Sejak Jadi Menteri Erick Thohir Disebut Sudah Tak Aktif di Yayasan Adaro

Selasa, 02 November 2021 - 17:56 WIB
loading...
Sejak Jadi Menteri Erick Thohir Disebut Sudah Tak Aktif di Yayasan Adaro
Stafsus Erick Thohir menyatakan bahwa Menteri BUMN sudah tak aktif di yayasan kemanusiaan Adaro. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir disebut-sebut tidak lagi aktif dalam bisnis Yayasan Adaro Bangun Energi. Yayasan tersebut secara bisnis terafiliasi dengan PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI).

Kabar ketidaktifan itu disampaikan Arya Sinulingga, yang saat ini menjabat sebagai Staf Khusus Menteri BUMN. Dia menjelaskan, salah satu pemegang saham GSI adalah Yayasan Adaro dan hanya memiliki saham sebesar 6%.



"Kemudian, di GSI-nya sendiri, memang ada yang namanya Yayasan Adaro sebagai pemegang saham, dan ini adalah yayasan kemanusiaan ya. Sahamnya hanya 6%," ujar Arya, Selasa (2/11/2021).

GSI sendiri diduga melakukan bisnis tes polymerase chain reaction (PCR) saat sejak 2020 lalu. Hal itu diperkuat dengan kepemilikan unit bisnis penyediaan layanan PCR.

Yayasan ini merupakan organisasi nirlaba atau kemanusiaan di bawah pengelolaan PT Adaro Energy Tbk. Diketahui, Garibaldi Thohir, kakak dari Erick Thohir, menjabat sebagai presiden direktur dalam struktur perusahaan.



Dugaan itu juga yang menyeret nama Erick dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam lingkaran bisnis PCR, saat masyarakat Indonesia dilanda krisis kesehatan. Nama Luhut dikaitkan dengan kepemilikan GSI.

Arya menegaskan, ketidakaktifan Erick dalam Yayasan Adaro sejak Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengamanahkan dirinya untuk memimpin Kementerian BUMN. Pernyataan ini sekaligus membantah bahwa Erick terlibat dalam isu bisnis PCR.

"Kemudian di yayasan kemanusiaan Adaro ini, Pak Erick Thohir sejak jadi menteri tidak aktif lagi di urusan bisnis dan di urusan yayasan seperti itu. Jadi sangat jauhlah dari keterlibatan atau dikaitkan dengan Pak Erick Thohir. Apalagi dikatakan main bisnis PCR, jauh sekali. Jadi jangan tendensius seperti itu. Kita harus lebih clear melihat semua," ungkap dia.



Arya pun memaparkan sejumlah data-data tes PCR di Indonesia. Dari data yang dihimpun Kementerian BUMN, jumlah PCR di Indonesia hingga saat ini mencapai 28,4 juta. Sementara Genomik Solidaritas Indonesia hanya di angka 700.000 atau 2,5%.

"Jadi bisa dikatakan hanya 2,5% dari total tes PCR yang sudah dilakukan di Indonesia, hanya 2,5%. Jadi 97,5% lainnya dilakukan pihak lain. Jadi kalau dikatakan bermain, kan lucu ya, 2,5% gitu. Kalau mencapai 30%, 50% itu okelah, bisa dikatakan bahwa GSI ini ada bermain-main. Tapi hanya 2,5%," ungkap dia.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0914 seconds (0.1#10.140)