Menko Airlangga Beberkan Pentingnya Presidensi G20 Indonesia

Selasa, 07 Desember 2021 - 11:54 WIB
loading...
Menko Airlangga Beberkan...
Menko Airlangga Hartarto dan Menlu Retno Marsudi saat pertemuan Sherpa Meeting Presidensi G20. Foto/Kemenko
A A A
JAKARTA - Sudah tiga Presidensi G20 diselenggarakan pada saat pandemi Covid-19 melanda dunia, dan Presidensi G20 Indonesia ini merupakan periode yang krusial untuk proses pemulihan ekonomi global, di tengah pandemi yang masih terus mengancam. Saat ini dunia masih menghadapi berbagai persoalan, antara lain kepanikan global akibat munculnya mutasi varian virus Omicron, masih adanya ketimpangan akses vaksin, perubahan iklim yang berdampak pada bencana alam dan terjadinya gangguan dan disrupsi pada rantai pasok (supply chain disruption).



"Pandemi yang tidak kunjung usai membuat ketidapastian dan ketimpangan ekonomi, dan menurunnya produktivitas. Saat ini kita juga melihat perbedaan kemampuan antar-negara dalam mengatasi pandemi dan memulihkan ekonomi, yang menyebabkan pemulihan ekonomi global tidak merata," kata Airlangga Hartarto, saat acara Sherpa Meeting Presidensi G20 secara virtual, Selasa (7/12/2021).

Menurut Airlangga, pemulihan pandemi dan ekonomi global yang tidak merata, menyebabkan semakin tingginya kemiskinan dan tidak tercapainya target SDGs 2030. Pembukaan kembali ekonomi masih sulit dilakukan karena ancaman gelombang pandemi akibat munculnya varian baru Omicron. Beberapa negara kembali menutup wilayahnya, mobilitas masyarakat yang sudah mulai bergerak, terancam kembali terganggu.

Di sinilah peran kolaborasi global, di mana melalui forum G20 akan menata kembali arsitektur kesehatan global, yang menjadi syarat perlu untuk pemulihan ekonomi. Sebagai forum premier kerja sama ekonomi multilateral, G20 saat ini harus menghasilkan langkah-langkah nyata dan terobosan besar, untuk mempercepat pemulihan bersama dan menjadi lebih kuat.

Presidensi G20 merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk menunjukkan kepemimpinan Indonesia dalam kancah global, guna menjawab berbagai tantangan internasional. Tentunya kepentingan nasional juga menjadi perhatian Pemerintah Indonesia, yaitu mewujudkan pemulihan ekonomi yang inklusif, berdaya-tahan, dan berkesinambungan.

Sejalan dengan kondisi saat ini, Presidensi G20 Indonesia mengangkat tema “Recover Together, Recover Stronger” atau ”Pulih Bersama”. Melalui tema ini, Indonesia mengajak seluruh dunia untuk bersama-sama melakukan pemulihan kondisi kesehatan yang tentunya akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dan berkelanjutan.

"G20 harus mampu menangani berbagai permasalahan struktural yang menghambat efisiensi dan produktivitas, serta mendorong perluasan inklusi ekonomi," kata Airlangga.

Sebagai gambaran kondisi pemulihan kesehatan di Indonesia, sejalan dengan target WHO untuk vaksinasi dosis ke-2, yaitu 40% dari jumlah penduduk, maka Indonesia diperkirakan akan mencapai sekitar 113 juta jiwa (41,8% dari total jumlah penduduk Indonesia) atau sekitar 54,3% dari sasaran pada akhir tahun 2021. Adapun posisi saat ini, capaian vaksinasi dosis-2 sejumlah 99,6 juta jiwa atau sekitar sekitar 37% dari total jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 47,8% dari sasaran.

Airlangga melanjutkan, Presiden memberikan arahan agar Presidensi G20 Indonesia Tahun 2022 mengusung 3 topik utama, yaitu (1) Arsitektur Kesehatan Global: upaya Indonesia untuk memperkuat dan menyusun kembali tata kelola dan arsitektur kesehatan global pasca pandemi. Mendorong ASEAN, terutama Indonesia menjadi transfer hub untuk pengembangan dan produksi vaksin.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1443 seconds (0.1#10.140)