Tak heran jika SCA minta kompensasi yang nilainya luar biasa. Sebab, dalam sehari rata-rata SCA bisa mengantongi USD15 juta atau sekitar Rp210 miliar dari kapal-kapal yang memintasi Terusan Suez.
Di 2020, SCA mengumumkan meraup pendapatan sebesar USD5,61 miliar atau sekitar Rp80 triliun dari 18.829 kapal dengan total tonase 1,17 miliar ton yang melintasi terusan tersebut.
(fai)