Penerbangan Garuda Menyusut, AP II: Tak Berdampak Signifikan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Manajemen PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II meyakini pengurangan penerbangan maskapai Garuda Indonesia tidak berdampak signifikan bagi kinerja operasional sejumlah bandar udara (bandara) di bawah pengelolaan perseroan.
Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, meski terjadi kontraksi di sisi alat produksi maskapai penerbangan, namun secara volume atau jumlah menuju ke titik seimbang baru.
"Saat ini kapasitas bandara pesawat, runway terminal, apron dan lainnya. kalau bicara maskapai alat angkutnya saat ini memang ada kontraksi alat produksi maskapai. Tapi saya rasa jumlah itu sebenarnya menuju ke titik seimbang baru. Kami lagi mengamati titik keseimbangan baru," ujar Awaluddin, dikutip Selasa (14/12/2021).
Dia juga mengklaim hingga saat ini belum ada keluhan terjadinya kelangkaan pesawat. Meski begitu, tegas dia, AP II siap melakukan penyesuaian bila terjadi pengurangan rute penerbangan.
"Kalau saat ini secara umum belum ada keluhan nggak bisa terbang atau rute kurang, kalau ada mereka menyesuaikan. Ada keseimbangan baru dan optimalisasi baru. Kami juga operator bandara nggak bisa operasikan kayak dulu yang anytime," jelasnya.
Sebelumnya, Kementerian BUMN selaku pemegang saham akan mengurangi sejumlah rute penerbangan Garuda Indonesia, dari 237 rute menjadi 140 rute saja. Pemangkasan itu sejalan dengan pengembalian sejumlah armada pesawat Garuda Indonesia kepada lessor atau perusahaan penyewa pesawat.
Tak hanya itu, pemegang saham juga akan mengurangi jumlah pesawat Garuda Indonesia. Dari laporan Kementerian BUMN jumlah pesawat yang dioperasikan hanya di kisaran 50-60 saja.
Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, meski terjadi kontraksi di sisi alat produksi maskapai penerbangan, namun secara volume atau jumlah menuju ke titik seimbang baru.
"Saat ini kapasitas bandara pesawat, runway terminal, apron dan lainnya. kalau bicara maskapai alat angkutnya saat ini memang ada kontraksi alat produksi maskapai. Tapi saya rasa jumlah itu sebenarnya menuju ke titik seimbang baru. Kami lagi mengamati titik keseimbangan baru," ujar Awaluddin, dikutip Selasa (14/12/2021).
Dia juga mengklaim hingga saat ini belum ada keluhan terjadinya kelangkaan pesawat. Meski begitu, tegas dia, AP II siap melakukan penyesuaian bila terjadi pengurangan rute penerbangan.
"Kalau saat ini secara umum belum ada keluhan nggak bisa terbang atau rute kurang, kalau ada mereka menyesuaikan. Ada keseimbangan baru dan optimalisasi baru. Kami juga operator bandara nggak bisa operasikan kayak dulu yang anytime," jelasnya.
Sebelumnya, Kementerian BUMN selaku pemegang saham akan mengurangi sejumlah rute penerbangan Garuda Indonesia, dari 237 rute menjadi 140 rute saja. Pemangkasan itu sejalan dengan pengembalian sejumlah armada pesawat Garuda Indonesia kepada lessor atau perusahaan penyewa pesawat.
Tak hanya itu, pemegang saham juga akan mengurangi jumlah pesawat Garuda Indonesia. Dari laporan Kementerian BUMN jumlah pesawat yang dioperasikan hanya di kisaran 50-60 saja.
(fai)