Jadi Pilar Ekonomi, Menko Airlangga Luncurkan Buku Pembiayaan UMKM
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meluncurkan Buku Pembiayaan UMKM sebagai bentuk perhatian terhadap peranan UMKM dalam perekonomian Indonesia.
Buku ini diharapkan menjadi salah satu sumber utama bagi seluruh stakeholders, termasuk didalamnya para pembuat kebijakan, pelaku usaha ataupun akademisi untuk turut serta memajukan UMKM, baik untuk keperluan pendalaman riset, mapun praktik pengembangan UMKM langsung di lapangan.
Airlangga mengatakan, UMKM merupakan pilar utama penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini telah terbukti sejak tahun 1998, 2008, hingga 2020 pada saat pandemi Covid-19, UMKM menjadi penopang pertumbuhan ekonomi yang mampu bertahan.
"UMKM selalu menjadi buffer dalam berbagai krisis ekonomi sejak 1998, 2008 dan di era pandemi covid ini," ujarnya dalam peluncuran Buku Pembiayaan UMKM, Kamis (11/11/2021).
Dia menuturkan, UMKM berperan penting dalam pembangunan Indonesia emas di tahun 2045. Untuk itu, pemerintah memberikan keperpihakan pada UMKM Indonesia yang jumlahnya sekitar 64 juta. "Dalam transformasi digitalisasi juga yang menjadi andalan adalah UMKM," ungkapnya.
Airlangga melanjutkan, peranan UMKM terhadap perekonomian juga telah terbukti di beberapa negara. Keberhasilan Jepang dan Korea Selatan dalam pengembangan UMKM sehingga UMKM naik kelas dan menjadi motor penggerak ekonomi dapat menjadi pengetahuan best practises dalam pengembangan UMKM.
"Bahkan Jepang menjamin 100%. Demikian pula di Korea Selatan, UMKM sangat didukung untuk peningkatan daya saing dan menjadi champion inisiatif sehingga bisa naik kelas dan menjadi penggerak perekonomian," jelasnya.
Secara garis besar, buku ini terdiri dari 5 bab yaitu, Peranan UMKM terhadap Perekonomian; Ketahanan UMKM terhadap Krisis; Pembiayaan UMKM; Pembiayaan Syariah Bagi UMKM; Pembiayaan UMKM pada Masa Covid-19. Pada bagian akhir sebagai penutup dibahas pembiayaan UMKM pada masa pandemi Covid-19 yang merupakan periode tersulit dalam sejarah perekonomian Indonesia dan dunia.
Buku ini diharapkan menjadi salah satu sumber utama bagi seluruh stakeholders, termasuk didalamnya para pembuat kebijakan, pelaku usaha ataupun akademisi untuk turut serta memajukan UMKM, baik untuk keperluan pendalaman riset, mapun praktik pengembangan UMKM langsung di lapangan.
Airlangga mengatakan, UMKM merupakan pilar utama penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini telah terbukti sejak tahun 1998, 2008, hingga 2020 pada saat pandemi Covid-19, UMKM menjadi penopang pertumbuhan ekonomi yang mampu bertahan.
"UMKM selalu menjadi buffer dalam berbagai krisis ekonomi sejak 1998, 2008 dan di era pandemi covid ini," ujarnya dalam peluncuran Buku Pembiayaan UMKM, Kamis (11/11/2021).
Dia menuturkan, UMKM berperan penting dalam pembangunan Indonesia emas di tahun 2045. Untuk itu, pemerintah memberikan keperpihakan pada UMKM Indonesia yang jumlahnya sekitar 64 juta. "Dalam transformasi digitalisasi juga yang menjadi andalan adalah UMKM," ungkapnya.
Airlangga melanjutkan, peranan UMKM terhadap perekonomian juga telah terbukti di beberapa negara. Keberhasilan Jepang dan Korea Selatan dalam pengembangan UMKM sehingga UMKM naik kelas dan menjadi motor penggerak ekonomi dapat menjadi pengetahuan best practises dalam pengembangan UMKM.
"Bahkan Jepang menjamin 100%. Demikian pula di Korea Selatan, UMKM sangat didukung untuk peningkatan daya saing dan menjadi champion inisiatif sehingga bisa naik kelas dan menjadi penggerak perekonomian," jelasnya.
Secara garis besar, buku ini terdiri dari 5 bab yaitu, Peranan UMKM terhadap Perekonomian; Ketahanan UMKM terhadap Krisis; Pembiayaan UMKM; Pembiayaan Syariah Bagi UMKM; Pembiayaan UMKM pada Masa Covid-19. Pada bagian akhir sebagai penutup dibahas pembiayaan UMKM pada masa pandemi Covid-19 yang merupakan periode tersulit dalam sejarah perekonomian Indonesia dan dunia.
(nng)