Menyeluruh, Pertumbuhan Ekonomi Global Diproyeksi Turun di 2021

Rabu, 13 Oktober 2021 - 16:34 WIB
loading...
Menyeluruh, Pertumbuhan Ekonomi Global Diproyeksi Turun di 2021
IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2021 dari 6% menjadi 5,9%. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Dalam laporan World Economic Outlook edisi Oktober 2021, Dana Moneter Internasional ( International Monetary Fund/IMF ) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2021 dari 6% menjadi 5,9% (turun 0,1 percentage point/pp) dibanding proyeksi sebelumnya bulan Juli lalu.

Kepala BKF Febrio Kacaribu mengatakan, penurunan proyeksi itu dipengaruhi isu gangguan suplai di negara maju, serta sempat memburuknya kasus Covid-19 di sejumlah negara berkembang akibat varian Delta. Kendati demikian, dia menilai pemulihan ekonomi global masih solid.



"Penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2021 terjadi secara luas di negara maju maupun negara berkembang," kata Febrio di Jakarta, Rabu (13/10/2021).

Penurunan ini menurutnya menunjukkan peningkatan risiko global. Dua perekonomian terbesar dunia, yakni Amerika Serikat (AS) dan China, juga mendapatkan revisi ke bawah untuk outlook pertumbuhannya tahun ini. Ekonomi AS diproyeksikan tumbuh 6% di 2021 (turun 1,0 pp), sementara China tumbuh 8,0% (turun 0,1 pp).

Disebutklan dalam laporan itu bahwa penurunan proyeksi pertumbuhan AS didorong isu gangguan suplai yang ditandai dengan naiknya inflasi yang mencapai rekor tertinggi dalam beberapa dekade terakhir. Konsekuensinya, konsumsi mengalami perlambatan di triwulan ke-3 yang turut dipengaruhi oleh kenaikan kasus Covid-19.

Sementara, penurunan proyeksi pertumbuhan China disebabkan pengurangan investasi publik dan pengetatan regulasi di sektor properti. Penurunan proyeksi juga dialami ASEAN-5, di mana laju pertumbuhan 2021 diperkirakan hanya mencapai 2,9% (turun 1,4 pp).

Penyebaran varian Delta menjadi faktor utama dari revisi ke bawah yang dilakukan pada kawasan ASEAN, selain jangkauan vaksinasi negara-negaranya yang relatif masih rendah dibanding negara maju.

Secara detail, proyeksi pertumbuhan Indonesia oleh IMF berada di tingkat 3,2% (turun 0,7 pp). Penurunan proyeksi Indonesia tidak sedalam koreksi pada negara ASEAN-5 lain yakni Thailand 1,0% (turun 1,1 pp), Malaysia 3,5% (turun 1,2 pp), Filipina 3,2% (turun 2,2 pp) dan Vietnam 3,8% (turun 2,7 pp).

IMF memandang berbagai risiko global masih perlu diwaspadai ke depan, antara lain pemulihan yang tidak merata karena ketimpangan vaksin, perkembangan mutasi Covid-19, risiko inflasi, volatilitas pasar keuangan, serta menurunnya stimulus ekonomi di berbagai negara.

Risiko lain yang perlu dicermati adalah terjadinya global supply disruption yang berpotensi mendorong terjadinya stagflasi global, kondisi di mana terjadi tekanan inflasi tinggi namun dibarengi dengan melemahnya pertumbuhan ekonomi.



Untuk mengatasi permasalahan stuktural dunia ke depan, IMF memberikan rekomendasi penguatan kebijakan untuk kerjasama multilateral dalam upaya akselerasi dan pemerataan vaksinasi serta mitigasi terhadap perubahan iklim.

Sementara itu, seiring dengan membaiknya situasi pandemi Covid-19 di dalam negeri, momentum pemulihan ekonomi telah menguat khususnya sejak September 2021. Pemerintah meyakini momentum pemulihan ekonomi akan terus berlanjut seiring perbaikan kondisi pandemi, akselerasi vaksinasi yang akan terus didorong, serta dukungan berbagai kebijakan yang supportif dan terukur.

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut termasuk perkembangan indikator ekonomi terkini, Pemerintah melihat outlook pertumbuhan Indonesia di 2021 di kisaran 3,7-4,5%.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4375 seconds (0.1#10.140)