Petani Milenial Belitung Kembangkan Pertanian Terintegrasi untuk Edukasi dan Pariwisata
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kiprah petani milenial asal Desa Kacang Butor, Kecamatan Badau, Kabupaten Belitung, Provinsi Bangka Belitung (Babel) ini perlu dicontoh. Dia adalah Candra, salah satu Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan (DPM/DPA) yang dibina Kementerian Pertanian (Kementan).
Candra sukses mengembangkan usaha tanaman organik sebagai sarana edukasi sekaligus pengembangan bisnis. Usahanya diberi nama Rimba Alam Bahagia, kawasan terintegrasi agroeduwisata.
Dalam keterangan tertulisnya, Candra menjelaskan bahwa usahanya berawal dari kepeduliannya terhadap pangan yang sehat, sehingga komoditas yang dikembangkan pun beragam. Dia menanam talas Belitung yang menjadi unggulannya hingga labu, lemon, serta buah-buah lokal lainnya.
(Baca juga:Presiden Jokowi Ajak Petani Milenial Pakai Mesin Tanam Padi)
“Saya berpikir bagaimana supaya masyarakat mendapat sayur yang sehat, karena di sini sayur organik sangat sulit diperolah, bahkan tidak ada,” katanya.
Setelah melihat potensi pasar, Candra memulai usahanya dengan membangun dua greenhouse berukuran 15 x 30 meter, dan kini berkembang menjadi delapan greenhouse. Didukung basis pendidikan sebagai guru, Candra berupaya mendorong usahanya terintegrasi dengan edukasi dan wisata, bagi kepentingan pelajar dan pengembangan potensi wisata.
“Saya bersyukur saat ini, Rimba Alam Bahagia telah menjadi kawasan ekowisata pertanian dan pembelajaran terintegrasi. Total lahan kami ada 32 hektare (ha). Ke depan, saya akan terus berupaya mengembangkan rumah-rumah pendidikan pelatihan (diklat) untuk menunjang pengetahuan pelajar dan masyarakat terhadap pertanian,” katanya.
(Baca juga:Mentan Ajak Petani Milenial Perkuat Kedaulatan Pangan)
Ketika Rimba Alam Bahagia menjalin kerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Belitung, Candra makin optimistis dapat menggerakkan anak muda di daerahnya untuk bekerja keras dan berinovasi di sektor pertanian.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengapresiasi inovasi yang dilakukan Candra ini. Dedi bersama Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) Idha Widi Arsanti Sabtu (11/12/2021) menyempatkan diri berkunjung ke kawasan Rimba Alam Bahagia.
Menurut Dedi, generasi milenial menjadi bonus demografi Indonesia yang harus terus diberdayakan, salah satunya di sektor pertanian. “Kementan mendorong dan mendukung DPM/DPA menjadi motor penggerak petani-petani milenial di daerah asal masing-masing,” katanya.
(Baca juga:Peran Petani Milenial Dongkrak Perekonomian)
Menurutnya, bidang usaha pertanian DPM/DPA bervariasi. Seperti misalnya budidaya hortikultura, tanaman pangan, ternak, pengolahan hasil pertanian, peternakan, perkebunan dan jasa alat mesin pertanian hingga agroeduwisata, seperti halnya Rimba Alam Bahagia ini.
Candra, kata Dedi, jeli mengembangan potensi di daerahnya yang indah nan asri yang berlokasi di pinggiran hutan dengan membudidayakan berbagai tanaman hortikultura. “Petani milenial terlebih DPM/DPA harus jeli melihat peluang dan mengembangkannya sesuai karakter dan potensinya,” kata Dedi.
Menurut Dedi, usaha yang ditekuni Candra ini tak hanya menguntungkan dari aspek bisnis, tapi juga berperan dalam menjaga ketahanan pangan, lingkungan dan bermanfaat bagi warga sekitar. “Usaha pertanian yang baik memikirkan keberlangsungan di masa depan, Candra telah melaksanakan itu semua,” puji Dedi.
(Baca juga:Kementan Siap Gaungkan Petani Milenial, Pilar Berkelanjutan Pertanian di Bengkulu)
Sebelumnya Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo meyakini hadirnya DPM/DPA dapat menjadi pengungkit regenerasi petani yang adaptif teknologi serta mendukung terwujudnya target 2,55 juta pengusaha pertanian dari kalangan milenial. “Mereka harus menjadi champion, melakukan trigger serta resonansi kepada petani milenial di daerahnya,” kata Mentan Syahrul.
Candra sukses mengembangkan usaha tanaman organik sebagai sarana edukasi sekaligus pengembangan bisnis. Usahanya diberi nama Rimba Alam Bahagia, kawasan terintegrasi agroeduwisata.
Dalam keterangan tertulisnya, Candra menjelaskan bahwa usahanya berawal dari kepeduliannya terhadap pangan yang sehat, sehingga komoditas yang dikembangkan pun beragam. Dia menanam talas Belitung yang menjadi unggulannya hingga labu, lemon, serta buah-buah lokal lainnya.
(Baca juga:Presiden Jokowi Ajak Petani Milenial Pakai Mesin Tanam Padi)
“Saya berpikir bagaimana supaya masyarakat mendapat sayur yang sehat, karena di sini sayur organik sangat sulit diperolah, bahkan tidak ada,” katanya.
Setelah melihat potensi pasar, Candra memulai usahanya dengan membangun dua greenhouse berukuran 15 x 30 meter, dan kini berkembang menjadi delapan greenhouse. Didukung basis pendidikan sebagai guru, Candra berupaya mendorong usahanya terintegrasi dengan edukasi dan wisata, bagi kepentingan pelajar dan pengembangan potensi wisata.
“Saya bersyukur saat ini, Rimba Alam Bahagia telah menjadi kawasan ekowisata pertanian dan pembelajaran terintegrasi. Total lahan kami ada 32 hektare (ha). Ke depan, saya akan terus berupaya mengembangkan rumah-rumah pendidikan pelatihan (diklat) untuk menunjang pengetahuan pelajar dan masyarakat terhadap pertanian,” katanya.
(Baca juga:Mentan Ajak Petani Milenial Perkuat Kedaulatan Pangan)
Ketika Rimba Alam Bahagia menjalin kerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Belitung, Candra makin optimistis dapat menggerakkan anak muda di daerahnya untuk bekerja keras dan berinovasi di sektor pertanian.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengapresiasi inovasi yang dilakukan Candra ini. Dedi bersama Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) Idha Widi Arsanti Sabtu (11/12/2021) menyempatkan diri berkunjung ke kawasan Rimba Alam Bahagia.
Menurut Dedi, generasi milenial menjadi bonus demografi Indonesia yang harus terus diberdayakan, salah satunya di sektor pertanian. “Kementan mendorong dan mendukung DPM/DPA menjadi motor penggerak petani-petani milenial di daerah asal masing-masing,” katanya.
(Baca juga:Peran Petani Milenial Dongkrak Perekonomian)
Menurutnya, bidang usaha pertanian DPM/DPA bervariasi. Seperti misalnya budidaya hortikultura, tanaman pangan, ternak, pengolahan hasil pertanian, peternakan, perkebunan dan jasa alat mesin pertanian hingga agroeduwisata, seperti halnya Rimba Alam Bahagia ini.
Candra, kata Dedi, jeli mengembangan potensi di daerahnya yang indah nan asri yang berlokasi di pinggiran hutan dengan membudidayakan berbagai tanaman hortikultura. “Petani milenial terlebih DPM/DPA harus jeli melihat peluang dan mengembangkannya sesuai karakter dan potensinya,” kata Dedi.
Menurut Dedi, usaha yang ditekuni Candra ini tak hanya menguntungkan dari aspek bisnis, tapi juga berperan dalam menjaga ketahanan pangan, lingkungan dan bermanfaat bagi warga sekitar. “Usaha pertanian yang baik memikirkan keberlangsungan di masa depan, Candra telah melaksanakan itu semua,” puji Dedi.
(Baca juga:Kementan Siap Gaungkan Petani Milenial, Pilar Berkelanjutan Pertanian di Bengkulu)
Sebelumnya Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo meyakini hadirnya DPM/DPA dapat menjadi pengungkit regenerasi petani yang adaptif teknologi serta mendukung terwujudnya target 2,55 juta pengusaha pertanian dari kalangan milenial. “Mereka harus menjadi champion, melakukan trigger serta resonansi kepada petani milenial di daerahnya,” kata Mentan Syahrul.
(dar)