Erick Thohir Beberkan Hasil Pertemuan dengan Enel Green Power
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir menggelar pertemuan dengan perusahaan panas bumi (geothermal) asal Italia, Enel Green Power, di sela-sela pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi G20 (KTT G20) 2021 di Roma.
Hasil dari pertemuan tersebut adalah perusahaan pelat merah di sektor energi akan menggandeng Enel Green Power untuk mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. Secara khusus, kerja sama itu ditujukan untuk merealisasikan net zero emission atau bebas karbon di tahun 2060.
"Sebagai komitmen terhadap zero carbon di 2060, maka BUMN fokus membangun partnership untuk mengembangkan energi terbarukan di Indonesia. Inilah salah satu hal kamu bicarakan saat bertemu Enel Green Power kemarin di Roma," tulis Erick melalui akun instagram, yang dikutip Senin (1/11/2021).
Erick menyebutkan, kerja sama bilateral tersebut menjadi bagian dari perjuangan pemerintah untuk mewujudkan eco lifestyle di Tanah Air. Erick sendiri sudah menginstruksikan PT PLN (Persero) untuk mencari investor baru dalam pengembangan EBT.
Menurutnya, investasi baru dalam program EBT perlu didorong, tujuannya tak hanya soal pendanaan, namun mendorong implementasikan eco lifestyle. Sebuah gagasan yang menegaskan keseimbangan antara pembangunan dan lingkungan hidup.
"Karena energi terbarukan perlu new investment. Nah, ini yang saya di rapat terakhir dengan PLN, saya sangat menekankan bagaimana PLN bersama Kementerian BUMN dan tentu kita harus mulai menata ulang terlepas ada RUPTL, Tetapi memprediksi eco lifestyle yang akan terjadi di masyarakat," ujarnya.
Kementerian BUMN pun telah menetapkan roadmap PLN hingga 2060 mendatang. Peta jalan tersebut untuk mendorong realisasi EBT hingga 2060.
Dalam skemanya, perseroan harus menyiapkan proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) sebesar 21 gigawatt (GW). Kemudian, 15 tahun berikutnya perusahaan menyediakan 29 GW.
Hasil dari pertemuan tersebut adalah perusahaan pelat merah di sektor energi akan menggandeng Enel Green Power untuk mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. Secara khusus, kerja sama itu ditujukan untuk merealisasikan net zero emission atau bebas karbon di tahun 2060.
"Sebagai komitmen terhadap zero carbon di 2060, maka BUMN fokus membangun partnership untuk mengembangkan energi terbarukan di Indonesia. Inilah salah satu hal kamu bicarakan saat bertemu Enel Green Power kemarin di Roma," tulis Erick melalui akun instagram, yang dikutip Senin (1/11/2021).
Erick menyebutkan, kerja sama bilateral tersebut menjadi bagian dari perjuangan pemerintah untuk mewujudkan eco lifestyle di Tanah Air. Erick sendiri sudah menginstruksikan PT PLN (Persero) untuk mencari investor baru dalam pengembangan EBT.
Menurutnya, investasi baru dalam program EBT perlu didorong, tujuannya tak hanya soal pendanaan, namun mendorong implementasikan eco lifestyle. Sebuah gagasan yang menegaskan keseimbangan antara pembangunan dan lingkungan hidup.
"Karena energi terbarukan perlu new investment. Nah, ini yang saya di rapat terakhir dengan PLN, saya sangat menekankan bagaimana PLN bersama Kementerian BUMN dan tentu kita harus mulai menata ulang terlepas ada RUPTL, Tetapi memprediksi eco lifestyle yang akan terjadi di masyarakat," ujarnya.
Kementerian BUMN pun telah menetapkan roadmap PLN hingga 2060 mendatang. Peta jalan tersebut untuk mendorong realisasi EBT hingga 2060.
Dalam skemanya, perseroan harus menyiapkan proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) sebesar 21 gigawatt (GW). Kemudian, 15 tahun berikutnya perusahaan menyediakan 29 GW.
(fai)