Cek Bunda, Masak Pakai LPG dengan Kompor Listrik Lebih Hemat Mana?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Program pengalihan kompor berbasis LPG ke kompor listrik terus didorong guna memperbaiki neraca perdagangan akibat tingginya impor LPG . Di samping bisa menekan impor, penggunaan kompor listrik juga lebih hemat.
Hasil uji coba PLN menunjukkan, untuk memasak 1 liter air menggunakan kompor induksi 1.200 watt hanya memerlukan biaya sebesar Rp158 sementara dengan kompor LPG 12 kilogram sekitar Rp176. Sehingga dengan pola memasak rata-rata masyarakat di Indonesia terjadi penghematan Rp28.500 dari biaya memasak setiap bulan.
"PLN terus mengampanyekan electrifying lifestyle yang salah satunya penggunaan kompor induksi. Kami terus memberikan edukasi kepada masyarakat tentang kelebihan dan manfaat penggunaan kompor induksi," ujar Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril seperti dikutip melalui pernyataan resmi, Selasa (23/11/2021).
Tak hanya itu, dari sisi waktu memasak juga lebih hemat karena kompor induksi memungkinkan penyebaran panas yang lebih merata ketimbang kompor gas. Hal ini memungkinkan aktivitas memasak lebih cepat, sehingga hemat waktu. Waktu masak yang lebih cepat akan membuat kompor listrik lebih hemat penggunaan energi daripada gas.
Bob mengatakan, dengan cadangan daya yang telah lebih dari 30% di hampir seluruh sistem kelistrikan, PLN siap mendukung program konversi kompor induksi. Bahkan, PLN juga tengah menggulirkan program Satu Juta Kompor Induksi. "PLN juga siap menggulirkan diskon tambah daya guna mempermudah pelanggan untuk beralih ke kompor induksi," ujarnya.
Guna mendorong penggunaan kompor listrik, kata dia, PLN memberikan harga khusus tambah daya hanya sebesar Rp150.000 melalui program Nyaman Kompor Induksi 2021 bagi pelanggan yang membeli kompor induksi melalui partner yang memiliki kerja sama dengan PLN.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta program transisi energi dijalankan, seperti penggunaan kendaraan listrik dan kompor induksi. "Kalau kita bisa mengalihkan itu ke energi yang lain, misalnya mobil diganti listrik semuanya, gas rumah tangga diganti listrik semuanya, karena di PLN oversupply. Artinya, pasokan dari PLN terserap, impor minyak di Pertamina turun," jelasnya.
Hasil uji coba PLN menunjukkan, untuk memasak 1 liter air menggunakan kompor induksi 1.200 watt hanya memerlukan biaya sebesar Rp158 sementara dengan kompor LPG 12 kilogram sekitar Rp176. Sehingga dengan pola memasak rata-rata masyarakat di Indonesia terjadi penghematan Rp28.500 dari biaya memasak setiap bulan.
"PLN terus mengampanyekan electrifying lifestyle yang salah satunya penggunaan kompor induksi. Kami terus memberikan edukasi kepada masyarakat tentang kelebihan dan manfaat penggunaan kompor induksi," ujar Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril seperti dikutip melalui pernyataan resmi, Selasa (23/11/2021).
Tak hanya itu, dari sisi waktu memasak juga lebih hemat karena kompor induksi memungkinkan penyebaran panas yang lebih merata ketimbang kompor gas. Hal ini memungkinkan aktivitas memasak lebih cepat, sehingga hemat waktu. Waktu masak yang lebih cepat akan membuat kompor listrik lebih hemat penggunaan energi daripada gas.
Bob mengatakan, dengan cadangan daya yang telah lebih dari 30% di hampir seluruh sistem kelistrikan, PLN siap mendukung program konversi kompor induksi. Bahkan, PLN juga tengah menggulirkan program Satu Juta Kompor Induksi. "PLN juga siap menggulirkan diskon tambah daya guna mempermudah pelanggan untuk beralih ke kompor induksi," ujarnya.
Guna mendorong penggunaan kompor listrik, kata dia, PLN memberikan harga khusus tambah daya hanya sebesar Rp150.000 melalui program Nyaman Kompor Induksi 2021 bagi pelanggan yang membeli kompor induksi melalui partner yang memiliki kerja sama dengan PLN.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta program transisi energi dijalankan, seperti penggunaan kendaraan listrik dan kompor induksi. "Kalau kita bisa mengalihkan itu ke energi yang lain, misalnya mobil diganti listrik semuanya, gas rumah tangga diganti listrik semuanya, karena di PLN oversupply. Artinya, pasokan dari PLN terserap, impor minyak di Pertamina turun," jelasnya.
(nng)