Target Dana Rp18 Triliun, Mitratel Siap Jadi Pemain Menara Terbesar di ASEAN
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia ( BEI ) dengan kode saham “MTEL”. Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) yang bergerak di bisnis menara telekomunikasi ini mengeluarkan saham sebanyak 23.493.524.800 lembar saham dengan nilai Rp18.794.819.840.000. Harga saham dipatok Rp800 per lembar.
Langkah Mitratel diharapkan dapat mendukung akselerasi digitalisasi bangsa demi menghadapi era 5G mendatang dan mewujudkan cita-cita bangsa, yakni menjadi salah satu negara dengan ekonomi digital terbesar khususnya di Asia Pacific pada tahun 2025.
Selain itu, juga tetap selalu menjaga kepatuhan atau compliance, serta dapat memenuhi ekspektasi para pemegang saham untuk menjadi market leader di industri infrastruktur telekomunikasi dan memberikan nilai yang optimal bagi seluruh pemangku kepentingan.
Aksi korporasi pencatatan saham perdana Mitratel merupakan bagian dari komitmen transformasi sekaligus penataan portofolio perusahaan untuk memberikan value yang optimal bagi Mitratel, Telkom Group, dan seluruh stakeholders.
Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengungkapkan, Telkom Group telah menyelesaikan satu milestone penting transformasi perusahaan dengan terimplementasinya strategi unlocking value bisnis tower perusahaan melalui IPO Mitratel.
Langkah ini juga sejalan dengan transformasi yang tengah dilakukan Telkom untuk menjadi digital telco serta memperkuat posisi Mitratel di tengah kehadiran 5G yang dapat menumbuhkan kebutuhan operator akan menara telekomunikasi.
"Ini akan menjadi potensi yang baik bagi Mitratel untuk menjadi pemain menara telekomunikasi independen terbesar di Asia Tenggara,” katanya, Senin (22/11/2021).
Sementara itu, Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko menjelaskan bahwa dana dari IPO akan digunakan mengembangkan kompetensi dan kapabilitasnya menjadi perusahaan unggul profesional transparan.
“Kami pahami perubahan teknologi yang cepat akan mengakselerasi seluruh kompetensi Mitratel baik saat ini maupun waktu mendatang. Hal ini telah dirumuskan dalam bisnis plan yang tak hanya semata-mata pada bisnis menara telekomunikasi, tapi berkembang menjadi infrastructure company yang siap untuk mendukung era 5G dan kelanjutannya," katanya.
Melalui IPO, Mitratel akan memperkuat posisinya sebagai the best tower co in the industry yang solid dan independen. Hal ini didukung dengan masuknya investasi SWF dari Indonesia dan internasional menunjukkan bahwa Mitratel memiliki track record kinerja yang baik dan potensi pertumbuhan yang tinggi di masa yang akan datang.
Indonesia Investment Authority (INA) menyampaikan bahwa mereka sangat antusias dapat berpartisipasi sebagai investor dalam IPO Mitratel untuk mempercepat pengembangan dan peningkatan kualitas infrastruktur digital, khususnya di sektor telekomunikasi Indonesia. INA juga menyambut baik GIC, Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), dan Abu Dhabi Growth Fund (ADG) yang turut berpartisipasi dan yakin akan menambah nilai strategis bagi Mitratel.
"IPO Mitratel akan mampu menjadi salah satu katalis untuk menggerakkan kembali pasar modal dan perekonomian Indonesia. Dengan dukungan seluruh shareholders dan stakeholders, Mitratel akan dikelola dengan tata kelola perusahaan yang baik dengan menjaga independensi, profesionalisme dan transparansi," demikian disampaikan oleh INA lewat situs resminya.
Sesuai rencana, perseroan akan menggunakan 40% dana hasil IPO untuk belanja modal organik, 50% untuk anorganik, dan 10% untuk modal kerja serta kebutuhan perseroan lainnya.
Saat ini Mitratel mengelola lebih dari 28.000 menara telekomunikasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain berbisnis di bidang menara telekomunikasi, Mitratel juga melakukan ekspansi portofolio jasa turunan menara, seperti project solutions, managed services, fiberisasi dan digital services untuk mengakselerasi iklim digital di Indonesia.
Mitratel memiliki rencana ekspansi jangka panjang ke pasar Asia Tenggara dan Asia Pasifik, demi memantapkan langkah untuk menjadi penyedia infrastruktur telekomunikasi terkemuka di Asia Tenggara.
Langkah Mitratel diharapkan dapat mendukung akselerasi digitalisasi bangsa demi menghadapi era 5G mendatang dan mewujudkan cita-cita bangsa, yakni menjadi salah satu negara dengan ekonomi digital terbesar khususnya di Asia Pacific pada tahun 2025.
Selain itu, juga tetap selalu menjaga kepatuhan atau compliance, serta dapat memenuhi ekspektasi para pemegang saham untuk menjadi market leader di industri infrastruktur telekomunikasi dan memberikan nilai yang optimal bagi seluruh pemangku kepentingan.
Aksi korporasi pencatatan saham perdana Mitratel merupakan bagian dari komitmen transformasi sekaligus penataan portofolio perusahaan untuk memberikan value yang optimal bagi Mitratel, Telkom Group, dan seluruh stakeholders.
Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengungkapkan, Telkom Group telah menyelesaikan satu milestone penting transformasi perusahaan dengan terimplementasinya strategi unlocking value bisnis tower perusahaan melalui IPO Mitratel.
Langkah ini juga sejalan dengan transformasi yang tengah dilakukan Telkom untuk menjadi digital telco serta memperkuat posisi Mitratel di tengah kehadiran 5G yang dapat menumbuhkan kebutuhan operator akan menara telekomunikasi.
"Ini akan menjadi potensi yang baik bagi Mitratel untuk menjadi pemain menara telekomunikasi independen terbesar di Asia Tenggara,” katanya, Senin (22/11/2021).
Sementara itu, Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko menjelaskan bahwa dana dari IPO akan digunakan mengembangkan kompetensi dan kapabilitasnya menjadi perusahaan unggul profesional transparan.
“Kami pahami perubahan teknologi yang cepat akan mengakselerasi seluruh kompetensi Mitratel baik saat ini maupun waktu mendatang. Hal ini telah dirumuskan dalam bisnis plan yang tak hanya semata-mata pada bisnis menara telekomunikasi, tapi berkembang menjadi infrastructure company yang siap untuk mendukung era 5G dan kelanjutannya," katanya.
Melalui IPO, Mitratel akan memperkuat posisinya sebagai the best tower co in the industry yang solid dan independen. Hal ini didukung dengan masuknya investasi SWF dari Indonesia dan internasional menunjukkan bahwa Mitratel memiliki track record kinerja yang baik dan potensi pertumbuhan yang tinggi di masa yang akan datang.
Indonesia Investment Authority (INA) menyampaikan bahwa mereka sangat antusias dapat berpartisipasi sebagai investor dalam IPO Mitratel untuk mempercepat pengembangan dan peningkatan kualitas infrastruktur digital, khususnya di sektor telekomunikasi Indonesia. INA juga menyambut baik GIC, Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), dan Abu Dhabi Growth Fund (ADG) yang turut berpartisipasi dan yakin akan menambah nilai strategis bagi Mitratel.
"IPO Mitratel akan mampu menjadi salah satu katalis untuk menggerakkan kembali pasar modal dan perekonomian Indonesia. Dengan dukungan seluruh shareholders dan stakeholders, Mitratel akan dikelola dengan tata kelola perusahaan yang baik dengan menjaga independensi, profesionalisme dan transparansi," demikian disampaikan oleh INA lewat situs resminya.
Sesuai rencana, perseroan akan menggunakan 40% dana hasil IPO untuk belanja modal organik, 50% untuk anorganik, dan 10% untuk modal kerja serta kebutuhan perseroan lainnya.
Baca Juga
Saat ini Mitratel mengelola lebih dari 28.000 menara telekomunikasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain berbisnis di bidang menara telekomunikasi, Mitratel juga melakukan ekspansi portofolio jasa turunan menara, seperti project solutions, managed services, fiberisasi dan digital services untuk mengakselerasi iklim digital di Indonesia.
Mitratel memiliki rencana ekspansi jangka panjang ke pasar Asia Tenggara dan Asia Pasifik, demi memantapkan langkah untuk menjadi penyedia infrastruktur telekomunikasi terkemuka di Asia Tenggara.
(uka)